5th; invitation

1.2K 134 3
                                    


Kang Seulgi's


Setelah sekian lama tidak bertemu, tanpa adanya kabar, akhirnya aku bisa bertemu dengannya lagi. Ditempat biasa dulu kami biasa bertemu, baik itu hanya menceritakan kegiatan masing-masing ataupun mengerjakan tugas. Disinilah kami, di sebuah cafe yang memiliki banyak sekali kenangan. Interior yang masih sama seperti dulu, dan para karyawan juga yang samar-samar masih mengenalku dengannya.


"Aha! Bukankah kalian dulu yang sewaktu SMA sering datang kemari?" Sapa salah satu pelayan kepada kami berdua setelah memberikan apa yang kami pesan. Akupun hanya tersenyum sebagai respon tetapi beda dengan Jongin, "Ya! Ahjussi masih mengenal kami berdua?"


"Pastinya. Wajahmu dan dia sama sekali tidak berubah. Dan lihatlah kalian yang sudah semakin tinggi saja, hahaha,"

"Apakah gadis yang ada didepanku ini semakin cantik?"

Pelayan itu sekilas menatapku sebelum menjawab, "Hm, wajahnya kelihatan semakin bersinar!"

"Tolong carikan pria yang sangat tampan untuknya, Ahjussi. Dia sekarang belum mendapatkan pasangan yang pas untuknya, hahaha,"

Apa maksudnya?

"Bukankah kalian adalah sepasang kekasih? Kalian sudah sangat lama datang hanya berdua di cafe ini,"


"Ahjussi sebaiknya kembali bekerja mengingat ada beberapa pelanggan yang baru saja datang," kata Jongin lalu pelayan itu pun pergi meninggalkan kami. Keheningan cukup lama tercipta. Aku... Tidak. Aku hanya ingin dia menjelaskan maksudnya ingin menemuiku dan apa yang ingin diberikan olehnya.


Secuil harapan kemudian muncul dibenakku. Apakah saat ini ia akan mengatakannya? Bukankah dia begitu rindu padaku sampai-sampai ingin menemuiku ketika baru saja kembali ke Korea?


"Bagaimana kabarmu, bear?" Bear. Sudah cukup lama aku tidak mendengar nama panggilan itu. "Kau tahu kan kalau aku bukan tipikal orang yang suka basa basi?" Jawabku lalu terkekeh sekilas. Ia pun terkekeh mengikutiku. "Kita sudah sangat lama tidak saling bicara seperti ini, bear. Maklumlah aku masih agak sedikit canggung kali ini."


"Cih, kau jangan merasa canggung denganku, Kai. Kita sudah lama berteman." Kulihat dia menyeruput kopi yang dipesannya tadi. Kai, adalah nama panggilan dariku untuknya. "Dan apa yang membuatmu ingin menemuiku kali ini? Jangan bilang kau sangat merindukanku, Hahaha," lanjutku lagi lalu tertawa. Mencoba menghilangkan rasa canggung yang ada. Berusaha sebisa mungkin agar bisa seperti dulu lagi. "Harus ku akui ketika aku sampai disini aku langsung mengingatmu, bear. Aku merasa bersalah tidak pernah menghubungimu semenjak kita kuliah."


"Dan kenapa kau tidak mengabariku waktu itu?"


"Waktu aku berangkat menuju ke New Zealand, aku lupa membawa ponselku. Kau tau kalau aku ini sangat pelupa bukan?" Aku pun terkekeh mendengar jawabannya. "Dan yang ku sadari waktu itu adalah aku yang telah terbiasa bersamamu, bear. Ketika aku lupa akan sesuatu kaulah yang menjadi pertama yang mengingatkan. Juga keberangkatanku waktu itu adalah menjadi yang pertama kalinya aku berpisah denganmu." Lanjutnya lagi membuatku bungkam. Dia seperti meyakinkanku akan satu hal yang menjadi harapanku hingga saat ini.


"Aku ingin berterima kasih atas semua yang telah kau lakukan terhadapku, bear." Tambahnya lagi lalu mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. "Ini, kumohon terimalah." Ia meletakkan sebuah kotak kecil diatas meja.




My Pretty Boy; seulminWhere stories live. Discover now