[19]

278 11 13
                                    

"lu kemana aja?kemaren gua samper pada gak ada dirumah!" Meli, temanku.

"Kan studytour ke Bandung bego."
"Iya, gua kira pada ada dirumah, kan gua gak tau."
"Mampus haha.."
"Lu udah punya pacar ya, Del?" Tanya Meli tiba-tiba, sebenarnya dia adik kelas sewaktu SD dan Mts, tetangga dekat juga.

"Haha iya, kenapa?"
"Asik lah, pengen ketemu gua,"

Ih ngapain sih!kepo.

Iya, sedikit cerita ya, Meli itu memang patut dicurigakan, karena sudah beberapa kali dekat dengan lelaki yang masih menjadi kekasih orang. Bukannya apa-apa, bukannya soudzon, hanya waspada, tidak salah 'kan?

"Iya, lu sih gapernah kerumah gue kalo dia lagi kerumah,"
"Emang pernah kesini?"
"Pernah,"
"Kapan?emang iya Mir si Della pacarnya pernah kesini?"

Mira hanya mengangguk, "anjay, terus terus, mamah lu gimana?ngomel gak?kepo gak?"
"Kaga."
"Orang mana sih?"
"Temennya Glen."
"Oh temen si Glen, Mir?" Mira mengangguk lagi, "kenal si Denis dong dia?"
"Kenal,"
"Oh terus dia tau kalo lu mantan Denis?"

Aku menghela nafas, kalian pasti bisa menilai, Meli itu seperti apa, superkepo dan ya begitulah.

Aku tidak menjawab pertanyaan terakhir Meli, aku lebih memilih membalas pesan yang baru saja masuk dari kekasihku, Senja.

Senjabloon😛•
Gua kerumah lu
Otw

Gak ada angin gak ada hujan, tiba-tiba chat kaya gitu!!ah Senja tau saja apa yang bisa bikin aku senang.

Rindu juga, habis LDR sehari. Bandung- Bogor. Hahaa

Tapi aku juga panik, untungnya sudah mandi, "Mira, kata Senja, dia mau kesini, otw katanya,"

Mira terlihat kaget, tapi dengan cepat merubah raut wajahnya menjadi biasa saja, "ko Glen ga bilang?sama Glen ga gitu tanya,"

Aku langsung membalas SMS Senja seperti yang disuruh Mira barusan.

Senjabloon 😛•
Iya
Gua otw nih

---

"Iya Mir, sama Glen juga."

Sore ini sedikit gerimis, dan juga becek. Bekas hujan lebat tadi siang, Desember, memang musim hujan.

Membuat banyak genangan di setiap lubang yang ada dijalan.

Tapi itu Desember tahun 2016 dulu, bagiku kini, Desember bukan lagi musim hujan, melainkan musim rindu.

Bulan yang telah berhasil menenggelamkan diriku dalam lautan sebuah rindu yang sendu.

Masih ada, Meli dirumah. Ah itu artinya dia akan bertemu dengan, Senja, aku takut, takut kalau Meli menyukai Senja dan begitupun sebaliknya. Bagaimana kalau itu sampai terjadi?

Aku mengepel lantai dengan fikiran yang dipenuhi oleh pertanyaan konyol itu. Sampai kegiatan ngepel ku selesai, datanglah dua motor di depan kontrakan kecil yang ku tempati ini, kali ini Senja tidak hanya ditemani Glen dan Riko. Andi, saudara Glen juga ikut.

Andi masih kelas 2 SMP, awalnya sih, ku kira masih SD, karena badannya kecil sekali, seperti belum pantas menjadi anak SMP. Tapi tingkahnya benar-benar sudah seperti anak seumuran Senja, Glen dan Riko. Ikut-ikutan merokok. Tapi kayanya, kalau untuk minum Andi belum deh, sudah pasti Glen melarang.

"Oh itu, Del?ih tinggi anjir, lu mah pendek haha kalo sama gua mah, ya guanya ga pendek-pendek amat dah." Tuh kan, apa coba maksud Meli?

Aku hanya tersenyum masam. Malas menanggapinya. Senja masuk, begitupun dengan Glen, Riko, Andi dan Sari yang baru saja datang. Rumahku ramai sore ini.

Senja duduk dekat jendela, aku dekat pintu, dekat, hanya tidak samping sampingan, Senja sibuk bermain game dengan Andi. Aku mau mendekati tapi si rese Meli terus saja duduk disampingku dan menggenggam tanganku, seperti tidak ingin melihatku duduk berdua dengan Senja. Menyebalkan!

Soal Ringga juga sudah selesai, setelah ku coba jelaskan berkali-kali lewat telfon dan juga bantuan Mira, Glen dan Sari. Akhirnya Senja percaya bahwa aku hanya sekedar foto bertiga saja.

"Yah kocak bego lu Ja hahahaha.."
Senja menoleh melihat ke arah Meli yang menertawakannya karena kalah bermain game minimilitia dengan Andi, kemudian tersenyum, bukan senyum manis yang biasa ia tunjukkan, ini senyum paksaan.

"Emang maenan apan sih?coba sini gua minjem,"
"Tar ah."

Bagus Senja, jutekin aja!
Batinku tertawa puas!haha!

"Yailah medit bat lu jadi orang,"
"Mel lepas, gue pengen pipis." Aku melepas paksa genggamannya dan berjalan ke kamar mandi. Sebenarnya tidak mau pipis, hanya malas saja tangan terus di genggamnya.

Aku kembali dan lebih memilih duduk diluar, malas di dalam, percuma juga, tidak bisa duduk bersampingan dengan, Senja.

Sari, ia juga tau kalau aku tidak nyaman dengan Meli. Buktinya, Sari melihat Meli dengan tatapan tidak menyenangkan. Sari memang kurang suka ke Meli, begitupun sebaliknya. Kalau aku, setidak suka gimanapun ke orang, tetap berusaha tidak memperlihatkan, kecuali kalau memang sudah benar-benar tidak suka.

"Della ko lu diluar sih?pacar lu di dalem juga,"

Ada elu tai makanya gue keluar. Ga sadar diri dasar! tapi yang kulakukan hanya tersenyum, senyum yang kuusahakan tulus.

"Meliiii!!"
"Bocah teh ya udah sore juga ngeladog aja kerjaan teh!"
"Ih si mamah!malu-maluin anaknya bae! Gua udah gede ge masih aja di cariin!"

Mamahnya Meli datang, ya memang terkadang seperti itu, Meli juga masih SMP waktu itu, SMP kelas 3. Tapi anaknya so udah gede. Sok iye.

"Udah sana balik lu, nanti malah gue yang dikira nyuruh lu gaboleh balik." Suruh ku, lebih tepatnya sih, supaya tidak ada lagi yang rese!

"Males banget gua teh Ama Ema gu..."
"MELIIIII!!"
"IYA!AH ILAH RESE BANGAT EMAK-EMAK!"
"Gua balik ya Del,"
"Iya, sana balik anak kecil yang bandel hahaha.."

Yesssssss, Meli si rese pulang. Hahaha..
Aku kembali masuk kedalam, Mira, Sari dan Glen langsung bertanya, "ngapa dia?"

"Disuruh balik emaknya haha." Jawabku senang,

"Kocak sumpah, Del,"
"Tau, ati-ati lu, jangan jangan dia suka ke si Senja!" Sari ikut-ikutan nambahin!

Yang namanya disebut pun melirik sebentar, Glen juga sudah ikutan sibuk main game bersama Senja, Andi, dan Riko.

"Tau, kocak anjir! tangan gua di pegang terus!" Ya maklum perempuan, gosip. Bukan gosip sih, fakta 'kan?

"Iya, kaya gamau lu Deket gitu ke, Senja,"
"Gua rasa mah ya, Del! Dia teh suka ke si Senja." Sari terus saja jadi kompor biar aku meledak!
"Tapi kalo kata gua mah ya, Del, dia cuma gamau keliatan banget jonesnya deh, makanya dia gamau lu berduaan sama Senja."

Aku manggut-manggut, iya, memang dua kemungkinan yang sangat masuk akal kalau difikir. Ya kalau Meli suka ke aku kan gamungkin banget!

"Kenapa si emang?" Senja bertanya, kepo juga ternyata.
"Si Meli." Jawabku langsung
"Kenapa dia?"
"Gapapa,"

Senja manggut-manggut, sambil meneruskan permainan di handphonenya ia berkata, "bocah kocak, gajelas bat tingkahnya, kaya cacing kepanasan."

Rasa ingin tertawa mendengar Senja bilang begitu.
"Kalo dia suka sama lu?gimana, Ja?"
Sari mewakilkan pertanyaan yang ada dihatiku!!!!! Luv u Sari! Muach!

***
-

-- Amel.e17

Sorry ya gays, baru update lagi hehehehe. Amel yang unyu ini lagi sibux UN dan USBN. Alhamdulillah UN mah udah, tinggal USBN sama ukom☹️doakan ya gays ehhehehe.

Oke, havefun pas baca. Don't forget to vote, coment and share ke semua temen temen kalian okey! Luv u!

SENJAKUWhere stories live. Discover now