16

513 37 2
                                    

Milka tersenyum menatap langit² kamarnya,membayangkan kejadian beberapa jam yg lalu,di mana David kembali bersikap manis padanya selama 2 tahun terakhir,tak bisa di pungkiri jika Milka merindukan kebersamaan itu,antara dirinya dan David.

Milka meraih ponselnya dan membuka galeri fotonya,di mana ada fotonya dan David yg bertatap muka saat latian dance,beberapa video dance.nya dan David yg waktu itu.
Waktu di mana belum ada yg menggeser posisinya,posisinya sebagai pendamping David,dan sekarang???
Milka tersenyum miris saat posisi itu tergeser karna keegoisannya,Raya memang lebih cocok menjadi pengajar dance wanita,pengganti dirinya.

"Aku suka dirimu yang apa adanya,bukan arogan seperti ini" bentakan David masih terngiang di telinga Milka

Bentakan David beberapa minggu yg lalu saat dia ingin menampar wajah polos dan tenang milik Raya

"Mama....." lirih Milka mengusap sebuah foto Alm.Mamanya
"Maafkan Ika yg sudah bikin mama kecewa,maafkan Ika ma" lirih Milka mengusap foto itu dengan linangan air mata

Ika,adalah panggilan kesayangan dari mamanya untuk Milka,putri tunggal,putri kesayangan keluarga yg slalu di bangga²kan,dan semua itu?sudah lenyap seiring sikap arogannya yg hadir begitu saja.

Milka berjalan mendekati piano yg ada di kamarnya,menyentuhnya hingga menimbulkan suara,memutarinya dan berakhir duduk di depan piano,memainkannya dan menimbulkan sebuah alunan musik yg sangat di sukainya,menemani dalam kesepiannya.

_-°^°-_    _-°^°-_   _-°^°-_   _-°^°-_

"Maafkan aku untuk janjiku"

Raya mendongak menatap iris mata Mondy yg kini juga menatapnya.

"Kakak mengingatnya?" tnya Raya sedikit tak percaya,atau mungkin memang tak mempercayainya

"Janji itu slalu menghantuiku dan membawaku kembali ke sini,di tempat ini,dan bersamamu,bersama org yg sama seperti 12 tahun yg lalu,si kecil dengan sejuta tangisannya,si manis dengan sejuta senyumnya,dan si......."

"Kau.....kau menjengkelkan om" sela Raya cepat

"Itu kenyataannya dek" kata Mondy terkekeh kecil

"Sifat tua bangka.mu slalu membuat suasana hatiku hancur,kau???perusak suasana" kata Raya jengkel melihat kekehan Mondy

"Aku tersinggung" lirih Mondy memalingkan wajahnya

Raya mengukir senyum di bibir manisnya

"Dan kau juga masih sama,tampan,baik,manis,dan mudah tersinggung" kata Raya sedikit meledek dengan tawa kecilnya

"Bahkan kau tak berubah sama sekali,selainnnn....?"

"Hati dan perasaanku tak pernah berubah" sahut Mondy cepat

"Kau yg berubah" lanjut Mondy pelan

Raya menundukkan kepalanya,apa yg di katakan Mondy benar,dia memang berubah,bahkan tergoda sama org terdekat Mondy

"Maafkan aku" lirihan Raya pelan, membuat Mondy menatap Raya yg kini menundukkan kepalanya

"Jangan menunduk,atau mahkotamu akan jatuh" kata Mondy yg berhasil membuat Raya mendongak menatap Mondy

"Mahkotaku tak akan jatuh kak,ada kamu yang slalu mengingatkanku" jawab Raya mantap sembari tersenyum ke arah Mondy

"Lupakan" kata Mondy singkat

"Jangan bilang kau malu kak,ahhh memalukan" desis raya tertawa

"Gimana sama janjinya?" tanya Mondy menghentikan tawa Raya

"Kau mau menggantinya mungkin?Hp keluaran terbaru?laptop?mobil?atau...?"

"Aku masih menginginkan hal yg sama kak" sela Raya cepat

"Aku masih menginginkan hal yang sama,sama seperti dulu saat aku mengucapkannya dengan antusias di sini,Bersamamu" kata Raya menekan kata terakhir

Mondy tersenyum menatap Raya,mengacak rambut Raya pelan

"Pulang?" tnya Mondy

"Tp sunsetnya?"

"Kita nggk pakai Mobil sayang,kita pakai sepeda,nanti kamu kemaleman,dan aku bakal di hajar sama bunda dan kakak tersayangmu itu" jawab Mondy tertawa melihat bibir raya yg mengerucut

"Sejak kapan bunda tega memarahimu?dia bahkan lebih menyayangimu" kata Raya dengan bibir kerucutnya dan berdiri

"Karna aku bakal jd menantunya nanti,meminangmu" kata Mondy terkikik mengikuti langkah Raya dari belakang,sedangkan Raya hanya menggerutu cantik

<~><~><~><~><~><~><~>

"Vid" panggil seseorang dari belakang

David menoleh kebelakang,memamerkan senyum termanisnya ke arah org yg memanggilnya

"Iya sayang" jawab David mengacak rambut panjang org tsb,yg tak lain tak bukan adalah Raya

Di sisi lain......

Milka berdiri tak jauh dari Ravid,tersenyum tipis seraya menatap kue buatannya,yg memang di buat khusus untuk David,sebagai ucapan terima kasih karna sudah berbaik hati untuk menyadarkannya.

"Hay Mil" panggil teman Milka kecang,membuat Milka kaget dan langsung memutar bola matanya ke arah org yg memanggilnya

Raya dan David membalikkan badannya,menatap ke arah suara yg memang sedikit kecang di dengar olrh gendang telinganya.

David tersenyum saat melihat kotak yg ada di tangan Milka,kue kesukaannya yg dulu slalu Milka buatkan untuknya,Dulu...sebelum Milka berubah

"Chie....." suara Raya mengejek saat menyadari David tersenyum menatap Milka yg asik bersama org yg memanggilnya

"Apa sih sayang" kata David menutupi rasa malunya

"Jangan memanggilku sayang,jika kau sudah membaginya" kata Raya mengerucutkan bibirnya yg membuat David gemas sendiri

"Maafkan aku Sayanggg" kata David memohon

"Udah ah...masuk yukk" ajak Raya mengakhiri dramanya saat melihat Milka menatap ke arahnya,tatapan sendu dari Milka membuat Raya tak tega slalu bermesraan bersama David

Raya bukan org bodoh yg tak tau jika Milka menyukai David,bahkan perubahan yg ada di diri Milka karna kecemburuan dari perilaku David yg lebih menyayanginya dari pada Milka

Raya berjalan terlebih dulu ke arah kelas,yg di ikuti David yg ikut berjalan dari belakang dengan senyum termanisnya

"Brakkk"

Milka sedikit terpental kebelakang dengan kotak yg jatuh beserta kue yg berserakan di lantai,Milka menatap kue² tersebut dengan Miris,semiris cerita hidupnya yg bertolak belakang dengan kenyataan yg ia inginkan

"Maaf,saya nggk sengaja" suara itu terdengar di gendang telinga Milka,membuat Milka mendongak dan menatap ke asal suara

"Ah,nggk papa kok pak,salah saya juga yang ceroboh karna berjalan nggk lihat²" kata Milka sopan

"Sekali lagi maafkan saya ya pak,saya akan membersihkannya" kata Milka lg

Org yg di panggil pak tersebut sedikit bingung dengan tingkah remaja seumuran adiknya itu,yg waktu itu hendak menampar Rayanya yg beralih menampar pipi adiknya,Mondy....pak Mondy lah yg di tabrak oleh Milka,jika ini  di persidangan,sudah pasti yg salah adalah Mondy,tp Mondy tak berkutik saat melihat perubahan sikap muridnya tersebut,sikap yg lebih manis dari pada biasanya.......

Bersambung........

Bukan Sinetron Where stories live. Discover now