[2]

978 83 10
                                    

Aku kembali, ingin melanjutkan tulisan tentang kisah konyol bersamamu.
Kalian sudah siap membacanya?
Tidak perlu dijawab, karena aku akan langsung mulai menceritakannya, tahap demi tahap.

Ku mulai dari pertama aku melihatnya, melihatnya yang berlatar belakang lampu jalan di depan masjid.

🍁

Dua tahun lalu.
Kali pertama kita bertemu.

Waktu itu, malam Minggu, Glen, kekasih Mira--sahabat sekaligus saudara ku-- berulang tahun yang ke-17. Dirumahnya diadakan syukuran, makan makan bersama teman terdekat. Tidak banyak. Makanannya juga tidak begitu mewah. Hanya sayur asem, ayam dan tempe goreng, juga sambal dan lalapan.

Acara berlangsung lancar. Acara makan makan selesai, aku, Mira, dan Sari membantu mamahnya Glen merapihkan piring piring kotor, karena teman perempuan hanya kita bertiga yang diundang. Maksudku berdua. Kan Mira pacar. Bukan teman.

Hari juga sudah malam, teman-teman Glen yang notabenenya juga teman ku sudah pulang. kenapa notabene nya teman ku?karena memang anak anak kelasan yang diundang. Tidak, tidak semua datang. Sudah kubilang kan hanya teman dekat?kisaran 15 orang saja yang datang. Aku lupa detailnya siapa saja.

"Mir, tunggu di depan masjid aja gih." Suruh Glen, karena memang rumahnya melewati gang sempit dulu, jadi ribet kalau naik motor. Sebenarnya tidak ribet. Karena ada aku, jadilah ribet. Gang kecil naik motor bonceng tiga apa gak ribet?

Mira mengangguk, pamitan kepada ibu Glen, begitupun aku. kemudian berjalan beriringan bersama ku ke masjid yang letaknya tidak begitu jauh dari rumah Glen.

Aku lupa, Sari belum pulang, dia ikut bersama ku dan Mira menunggu Glen. Sari juga sedang menunggu kekasihnya menjemput. Kami mengobrol supaya tidak bosan. Sampai akhirnya kekasih Sari datang. Sari pun pamit pulang duluan. Tinggallah aku berdua dengan Mira.

Entah kenapa, rasanya, Glen lama sekali, "ko lama amat ya?" Mira bersuara, niatnya mungkin hanya menggumam, tapi aku mendengar.

Ada beberapa warga yang tinggal disana berlalu lalang, ada yang berjalan kaki dan juga menggunakan motor. Tapi, tiba tiba ada satu motor dari arah kiri mendekat, ku kira sama seperti motor motor lain yang hanya melintas di depan kami, ternyata, motor itu berhenti tepat di depanku dan Mira. Pengendara motor yang ku ketahui lelaki itu tidak mengenakan helm. Karena ini memang perkampungan, kedepan sedikit baru jalan raya. Lelaki itupun bertanya. "Mir, Bowo mana?"

Kalau kalian bingung siapa itu bowo, akan ku jelaskan. Bowo itu nama panggilan si Glen. Aku gatau detailnya gimana sampai dia mempunyai nama panggilan Bowo. Seperti tokoh kartun yang berjudul 'Adit, Sopo dan Bowo.' eh, itu bukan sih judul kartunnya?sudah, kembali ke cerita utama.

"Dirumah, lagi ngambil motor." Jawab Mira berusaha ramah tapi tetap datar.

Maaf dipotong, aku akan bercerita sedikit tentang Mira.
Mira adalah tipe kekasih yang penurut. Tidak mau melukai hati kekasihnya. Ya itu contohnya, ia tau kalau Glen tidak suka bila ia berbincang dengan lawan jenis. Meskipun itu sahabat Glen sendiri.
Bahkan pernah, Glen cemburu pada saudaraku yang jelas jelas saudara Mira juga.

Dan waktu itu pernah, Mira bercerita kepadaku, ia diajak ngobrol Iyus, teman sekelas ku, Glen, dan dia, dan detailnya, Iyus mantan Mira sewaktu SMP dulu. Mira, Iyus dan Glen juga sekelas dulu.

"Elu kemaren sih ga masuk!" Celotehnya waktu itu. Kalian harus tau, Mira bukan tipe perempuan yang senang bergosip. bukan juga perempuan yang senang berbagi cerita. Kepadaku saja, mungkin hanya seperlunya.

SENJAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang