Mr. 07

803 114 9
                                    

Awas Typo

Seongwoo POV

Gelap, ada apa sebenarnya ini. Hanya hitam yang bisa ku lihat, apa aku buta. Aku berusaha mencari tempat keluar dari ruangan yang begitu gelap gulita ini.

Tanganku meraba-raba ke depan, agar aku tak menabrak sesuatu. Langkah kakiku perlahan namun pasti.

Ruangan ini begitu luas, aku tak bisa menemukan ujungnya. Tapi tiba-tiba tanganku menyentuh sesuatu.

Apa ini? Seperti kulit manusia, gumamku dalam hati.

Tak lama setelah itu, aku mulai melihat cahaya putih yang kecil tapi lama kelamaan menjadi beras dan menyilaukan mataku.

Ku tutup mataku agar tak silau. Dan saat ku buka perlahan ruangan yang tadinya hitam berubah menjadi hanparan padang rumput yang luas.

Haah sangat indah, ada sungai di ujung sana. Kakiku berlari ke arah sungai berair jernih itu.

Saat tiba di sana, ku melihat sesosok pria yang berdiri di atas batu besar yang berada pada tepi sungai.

Pria itu membawa seikat bunga mawar putih. Dangan mengenakan setelah jas hitam formal. Seperti aku sangat mengenal pria itu.

Dia menoleh ke arahku dengan senyuman yang sangat ku rindukan. Tangannya bergerak mengisyaratkan agar aku pergi ke arahnya.

Aku berlari ke sana menghampiri pria yang sangat ku rindukan.

Saat berada tepat di depannya, ia lagi-lagi mengeluarkan senyumannya. Dan menyodorkan bunga itu padaku.

"Kenapa bunga putih?" tanyaku spontan.

Ia hanya tersenyum dan mengusap-usap pucuk kepalaku lembut. Tak tahan atas perlakukannya itu aku langsung saja memeluknya.

Air mataku tumpah pada bahunya saat ini. Ia masih mengelus rambutku.

"Kenapa kau meninggalkanku Bambam, aku adalah sahabat dan saudaraku. Kenapa kau pergi?" kataku di sela-sela isakanku.

Bambam diam tak menjawab pertanyaanku.

"Kenapa kau diam? Kau memang pria jahat" kataku kesal.

Kurasa Bambam tersenyum, aku bisa merasa wajahnya sedang mengembang.

"Kau tak perlu khawatir, sudah ada orang yang menjagamu dengan baik" katanya.

Aku berhenti memeluknya dan menatapnya. Ia terlihat sama seperti dulu. Tapi saat ku berkedip, ia sudah hilang dari hadapanku.

"Bambam di mana kau?"

"Bambam!!" teriakku.

***

"Tuan kau kenapa? Bangun tuan" kata Mr. Apple yang bisa ku dengar. Aku bangun dan melihatnya duduk duduk di sampingku.

Ternyata tadi itu mimpi, aku mengucek mataku memastikan ini memang mimpi.

"Mr. Apple kenapa kau di sini?" tanyaku.

Hal kenapa pria ini bertelanjang dada? Apa dia ingin berbuat macam-macam padaku?

"Kenapa kau telanjang dada?" tanyaku.

"Ahh tadi aku mendengarmu teriak-teriak makannya aku kemari"

Aku mengangguk, memang tadi aku teriak kencang. Tapi aku jadi malu dengannya.

"Kalau Tuan sudah tak apa, saya permisi" katanya dengan sopannya dan pergi.

Wah kenapa jantungku berdegup kencang saat bertemu pria ini, padahal tak begitu kenal. Apalagi dengan di suguhkan pemandangan yang sangat indah.

Lihat tubuh seksinya, dan roti sebek oppa terukir sempirna pada perutnya. Ahh apa yang kau pikirkan Seongwoo. Kuatkan imanmu.

MR. APPLE  [Ongniel]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon