i : senin; lain kali

7.3K 1K 73
                                    

kecilnya sekolah arsen buat seluruh murid yang eskul outdoor pakai lapangan yang sama, tapi khusus buat basket pakai satu sisi lapangan penuh, dan yang lain berbagi.

arsen selalu malas setiap senin. gak cuma upacara dan razia osis tiba-tiba yang buat satu kelas ricuh; entah karna rambut atau make up, tapi ditambah lagi harus latihan dengan eskul lain di lapangan yang sama.

arsen suka sekali basket, tapi seratus persen benci keributan. latihan hari senin buat hampir seluruh murid yang eskul tatap dia seolah arsen kudapan lezat. bukan tinggi hati, itu faktanya.

"di rumah gue aja," katanya, setelah dengar satu gerombol anak perempuan dari eskul paskibra yamg julit  disengaja beberapa langkah dari tempatnya duduk.

"da manusia mah suka gak ngaca. rumah sia jauh, kang arsen." kata bima, orang sunda asli, setiap nyinyir pakai sundanese betulan buat arsen mau depak dia dari tim.

"udahlah, santai. silent aja kuping lo, yuk pemanasan." kali ini hasan yang buka suara, kapten basket sekaligus ketua osis betulan halus main karakternya.

lagi, arsen latihan dengan perasaan dongkol. seperti biasa, senin memang musuh besar arsen, satu tim basketnya tau jelas itu.
















jisoo athea betulan bentuk nyata dari khayalan atau tipe ideal perempuan di mata semua lelaki. paket lengkap, tapi sama sekali gak hemat.

semuanya oke, minus mulutnya yang pedas. cocok berteman sama arsen, dapar julukan mulut panas. athea tersanjung.

hari ini jadwal wajib kumpul paduan suara, dilain sisi dari fakta bahwa athea punya mulut pedas dan terkesan salty, perempuan ini punya suara yang oke buat masuk di jajaran anggota padus penting.

"udah jam lima nih, nunggu siapa lagi?" kata aksan, lelaki pentolan si ketua paduan suara.

"katanya ada yang bakal gabung, tapi—"

"uh, permisi, maaf-maaf. ada urusan sama wali kelas tadi, maaf banget."

ruang padus mendadak hening, bahkan athea sendiri diam. lelaki yang dia cap epic ini ternyata punya suara yang mungkin bagus, arsen pasti gak percaya ini.

"oh, anak baru. siapa?"

"...siapa?"

iksan ketawa kecil, halus sekali, subhanallah. "siapa namanya?"

"oh, gue jungkook antariksa. panggil riksa aja oke kok."

"wew, nama lo bagus." celetuk sandi, riksa cuma bisa senyum kecil dan gestur kikuk jadi alasan satu ruangan hampir pekik gemas.

"ini yakin anak kelas sebelas? berasa liat anak kelas sembilan." kali ini athea yang ngomong, dan disetujui.

"udah, yuk, latihan, gue panggil bu adel dulu."

selepas iksan pergi, semua anak paduan suara pemanasan tenggorokan dan sedikit latih vokalnya. tapi athea lebih tertarik buat dekati antariksa yang duduk di sudut ruangan.

"jisoo athea."

tanpa jabat tangan, dan riksa cuma senyum. "antariksa, udah tau tadi, kan."

wow, lumayan salty juga. athea gak salah nilai manusia memang.

niat ajak ngobrol lebih, bu adel dan iksan masuk, athea cuma senyum dan riksa pasang raut datar.

dan eskul hari pertama riksa di sekolah baru dimulai dengan riksa yang cek suara dan buat semua anggota paduan suara kaget dengar suara bocah bandung itu.

















persis hari biasanya, pulang petang dengan keringat sana-sini selalu jadi tampilan arsen. kaos hitamnya 3/4 basah, dan wajah arsen jadi berkali lipat lebih sempurna karena keringatnya. itu ilegal, seharusnya.

"arsen!"

satu yang dipanggil, tapi beberapa kepala yang nengok. dasar, indonesia.

ini astrel, ketua cheer yang menurut anak tim basket punya bodi yang sangat bisa buat lelaki siul nakal sekali lihat.

arsen lelaki normal, ya memang diakui kalau bodinya betulan bagus. tapi arsen gak tertarik, sama sekali.

"nih, diminum ya,"

ini hal biasa. astrel yang pepet arsen dan kasih lelaki itu isotonik setiap usai eskul, ini pemandangan biasa.

"sen, jangan dibuang lagi.."

itu juga hal biasa.

"makasih."

sebatas itu.

"atuh neng, arsen mah banyak cicis gak usah dibeliin, mending buat aing." mulut bima betulan susah dikontrol memang.

"najis."

"WAKAKAKAK, DINAJISIN, LUR."

setelah pamit, tentunya cuma ke arsen, astrel balik ke tempat temannya kumpul, dan Arsen gak larut dijokes low quality teman satu timnya.

"cuy, balik duluan."

"yoi, jangan mati di jalan, sen."

arsen cuma balas sekenanya, gendong tas di satu sisi bahu dan jalan ke arah parkiran; ambil motor besar warna hitamnya dan kendarai pelan keluar sekolah.

dekat jalan raya, dan dekat sekolah juga ada lampu merah. sialnya dapat merah, dan arsen terpaksa berhenti dan telat pulang satu menit.

biasanya, arsen tatap ke arah depan setiap lampu merah, tapi sekarang perhatiannya beralih ke percakapan ribut satu orang dengan ponsel di telingannya.

itu si anak baru yang athea bilang.

manis, betul.

"masa gak ada yang jemput gue?"

"ck, tolol banget lo jadi abang. iya gue pulang sendiri, bawel."

arsen tatap si bocah bandung, diam-diam berharap lampu merah punya durasi lebih lama dari biasanya. tapi itu jelas gak mungkin, karena  klakson motor belakang paksa arsen buat lanjut jalan.

ya, mungkin lain kali.




















+ cast . . .

ren,
as renaldi hasan.

minhyun hwang,
as fahmin aksan.

seongwu ong,
as wusendra bima.

sungjae yook,
ilham arsandi.

seolhyun kim,
as astrella cantika.














---

ini book bakal soft kocak
random gitu sih, bakal crack
dan banyak 95L yang terjun
di book ini hehe.

serendipity › tk.Where stories live. Discover now