{4} WTH?!

470 20 0
                                    

Bel pulangan berbunyi. Rain menghela nafas lega karena jam sekolah sudah selesai. Rain selalu mengarahkan pandangan ke depan karena tidak mau bertemu pandang dengan lelaki yang merupakan anak baru dikelasnya. Karena, lelaki itu memperhatikan rain dari pelajaran mulai sampai bel pulangan sekolah berbunyi.

Nella menyadari perubahan sikap Rain pun merasa binggung. Ia memutuskan untuk bertanya pada Rain. Rain yang tidak mau sahabat satu satunya itu khawatir, ia hanya menjawab,'Gak papa, tenang aja.aku gak papa kok!'. Ia menyakinkan Nella, sampai Nella menyerah dan akhirnya mempercayai omongan Rain.

Keduanya langsung pergi ke depan pintu gerbang sekolah. Nella menunggu ojeknya –yang sudah dipercayakan oleh kedua orangtua Nella-, bersama dengan Rain. Sudah kebiasaan Rain menunggu Nella didepan gerbang sampai ojeknya datang. Keheningan melanda mereka berdua yang sibuk dengan pikirnannya masing masing. Nella yang sedang memikirkan keadaan seseorang sedangkan Rain memikirkan lelaki gila yang sekarang merupakan 'pacar'-nya.

'Gue pikir, cowo itu psikopat! Jangan-jangan dia nanti deketin gue, terus dia bawa ke rumahnya, terus dia ngasih sesuatu, dan-'

"TIDAKKKKKK!!!", teriakan Rain yang spontan tadi, membuat mereka berdua menjadi pusat perhatian semua warga sekolah yang keluar lewat pintu gerbang. Nella yang di samping Rain itu terkejut mendengar Rain berteriak.

"Hei, rain, kamu kenapa, sih? Kamu kenapa jadi gini? Banyak ngelamun tidak jelas. Gara gara cowo baru itu? apa aku benar?", dugaan nella yang sangat sangat tepat sasaran membuat rain sedikit tersentak. Ya, sedikit.

"Gak kok, enggak. Aku tadi abis mikir kecoa terbang yang tadi pagi ada di kamarku"

"Bener ya? Aku gamau kamu bersikap begini. Bukan rain yang ku kenal", Rain menggangguk sebagai jawaban pertanyaan Nella.

Setelah menunggu selama 5 menit, ojek Nella datang. Nella langsung pamit ke Rain. Dia naik ke motor dan motornya pun pergi. Sudah di lihatnya nella hilang di tikungan, ia langsung pergi ke parkiran tempat ia memarkirkan motornya.

Rain yang sudah ada di atas motor langsung menyalakan mesin motornya tidak lupa menggunakan helmnya yang berwana kuning. Ia langsung beranjak pergi dari parkiran tersebut. Tetapi, baru sampai depan pintu parkiran, ia melihat anak baru di kelasnya sedang menatapnya di dalam mobilnya.

Rain yang menyadari itu langsung melajukan motornya menuju rumahnya tanpa peduli dengan tatapan lelaki itu. Setengah perjalanannya, ia merasa ada yang mengikutinya. Ia melirik ke arah spion motornya dan melihat mobil lelaki tadi, sudah ada di belakangnya.

'Mau apa lagi tu cowo?'. Rain yang risih akhirnya menghentikan motornya di pinggir jalan yang dan turun dari motornya. Ia langsung berdiri di tengah jalan demi menghadang mobil yang sendari tadi mengikutinya.

Mobil itu refleks berhenti di depan rain. Rain yang mendapati mobil itu berhenti tersenyum kemenangan. Dia langsung berjalan menuju pintu pengemudi. Ia mengetuk pelan kaca mobil itu.

"Woy! Buka, buka!", Rain mengetuk kaca mobil bertubi tubi dan tanpa ampun.

Aksi mengetuk kaca mobil terhenti ketika sang pemilik mobil membuka kacanya perlahan, menampilkan wajanya. Rain yang sendari tadi emosinya tidak terkendali tiba tiba terdiam menatap lelaki pemilik monbil itu.

Well, bisa di bilang Rain terpanah oleh ketampanan lelaki itu. Daven, memiliki bentuk wajah yang indah, bibirnya berwarna merah merekah yang bisa membuat gadis di luar sana langsung men-cipok-nya, hidung mancung yang di hiasi kaca mata hitam membuat kesan bad boy-nya keluar.

Lelaki itu menurunkan sedikit letak kaca,ata hitamnya yang langsung memperlihatkan wajahnya secara keseluruhan. Matanya yang berwarna coklat, alisnya yang tebal, bulu mata yang lentik. Siapa saja tolong rain, ia bisa bisa mimisan dan langsung pingsan di tempat!

"Ekhm! Puas ngeliatin gue? Itu, bibirnya di tutup dulu, sayang"ucap lelaki itu yang langsung membuyarkan lamunan gadis itu.

Rainn yang sadar sudah sangat jauh bertindak langsung memperbaiki ekspresi kagumnya menjadi sinis. 'sepertinya gue salah mengagumi orang', batin Rain menyesal mengagumi wajah bak aktor itu.

"Apaan sih?! Geer banget", ucap rain dengan nada sinisnya.

Daven terkekeh pelan, "Gak papa, tenang. Rahasia lu yang mengagumi gue aman. Bakal gue jaga. Apa sih yang gak untuk pacar baruku". Daven langsung menoel dagu rain. Rain yang tidak suka perlakuan Daven kepadanya langsung mepis tangan daven dari dagunya.

"Apaan sih?! Kenal kagak, main noel noel aja. Situ siapa? Kakanda dari Negri Sebrang?"

"Bukan kakanda, tapi pangeran berkuda putihmu, babe."

"Ba-be ba-be, lu kira gue bapak lu apa?! Gue cantik gini di panggil babe. Gue belom tua tau!"

Daven hanya menggeleng gelengkan kepala. Dia tidak mengerti, mengapa dia menyuruh gadis ini menjadi pacarnya?

"Oh iya, btw anyway busway, lu ngapain ngikutin gue?! Ga punya rumah? Sini gue banyak kerdus di rumah untuk lu"

Daven langsung memasang muka masamnya. "Ish, sayang kok jahat sih? Kan gue cuman mau tau rumah pacar gue. Emang salah?", Daven mengerucutkan bibirnya yang membuat wajahnya terlihat di imut-imutkan.

Rain yang emosinya tak bisa di bendung lagi, langsung menarik kerah baju Daven. "Sekali lagi gue liat lu ngikutin gue, gue gak segan segan bakalan menggal kepala lu terus gue jual ke kebun binatang biar dimakan sama buaya yang satu spesies sama lu. Ngerti?!" Daven hanya mengerucutkan bibirnya, lagi.

Daven yang jaraknya dengan wajah rain hanya tinggal beberapa senti. Ia langsung mengambil kesempatan dengan mengecup pipi Rain. Alhasil, Rain yang tadi mengomel tidak karuan menjadi diam mematung. Ia sangat terkejut mendapatkan perlakuan seperti itu. Daven yang melihat wajah pacar barunya itu tersipu dan memerah bagaikan kepiting rebus, tersenyum kemenangan.

"Gampang ya, bikin pacar gue diem. Jangan maarah marah mulu, ntar gue tambah sayang. Gue tinggal dulu ya, sayang. Jangan lupa makan, minum, tidur, mimpiin aku, mikirin aku, bayangin aku, pokoknya tentang aku semua, oke? Bye, honey~", Daven langsung melajukan mobilnya tanpa melunturkan senyuman di wajahnya.

Beberapa detik kemudian, Rain tersadar kalau lelaki itu sendari tadi sudah pergi. Emosinya kembali memuncak dan kemudian-

"DAVEN?!!! WTH! SIALAN KAU, KAMBING!"

-----
{DI LARANG KERAS UNTUK MEMPLAGIAT CERITA SAYA}

maaf jika ada typo.

{01/12/2018}

Cragzy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang