8th; soft 0,5

1.1K 133 2
                                    




Matahari menampakkan sinarnya menandakan pagi yang cerah. Dibuka matanya perlahan dan mendapati benda kecil berukuran persegi itu berbunyi sekilas. Diambilnya benda itu diatas nakas dan mulai memainkan jemarinya.


'Selamat pagi nona! Pagi yang indah sesuai dengan ramalanku semalam bukan? Sekarang bagun dan bersiaplah. Aku akan menjemputmu 1 jam semenjak pesan ini terkirim.'



Ia pun tersenyum simpul setelah membaca pesan itu lalu bergegas untuk mempersiapkan diri. Ya memang suasana hatinya sedang begitu baik sekarang ini. Entah karena pesan dari ponselnya atau cuaca yang mendukung mood-nya.


------


"Nona Kang ada tamu yang datang mencarimu di bawah"


"Bilang padanya untuk tunggu 10 menit lagi aku akan turun ke bawah" teriaknya dari dalam kamar lalu membuka lemari pakaian. Diambilnya kaus oranye dan jeans. Tak lupa juga ia memakai sepatu casual andalannya dan menguncir rambutnya.


Tidak.


Dengan segera ia pun mengganti pakaiannya. Ia lupa bahwa hari ini bukanlah hari untuk kuliah. Dengan asal ia membuka ikatan rambutnya dan dibiarkan terurai, dan mengambil asal dress yang menggantung dalam lemari.


Dituruninya tangga dengan cukup cepat, dan mendapati seseorang yang menunggunya berdiri lalu menyilangkan tangan didepan dada. "Maaf membuatmu menunggu lama, Jim" katanya sambil merapikan pakaiannya. Pemuda yang ada didepannya itu hanya diam menatapnya. Terpaku melihat sisi lain dari sang gadis yang baru dilihatnya kali ini. Awalnya pemuda itu ingin marah, tetapi apa yang dilihatnya sekarang membuatnya bungkam.


Penampilan Seulgi begitu berbeda dengan yang dilihat Jimin sebelumnya. Dress putih selutut beserta rambut yang dibiarkan terurai dan sepatu flat membuatnya terlihat sangat feminim. Berbeda dengan gaya yang biasanya jika ia pergi ke kampus. Sangat berbeda di mata seorang Jimin.


"Jim?" Tangan Seulgi bergerak di depan kedua mata Jimin yang menatapnya dengan tatapan kosong. "Ah- iya seul. Kita berangkat sekarang?" Yang ditanya tanpa ragu menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Hari ini adalah hari libur dan Jimin mengajak Seulgi untuk sekedar jalan-jalan. Ia sendiri mulai memberanikan diri untuk bergerak lebih dan Seulgi dengan tidak keberatan menerimanya.


Jimin yang berjalan keluar hampir membelakangi Seulgi membuat gadis itu memperhatikannya dari belakang dan tersenyum. Ia suka melihat pria yang memakai baju berwarna putih polos dan dipadukan dengan celana jeans. Apa yang disukainya itu sedang dipakai Jimin sekarang.


"Silahkan masuk nona." Kata Jimin setelah membuka pintu mobilnya dan membuat Seulgi jadi salah tingkah ketika dia tertangkap basah sedang memperhatikan Jimin. Pemuda itu terlampau senang. Sangat senang mengetahuinya dan pada akhirnya ia pun menahan tawa melihat tingkah Seulgi sekarang. Gadis itu pun kesal dan langsung masuk kedalam mobil.


"Jangan ngambek dong. Muka-nya jadi nggak cantik lagi kalo ngambek gitu." Oh jimin begitu berani menggoda seorang kang seulgi. Ini kali pertama bagi seulgi digoda seperti itu. Ya, ini untuk kali pertama bagi gadis rumahan seperti seulgi. "PARK JIMIN!" Pipinya pun sudah merona merah dan terlihat sangat lucu sekarang. Jimin begitu menahan dirinya agar tidak menyentuh pipi sang gadis. Dan Jimin merasa bahwa hari ini adalah hari paling indah, dibuat jatuh lagi lebih dalam. Sekarang ia tahu bahwa ia menginginkan seulgi lebih dari seorang teman.


------


"Kita butuh tenaga untuk jalan-jalan hari ini. Jadi sebelumnya mari kita isi perut kita."


"Ah itu memang menjadi sebuah keharusan, park jimin!"


"Hm?" Jimin tampak bingung atau mungkin otaknya begitu lama berproses menemukan makna dari apa yang baru dikatakan seulgi.


"Bagaimana jika kita makan bibimbap?" Ia tahu bahwa jimin sepertinya belum bisa menangkap dengan apa yang dikatakan dia sebelumnya. Tetapi ia tahu bahwa percakapan akan jadi lebih panjang jika dijelaskan. Maka dari itu dia tidak mengindahkannya agar tidak membuang waktu untuk makan.



"Baiklah!" Jujur jimin begitu penasaran maksud dari gadis itu sebelumnya tapi ia juga tidak ingin membuat suasana hati dari seulgi berubah. Toh, seulgi juga sudah memberikan saran untuk menu apa yang bisa mereka makan sekarang tanpa perlu berpikir keras untuk menyarankan makanan apa. Karena ia membutuhkan 'kepastian' bukan kata 'terserah'.


"Cha, kita sudah sampai di restoran yang menyediakan bibimbap. Ini adalah restoran langganan ku dengan sahabatku namjoon."



"Kim namjoon?" Tanya seulgi heran.


"Ya kim namjoon yang kau kenal itu, seulgi."


"Kenapa aku baru tahu..." wajah bingung seulgi membuat jimin gemas dan pada akhirnya ia pun mencubit pipi seulgi. "Hei kau bertingkah menggemaskan hari ini, kang seulgi. Tidak sadarkah kau dengan hal ini?" Seulgi pun hanya menampakkan cengiran kuda karna ia juga bingung kenapa bisa seperti ini. Ini adalah hal yang tidak pernah dilihat oleh jimin dan hal ini juga membuatnya menjadi sangat begitu senang.


"Kang Seulgi kau begitu berbeda hari ini." tambahnya lagi lalu tersenyum sembari menggelengkan kepala dan hanya direspon dengan kekehan kecil dari seulgi.


------


"Hei gaya makanmu ternyata seperti beruang ya." Celetuk jimin ketika memperhatikan seulgi memakan makanannya dalam diam tapi tak pernah berhenti untuk mengunyah. Ini kali pertama jimin makan bersama seulgi. "Makannya harus ada jeda, setidaknya minum sedikit karena nanti bisa tersedak." Tambahnya lagi sambil memberikan segelas air putih untuk seulgi.


Dilihatnya jimin belum menghabiskan makanannya. "Jangan berkomentar seperti itu kalau sendirinya belum menghabiskan makanan." Kata seulgi sebelum meminum air yang diberikan jimin dan-


"Uhuk! Uhuk!"


"Baru saja kubilang.." komentarnya lalu memutar meja, duduk disamping seulgi dan menepuk bagian punggung gadis itu, membantunya agar bisa berhenti untuk tersedak. "Terima kasih." Kata seulgi sesaat setelah ia berhenti tersedak. Ia pun akhinya menatap jimin dan tersenyum tulus. "Dan maaf tidak mendengarkan omelanmu itu, hehe."



-----------------------------------------

to be continue

------------------------------

Soft 0,5
Soon 1,0

My Pretty Boy; seulminWhere stories live. Discover now