7th; Opened

1K 134 2
                                    



Kejadian itu sudah lewat beberapa hari yang lalu. Tetapi Namjoon masih terlihat tenang dan biasa saja. Juga tidak ada cincin yang terpasang di salah satu tangannya. Oh, Jimin mulai berpikir bahwa pemuda itu sengaja menyembunyikannya agar tidak diketahuinya.


"Jimin-ah." Panggil Namjoon ketika ia sudah berada di dekat Jimin. "Yes, brother?" Sahut Jimin lalu tersenyum. Namjoon masih belum mengetahui bahwa Jimin melihatnya mengantar Seulgi waktu itu. "Sudah menemui Seulgi hari ini?" Tanya Namjoon lalu melihat jam tangannya. Hari sudah mulai sore dan kegiatan perkuliahan mereka hari ini baru saja selesai. Kenapa Namjoon menanyakan Seulgi padanya? Jimin dibuat bingung oleh pemuda yang ada didepannya saat ini. "Aku baru saja ingin menelponnya, Joon-ah."


"Kalau begitu ikut aku."

"Kita akan pergi kemana?"

"Pokoknya ikuti saja aku. Kita bawa mobil masing-masing"





-------------





Jimin begitu heran ketika Namjoon ternyata mengajaknya untuk datang kerumah Seulgi. Setelah mereka menginjakkan kaki dirumah gadis itu barulah ia diinformasikan bahwa sang gadis sedang sakit. Dan ketika ditanya alasannya Namjoon dengan enteng menjawab bahwa Seulgi kelelahan. "Ketuk pintunya dua kali lalu masuk saja." perintah Namjoon kepada Jimin ketika mereka telah berada didepan pintu kamar Seulgi. Namjoon memang begitu familiar dengan rumah gadis itu. Tidak heran dia bisa dengan santainya datang seperti rumahnya sendiri.


Tetapi hal itu semakin membuat Jimin penasaran juga bercampur kesal. "Kenapa harus aku? Bukankah kau yang sudah biasa datang kesini? Bukannya kau yang lebih dekat dengan Seulgi?" Jimin sudah tidak tahan lagi. Ia ingin tahu jelas hubungan Seulgi dengan Namjoon, dan tidak ingin salah paham.





"Akan kuceritakan setelah ini." Jimin hanya diam lalu mengetuk pintu dan masuk. Dia tahu jika ia mendesak untuk dijelaskan sekarang, bersama Namjoon, hal itu hanya akan jadi sia-sia.


Dilihatnya gadis itu sedang tidur. Mereka diam untuk beberapa saat melihat gadis itu. Dengan muka yang polos dan mata tertutup, rasanya seperti melihat seorang putri yang sedang berada dalam dunia mimpi, dan ia merasa seperti berada dalam mimpi. Satu kata yang menurut Jimin mendeskripsikan Seulgi saat sedang tidur seperti ini;





Cantik






5 menit berlalu tanpa adanya percakapan disana. Namjoon membuka handphone nya seklilas lalu menghembuskan nafas perlahan. "Jimin-ah, aku harus pergi sekarang. Ayahku baru saja mengirimi pesan untuk kembali ke rumah karena ada urusan penting disana." kata Namjoon membuyarkan lamuan dari Jimin. Ia diam beberapa detik untuk meresap kembali apa yang baru saja dikatakan oleh pemuda itu.

"Kim Namjoon kau akan membiarkanku berdua dengannya?" tanyanya dengan tidak percaya. "Nde, dan kau tenang saja. Aku akan pergi bersama Minhyuk hyung. Kau bisa bebas disini tapi ingat jangan macam-macam."


"Minhyuk hyung?"


"Ya, dia adalah saudara kandung dari Seulgi."


"Kau sepertinya banyak tahu mengenai Seulgi" kata jimin terkesan dingin.


"Ini tidak seperti yang kau bayangkan, Jimin-ah. Aku tahu kau memiliki banyak pertanyaan mengenai hal ini dan kita butuh waktu untuk membicarakannya." setelah mengatakannya Namjoon menarik nafas lalu membuangnya pelan. Ia tahu betul jika pemuda itu mulai mencurigainya, tetapi waktu belum mengizinkannya untuk meluruskan semuanya. Sebenarnya ia memiliki satu tujuan membawa Jimin kesini, tetapi pemuda itu tidak menyadarinya. "Aku pergi," Jimin pun dalam diam melihat Namjoon keluar dari kamar itu.




Setelah Namjoon meninggalkannya didalam kamar Seulgi, ia pun diam. Dalam diam ia menatap gadis itu yang sedang tidur. Ia bahkan tak memiliki niat untuk membangunkan gadis itu. Saat ini ia ingin menikmati ciptaan Tuhan yang begitu cantik di depannya.




Tidak selang berapa lama tubuh Seulgi bergerak -menandakan ia mulai bangun dari tidurnya. Jimin seketika panik sendiri. Ia tidak tahu harus bagaimana sekarang. Rasanya ia seperti pencuri yang datang diam-diam ke kamar gadis itu.


Bagaimana jika Seulgi marah padanya karena masuk ke wilayahnya tanpa izin?

Bagaimana ia harus menjelaskan kepada gadis itu?

Apakah dia perlu jujur?

Apakah gadis itu akan percaya padanya?





"Oppa kenapa menungguku bangun..." Seulgi menggumam pelan dengan suara khas orang baru bangun dan terdengar jelas oleh Jimin. "Aku sudah baikkan, oppa. Dan kau bisa pergi dari kamarku sekarang." Tambahnya lagi. Ah, sekarang gadis itu mengira bahwa dirinya adalah sang kakak. Jimin pun hanya diam memperhatikan gerak gerik dari gadis itu dengan senyum yang tidak luntur dari wajahnya.





Seulgi pun mengusap matanya lalu melihat kembali presensi yang tidak mirip dengan kakaknya itu. Gadis itu kaget, cukup kaget ketika ia berhasil melihat dengan jelas bahwa yang sedang duduk didepannya itu adalah seorang Park Jimin yang sering menemaninya akhir-akhir ini. "Jimin?" Tanyanya dengan raut wajah tak percaya yang sangat kentara. "Iya Seul ini aku,"


"Bagaimana kau bisa kesini?"




--------------------------------

to be continue

------------------------

My Pretty Boy; seulminWhere stories live. Discover now