[20]

126 8 7
                                    

Senja langsung menoleh, memasang wajah bingung, "ngapa emang?"
"Jawab aja dulu!" Sari ngotot deh,
"Ya bodo amat." Senja kembali memfokuskan dirinya pada permainan tercinta.

"Kalo dia deketin lu gimana?"
"Ya ga gua deketin balik lah! Bego lu ya, Sar?"
"Hmmmm.." asli, wajah Sari ngeselin banget! "Lagi di depan si, Della doang bilang gitu, ntar mah tau-tau nya chattan.." bener bener kompor ni anak. Ngeselin, pelit, gendut, rese juga. Paket komplit! Siapa yang mau jadi pacar, Sari?

"Apan si lu, Sar?! Gak jelas bego!" Eh eh, Senja marah beneran, tatapannya tetap ke handphone, nada bicaranya saja yang benar-benar berubah.

"Hahaha.."

🍁

Hujan sempat datang lagi tadi, membuat keinginan mereka pulang harus tertunda, dan kini hujan sudah kembali reda.

Saat masih hujan tadi, aku juga tidak duduk disamping Senja, entah kenapa, dia senang sekali berada di sebelah Andi. Yasudah, aku tidak mau memaksa, terserah dia, mau di dekatku atau dekat Andi, atau Riko sekalipun. Asal jangan dekat Meli!!!

Tadi sambil nunggu hujan reda juga sempat membahas kakaknya Andi, katanya, kakaknya Andi itu cantik, putih, tinggi, rambutnya bagus, pokonya tipikal cewek idaman.
"Tau, lu gak suka apa sama teteh lu Ndi?" Pertanyaan macam apa itu, Senja?

"Bocah goblok, yakali ya gua suka sama teteh gua sendiri," Andi menjawab sambil tertawa kecil, Senja ini lagian memang bodoh atau bagaimana sih?

"Yakali kan, abisan cakep gitu, gua aja suka."

"Wah Del!"
"Wah bahayaaaa."
"Keceplosan mampus hahahaha.."
Aku hanya ikut tertawa saja, moodku langsung hilang entah terbang ke planet mana.

"Ih, suka doang, kaga sayang." Membela diri!
"Masa?"
"Kompor semua lu pada!"

Hujan berhenti saat bahasan sampai di Senja mengakui ia menyukai kakaknya Andi. Dan mereka langsung saja siap-siap pulang.

Aku yang biasanya selalu memegangi ujung bajunya, hari itu tidak, malas.

Tapi ia menghampiriku, "Della, kenapa?"
Aku menggeleng sambil tersenyum, senyum yang kuusahakan tulus setulus-tulusnya.

"Salah ngomong tadi, kakaknya Andi emang cantik, gua suka, tapi gak sayang, gak pengen juga pacaran sama dia." Aku hanya mengangguk lagi.

"Ih, sumpah, Della, guamah ga sayang sama dia, bukan suka juga si sebenernya, ya gimana ya, ih, gua ga suka. Cuma bercanda tadi." Yang lain sudah diluar, aku dan Senja masih di dalam.

"Della, jangan marah,"
Aku menggeleng, tiba-tiba ia malah memelukku, membuat jantungku berdegup kencang, aku tidak balas memeluk, tanganku tetap diam.

"Jangan marah, maaf, gua sayang lu." Dan pelukannya dilepas, ia merapihkan rambutku yang selalu saja berantakan, sambil bilang, "gua pulang,"

Aku mengantarnya sampai depan, ia memarkirkan motor sambil sesekali melihatku dan tersenyum, hanya kubalas dengan senyum tipis.

Dan, kedua motor itu benar-benar sudah tidak terlihat lagi dari depan rumahku. Senja sudah pulang. Dan rindu langsung datang.

🍁

Aku belum bilang, ya? Kalau dari kemarin itu libur semester dan akhir tahun sudah dimulai. Iya, dari Meli bertemu Senja, itu sudah liburan.

Aku sudah sangat rindu Senja!!
Ingin bertemu, ingin memeluknya!!

Posisiku saat ini dirumah nenek, di balkonnya, memandang langit yang tengah mengeluarkan rintik hujan, tentu saja aku disini bersama, Mira.

Kenapa ya, saat hujan, rindu malah lebih terasa?
Seakan menambah sesak di dada.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 10, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

SENJAKUWhere stories live. Discover now