4 : Sweet Kiss

211K 10.1K 1.1K
                                    

Flasback on

"Pah, Shion kan udah bilang kalau Shion nggak mau dijodohin. Papa sama Mama ngertiin Shion, dong."

"Justru karena kami ngertiin kamu, kami berniat menjodohkan kamu, nak," jawab Vanya sabar.

Shion mengusap wajahnya kasar, "Mah, Shion baru 24 tahun. Umur Shion masih muda, Mah. Shion mau fokus kerja," bantah Shion.

Vanya memandang sendu kearah putranya. Sudah cukup putranya itu berlarut dalam trauma dan kesedihan akan masa lalunya. Perjodohan yang dilakukan Vanya dan Ferdy bukan semata karena umur Shion sudah matang untuk menikah. Tetapi, mereka melakukan hal itu agar Shion bisa melupakan masa lalunya dan menyusun masa depan.

"Shion, tolong dengarkan Mama sama Papa kali ini. Kamu nggak mau kan kalau harus jomblo seumur hidup. Lupakan perempuan itu, dia cuma masa lalu kamu. Sudah waktunya kamu menyusun kehidupan baru," jelas Vanya panjang lebar.

"Shion tetap nggak mau!" Shion masih pada pendiriannya. Shion tidak mau jika ia harus ditinggalkan lagi oleh perempuan yang ia cintai.

Vanya mendesah pelan. Ditatapnya suaminya yang sedari tadi diam.

Ferdy menatap Shion tajam, "Papa minta kamu memilih satu dari dua pilihan yang akan Papa katakan. Kamu mau?" tanya Ferdy. Shion mengangguk.

"Kamu pilih keluar dari Gerald Company dan tinggalkan jabatan CEO kamu itu atau terima perjodohan ini?" tanya Ferdy tanpa mempedulikan ekspresi terkejut dari Shion.

Tidak, ini tidak bisa.

Shion bagai disambar petir berkali - kali mendengar pilihan itu. Pasalnya, tidak mungkin jika Shion harus meninggalkan Gerald Company begitu saja karena disanalah ia bisa menghasilkan uang hasil kerja kerasnya sendiri selama beberapa tahun ini. Dan semenjak ia bekerja di perusahaan Papanya itu, Shion tidak pernah meminta uang sepeser pun kepada orang tuanya.

Jika kalian berpikir bahwa Shion langsung diangkat menjadi CEO maka singkirkan pikiran itu jauh - jauh. Karena Shion memulai semuanya dari nol. Shion memulai pekerjaan dari bawah, dan semakin ia bekerja keras maka ia akan naik jabatan. Makadari itu, tidak mungkin Shion melepaskan hasil kerja kerasnya selama ini.

Tetapi, Shion juga tidak mungkin memilih pilihan yang kedua dimana ia harus menerima perjodohan yang diajukan kedua orang tuanya.

"Jawablah saat kita makan malam dengan keluarga calon istri kamu besok," kata Ferdy.

Flashback off

.

.

Ran sudah duduk kembali di kursinya. Makanan yang dipesan pun sudah datang. Sebelum melanjutkan pembicaraan yang semakin jauh, kedua keluarga itu makan bersama terlebih dahulu.

Sesekali, Ran melirik ke arah bosnya itu. Dan terkadang pandangan mata mereka bertemu. Saat itu terjadi Ran langsung mengalihkan pandangannya ke lain tempat.

Makan malam pun selesai.

"Ran, apa kamu kenal dekat dengan Shion?" tanya Vanya kepada Ran.

Ran melirik Shion yang tak peduli, "Enggak kenal dekat kok, tante. Ran jarang ketemu Pak Bos, kami juga jarang bicara," jawab Ran jujur.

"Oh iya, ngomong - ngomong Shion menerima perjodohan ini nggak?" tanya Hendra, papanya Ran.

Shion diam sejenak kemudian tersenyum. Ran melihat Shion tersenyum baru kali ini. Senyumannya benar - benar manis.

"Tentu saja saya terima, Papa mertua," semua anggota keluarga tersenyum. Kecuali Ran. Apakah ini syok terapi? Ran rasa bukan.

"Wah, syukurlah. Kalau begitu besok Mama sendiri yang akan merancang baju pernikahan kalian," pernyataan Wanda mendapat persetujuan dari semua orang.

My Childish Husband [SUDAH TERBIT] ✔Where stories live. Discover now