{2} Thank you, my bf!

705 19 0
                                    

Gadis itu berlari ke arah kelasnya sekuat tenaga kearah kelasnya karena takut di amuk oleh 'nenek sihir' itu. Sesampainya di depan pintu kelas, ia berhenti sejenak untuk merapihkan pakaian dan rambutnya yang sudah acak acakan sambil memikirkan alasan untuk guru yang mengajar di kelas. Setelah rapih dan siap memberikan ribuan alasan, dia langsung masuk ke dalam kelas.

Ternyata tidak ada guru di sana. Dia menghela nafas kasar, 'ngapain coba gue mikir alasan panjang panjang kalau gurunya ga ada. Buang buang kapasitas otak saja!', batinnya kesal. Ia langsung pergi ke arah tempat duduknya yang terdapat di paling belakang kelas. Dia duduk di sana untuk menghindari pertanyaan guru dan untuk melancarkan aksi tidurnya.

Ia duduk di samping gadis berpenampilan rapih dengan wajah yang imut nan cantik dan di hiasi gaya rambut kuncir kuda. Gadis itu sedang membaca buku novelnya dalam diam. Gadis kuncir kuda itu belum menyadari kehadirannya. Ia langsung mendapatkan ide jahil di kepalanya. Ia ingin mengejutkan gadis kuncir kuda itu.

Ia menyiapkan kuda kuda untuk mengejutkan gadis itu. 'bersiap! satu, dua, ti-

"Apa yang kau lakukan, Rain? Mau menjahiliku?" ucap gadis kuncir kuda itu pada Rain. Rain mengerucutkan bibirnya karena rencana jahilnya gagal untuk ke-136 kalinya. 'Huft! Gagal lagi! Apa dia cenayang?!', batinnya kesal lagi. Rain langsung pergi ke bangkunya dan duduk dengan kassar karena dia sudah dibuat kesal ke-4 kalinya hari ini. 'apa ini hari sialku?', batinnya lagi.

"Rain, kenapa kamu terlambat, lagi hari ini?"kata gadis berkuncir kuda itu ke Rain. Gadis kuncir kuda itu sudah menyimpan novelnya ke dalam laci karena dia tidak mau mengabaikan satu satunya sahabatnya itu. Dia berfikir, kenapa dia mau berteman dengan Rain yang acak acak dan jarang serius itu? anggap saja dia gila mengiyakan ajakan berteman Rain.

Rain hanya menyengir dan mengaruk kepalanya yang tidak gatal itu. seolah tau apa yang membuat sahabatnya itu telat ke sekolah, gadis itu menghela nafasnya kasar sambil menggelengkan. Benarkan? Dia gila menerima ajakan pertemanan Rain.

"Kamu ini sudah dibilangin jangan nonton netflix sampai larut malam. Pasti kamu juga baca novel Sherlock Holmes yang tebel banget itu, kan?" ucap gadis itu ke Rain yang di jawab kekehan. " Tapi, tugas rumahmu tidak ada yang belum selesai, kan?" ucap gadis itu lagi yang dijawab anggukan oleh Rain.

Gadis itu tau sifat sahabatnya itu. Meskipun dia berpenampilan rapih, pintar dan rajin, kalau masalah tugas ataupun bidang akademik, dia kalah dengan Rain. Kenapa? Karena Rain termasuk anak anak dengan nilai unggulan. Malah, Rain itu peraih rangking 1 berturut- turut selama 2 tahun. Banyak yang tidak percaya, tapi apa boleh buat? Pepatah sudah mengatakan, 'jangan lihat orang dari sampulnya saja'.

Ah, ia ingat bagaimana ia menerima ajakan pertemanan Rain. Rain anaknya tidak pernah menyerah. Dia sebenarnya menolak ajakan pertemanan Rain berpuluh-puluh kali. Tetapi, Rain tidak menyerah begitu saja. Dan pada saat pulang sekolah, ia di datangi Rain dengan tujuan yang sama setiap harinya. Akhirnya, ia menyetujui ajakan pertemanan Rain dengan 1 syarat.

Rain ia suruh untuk menanam bunga matahari di taman belakang sekolah dengan tangannya sendiri, tanpa dibantu orang lain dan dengan catatan, besok pagi sudah ada di taman belakang sekolah itu.

Ia kira orang kaya seperti Rain akan melakukannya dengan orang suruhan orangtuanya. Di luar ekspetasinya, ke esokan paginya hujan turun deras, bel masukan belum terdengar. Ia mendengar namanya di panggil dan dia terkejut bukan main.

Ia melihat Rain basah kuyub dengan tanah dan lumpur menghiasi seragamnya. Rain tersenyum melihat gadis itu ada di kelas. Rain ada di depan pintu kelasnya. 'Aku sudah memenanam bunganya! Apa kamu mau menjadi temanku?', teriak Rain. Ia langsung menerima ajakan pertemanannya.

Ternyata, 5 bulan ia berteman, Rain tidak seburuk yang ia pikirkan. Meskipun sering terlambat, ceroboh, dan tidur, ia tetap mengganggap Rain teman. Menurutnya, Rain itu lebih baik daripada dia. Dia sering menyerah jika tidak bisa menjalankan sesuatu, tidak ada jiwa kepemimpinan, dan terlalu pendiam dan introvert. Berbeda dengan Rain yang tidak mudah menyeerah, berjiwa kepemimpin, dan mudah bergaul.

Ia melihat Rain yang sudah terlelap ke alam mimpi itu, tersenyum.

'Terimakasi, Raina Noara Welya. Sudah menjadi sahabatku'

-----
{DI LARANG KERAS UNTUK MEMPLAGIAT CERITA SAYA}

maaf jika ada typo.

{20/11/2018}

Cragzy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang