6 : Shion Kenapa?

187K 9.2K 1K
                                    

"Nak, setelah menikah nanti kamu harus terbiasa dengan sikap Shion ya," ucap Vanya.

"Iya, Mah. Ran sudah terbiasa, kok. Ran udah nggak kaget lagi sama sikap dingin dan super juteknya Shion itu," Vanya tertawa mendengar pernyataan Ran.

"Bukan itu maksudnya sayang,"

"Terus maksud Mama apa?" tanya Ran penasaran.

"Kamu lihat aja sendiri,"

Ran masih memikirkan percakapan antara dia dan mama mertuanya, Vanya, saat Ran sedang berkunjung ke rumah mertuanya itu beberapa hari yang lalu. Ran masih bingung dengan apa yang ingin Vanya coba sampaikan.

Selama ini, tidak ada yang salah dengan sikap Shion. Shion tetaplah Shion. Orangnya cuek, jutek, irit senyum, irit bicara, soleh, rajin mengaji, rajin beribadah, tampan, dingin, dan kadang ... mesum.

Tidak ada yang berbeda dari Shion. Sama sekali tidak ada. Dan Ran juga semakin penasaran dengan sikap Shion yang manakah yang Vanya maksud? Kenapa Vanya harus menyuruh Ran bersabar?

"Ikanmu gosong," tutur Shion secara tiba - tiba sehingga membuat Ran terlonjak kaget. Ran sempat gelagapan saat Shion berkata bahwa ikannya gosong. Tapi saat Ran melihat ke atas kompor ...

"Shion sayang ..." ucap Ran.

"Wah, baru kali ini kamu panggil aku sayang. Ada apa Ran sayang?" tanya Shion dengan senyum semanis - manisnya sampai semut pun mengantri hanya untuk melihat senyumnya.

"Kamu nggak rabun, kan?" tanya Ran lagi.

"Alhamdulillah, enggak kok, sayang," jawab Shion.

"Terus kenapa kamu bilang kalau ... IKANKU GOSONG, HUH?!!" Ran berteriak saat mengucapkan kalimat terakhir. Itu loh, kalimat yang huruf kapital semua.

"Shion, yang aku masak ini namanya sup. Jadi nggak mungkin gosong. Bercandamu hebat ya," Ran tersenyum terpaksa.

Shion mengerucutkan bibirnya, "Habisnya kamu bengong mulu, sih. Aku daritadi nemenin kamu masak tapi kamu malah cuekin aku. Kamu anggap aku ini nggak ada, ya? Oke, fine!" Shion menghentakkan kakinya sebelum ia berjalan menuju sofa depan tv.

Ran mengernyitkan dahinya. Barusan sikap Shion berbeda jauh dengan yang sebelumnya. Sikapnya ... kekanak - kanakan?

"Ada apa sama Shion? Apa dia ada masalah di kantor?" Ran mematikan kompornya saat sup yang ia masak sudah matang. Ran segera menghampiri Shion.

"Hei, ada apa? Kamu marah?" Ran duduk disebelah kiri Shion. Rupanya Shion sedang menonton Spongebob.

Shion diam tak bergeming. Ia masih mengerucutkan bibirnya.

"Sumpah, pengin cium," batin Ran.

"Kok pertanyaanku nggak dijawab?" tanya Ran lagi, "maaf, deh, kalau gitu. Iya, aku yang salah," kata Ran. Shion masih diam dengan tangannya yangvia lipat kedepan dada.

"Shion suka Spongebob, ya? Aku juga suka, loh," Ran masih sabar menghadapi Shion yang satu ini.

"Aku nggak tanya!" jawab Shion ketus.

Ran mendesah pelan, "Jadi, aku dimaafin nggak?"

Shion menatap Ran dengan mata yang berkaca - kaca. Shion lalu memeluk Ran dari samping, "Habisnya Ran tadi diemin Shion pas di dapur. Shion ajak Ran bicara tapi Ran nggak jawab," geruru Shion.

Satu pertanyaan muncul di otak Ran.

Suamiku kenapa?

"Iya, deh, Ran minta maaf. Tapi kok kamu ganti kata 'aku-kamu' pake nama, sih?" tanya Ran. Shion mendongak dan menatap Ran.

"Ran nggak suka?" Mata Shion mulai berkaca - kaca lagi.

What the ...

Ran gelagapan, "Eh, b-bukan gitu maksudnya. R-Ran suka kok, kalau Shion kayak gitu. Shion kelihatan lucu," ucap Ran jujur.

Ran memang heran dengan sikap suaminya ini. Tapi sikap Shion kali ini sangat menghibur Ran. Shion jadi lebih manis kalau sikapnya seperti ini. Ini lebih baik daripada Shion yang mesum.

"Kyaaaa ... AYAM!! Shion kamu apa - apaan?" Ran spontan melepas pelukan Shion.

"Jilat leher Ran," jawab Shion polos.

"Dia jujur banget," batin Ran. Ran speechles.

"S-Shion nggak boleh kayak gitu lagi, oke. Kalau Shion nggak nurut, Ran bakal marah sama Shion," ancam Ran yang sebenarnya hanya pura - pura.

"Maaf," Shion menundukkan kepalanya. Ran berusaha menahan tawanya agar tidak keluar.

"Ehm ... Shion mau makan? Sup-nya udah matang, loh. Shion pasti suka," kata Ran.

"Yeeeey, makasih udah buatin Shion sup," kata Shion sambil memeluk Ran.

"Sama - sama, kalau gitu kita makan, yuk!" ajak Ran.

"Tapi makannya sambil nonton tv. Shion masih mau nonton Spongebob, nanti Ran suapin Shion, ya," perintah Shion manja.

"Iya, Shionku sayang. Kalau gitu Ran ambilin sup-nya dulu, ya," Ran mencubit pipi Shion gemas sebelum pergi ke dapur.

Tak lama kemudian Ran kembali dengan membawa sepiring nasi dan semangkuk sup.

"Ran nggak makan?" tanya Shion.

"Ran makan, kok. Shion mau nggak makan sepiring berdua sama Ran?" tanya Ran. Ran berharap Shion mau.

Harapannya terkabul, "Shion mau, kok!!" jawab Shion antusias. Ran tersenyum lega. Ia lalu menyuapi suami kekanak - kanakannya itu.

Makan berdua dengan Shion dalam kondisi sikapnya yang berubah membuat waktu makan menjadi semakin lama. Apalagi ditambah dengan nonton tv. Yang biasanya makan hanya perlu waktu beberapa menit saja, kali ini perlu waktu satu jam. Terserah mau percaya atau tidak.

"Selesai," ucap Ran lega.

"Shion mau minum," kata Shion. Ran memberikan Shion air putih dingin yang selalu menjadi minuman kesukaannya saat makan.

Setelah Ran mencuci piring kotor, Ran kembali lagi menonton tv bersama Shion. Shion mengucek matanya, dia terlihat mengantuk. Shion menaruh kepalanya ke pangkuan Ran. Ran tersenyum sambil mengelus kepala suaminya itu.

Dan Ran mempunyai misi penting.

Yaitu ...

Mengunjungi Vanya.












Tbc

Sempat deg-degan pas lihat part ini tiba - tiba ilang. Padahal udah nulis banyak.
Tapi ternyata gak jadi ilang. Lega deh.

My Childish Husband [SUDAH TERBIT] ✔Where stories live. Discover now