4☕ || Menangis atas kamu ||

112 6 0
                                    

Hati yang kau sakiti, Rossa🎵
Ku menangis, membayangkan betapa kejamnya dirimu atas diriku. Kau duakan cinta ini, kau pergi bersamanya.

||☕||

Reisha dan Shinta sudah dari tadi keliling sekolah mencari keberadaan Rou yang sampai jam pelajaran akhir belum juga datang. Biasanya anak polos itu tidak pernah berani membolos jam pelajaran apapun alasannya. Dan ini kali pertama mereka melihat Rou membolos jam pelajaran kimia, pelajaran yang merupakan pelajaran favoritnya.

Mulai dari kamar mandi, gudang, kelas-kelas terutama kelas 11-1 yang merupakan kelas unggulan, Milan berada disana dengan Bella. Padahal Milan jarang dekat dengan yang namanya perempuan. Itu artinya, Milan sudah mulai nyaman dengan perempuan itu, dan Rou harus memendam perasaannya jika Milan memang tidak bisa membalas cintanya.

"Gue nggak tau, Rei. Lagian kenapa lo tanya sama gue? Rou nggak penting bagi gue, jadi berhenti untuk--"

"Ya tapi Rou suka sama lo!" Bantah Reisha menggertak kasar. Reisha tidak mau melihat Rou terluka, Rou itu terlalu rapuh dan lemah.

Milan melipat kedua tangannya didepan dada. "Kalau Rou suka sama gue emangnya kenapa?"

Sumpah, ya, Milan memang jahat sudah melukai perasaan Rou. Tidak heran mengapa Milan selalu ditakuti beberapa belakangan hari ini karna sifatnya yang kejam.

"Gue nggak mau tau, lo cari Rou sekarang!" Perintah Reisha tidak ingin dibantah.

Kalau sudah begini, mau tidak mau Milan harus menurut dan tidak bisa membantah. Reisha adalah titik kelemahan Milan. Milan menyayangi Reisha, dan jiga Reisha marah ia akan meminta maaf meskipun Milan mempunyai tipe tidak mau meminta maaf kepada siapapun meski dirinya sendiri yang bersalah.

||☕||

Rou menatap lurus-lurus depannya, pemandangan alam yang kini terlihat kelabu menandakan hujan akan datang itu seakan membuat Rou menjadi tidak sendirian. Rou mencengkram sisi-sisi gazebo yang berada di tengah-tengah rooftop yang depannya sudah terbentang langit luas tersebut.

Baru kali ini Rou menangis. Padahal dulu sejak peninggalan Riana--Mamanya, ia sudah berjanji tidak akan menangis apapun alasannya. Meskipun Harry--Papanya menyakitinya.

Tapi hanya karna Milan dekat dengan perempuan yang dipanggil Bella oleh Ganesha, tidak seharusnya Rou menjadi rapuh dan patah seperti ini. Rou percaya kepada Milan kalau Milan dan Bella hanya sebatas teman.

Tapi ... apa yang dikatakan Sadena mungkin ada benarnya. Rou hanyalah orang yang tidak dianggap oleh Milan sampai kapan pun. Dan jika Rou masih mengejarnya, itu akan membuat dirinya semakin dalam terluka.

"Hei," Suara berat mulai terdengar dari telinga Rou, namun Rou tetap menangis. Ia tidak peduli dianggap aneh oleh orang lain sekarang. Dan jika bisa, Rou ingin menghilang. "Rou, balik ke kelas sekarang!"

Rou tetap diam tidak berkutik. Ia tidak mau mendengarkan siapa-siapa mulai sekarang. Biar semua orang mulai menganggapnya egois dan keras kepala. Rou tidak masalah.

Suara langkah kaki sepatu kets mulai terdengar cepat ke arah Rou, pertanda bahwa pemilik suara itu semakin mendekat.

"Rou, lo tuh jangan keras kepala, jangan cuma nyusahin gue aja!" Suara itu kini berada tepat di belakangnya.

Rou berdiri dari duduknya, memejamkan matanya rapat-rapat lalu membalikkan badannya agar bisa menghadap lawan bicaranya. "Rou nggak pernah minta untuk di susahin, jadi jangan pernah merasa disusahin sama ... Milan?"

Milan & Rou ✔Where stories live. Discover now