25

896 140 19
                                    

"Woy," Jaffar menaikkan alisnya saat Harris, sahabatnya, menyenggol lengannya. "Lu liatin juga gak bakalan jadi putus mereka. Telat sih lu."

"Bacot lu Ris." Jaffar berdiri dari kursinya.

"Kemana woy? Belum juga setengah jalan ini rapat."

"Kita kan pengawas doang, pengawas gak butuh dua, jadi lu aja ya?" Jaffar melirik Brian, beberapa bangku di depannya dan sedang memainkan pipi Qila sambil mendengarkan agenda rapat. "Lagian kalo gue stay juga gak bener. Lu tau sendiri fokus gue kemana."

Harris geleng geleng kepala melihat sahabatnya yang berkelakuan seperti tak pernah patah hati saja. "Yaudah bro, keluar aja kalo mau."

"Thanks ya."

"Bro," Jaffar menoleh sebelum keluar ruangan. "Kalo emang jodoh ya gak kemana sih. Jangan terlalu dipikirin."

















"Ini siapa sih yang bikin pembagiannya?? Gue gak terima!"

Entah sudah berapa kali Brian mengulang keluhan yang sama. Brian sedang kesal gara gara saat ospek jurusan puncak nanti, dirinya sama sekali tidak bisa bersama dengan Qila. Saat acara post to post nanti, Qila bertugas di salah satu post sementara Brian menjadi pengantar maba.

"Nah pawangnya nih datang." Leo melambaikan tangannya pada Qila. "Qil, sini nih, cowok lo ngamuk!"

"Soal pembagian kelompok?" Qila mendatangi meja kantin Brian dan teman temannya.

"Udah tau?" Tanya Tian.

"Ya sebelum ngeluh ke kalian kan ngeluhnya ke gue dulu." Qila menatap malas Brian. "Duluan ya."

"Kemanaaa..." Brian menahan tangan Qila dengan manja.

"Makan, lah. Laper ini." Balas Qila. "Duluan ya semuanya."

"Sejak kapan jadi bucin gitu, Bri?" Dio bertanya setelah Qila berjalan menjauh.

"Dari dulu kok." Brian menjawab enteng.

"Masa? Kemaren kemaren si Jihan lo anggurin aja tuh." Sindir Leo. "Ditinggal tinggal, diurusin aja terus tuh si Qila."

"Si Brian emang bucin, tapi bucinnya ke Qila doang." Itu Tian yang menimpali. "Kenapa gak jadian dari dulu aja sih lo? Jadi kan lo gak nyakitin hati banyak orang kemasuk Ayu."

"Heh," Brian lama kelamaan emosi juga. "Lo tau sendiri, dulu kan Qila sama Sam. Masa nikung sahabat sendiri? Lagian soal Ayu, kan lo yang maksa maksa gue deket sama dia. Bukan salah gue dong kalo emang gue gak suka?"

"Udah bro, udah." Leo menengahi. "Gue niat becanda doang woy, lo berdua malah ngegas."

"Gue duluan." Tian meninggalkan meja.

Leo mengacak rambutnya. "Salah lagi gue. Berasa disalahin pacar, padahal gue kan gak punya pacar. Gue susul Tian dulu lah."

"Sip." Brian dan Dio mengangguk.

"Gak ikut lo?" Tanya Brian pada Dio.

"Ngusir? Gak liat makanan gue belum abis?" Dio balik bertanya.

"Oh."

"Bri,"

"Paan?"

"Lo jangan terlalu over ke Qila."

Brian menatap Dio bingung. "Over gimana?"

"Semua yang lo lakuin semenjak jadian sama Qila tuh bucin keterlaluan, sadar gak lo?"

"Gue sadar, tapi emangnya salah? I mean, gue nunjukin rasa sayang gue."

"Tapi Qila itu gak kebiasa digituin." Dio menghela napas. "Lo katanya sahabatan kan sama Qila dan Sam? Lo liat dulu mereka pacaran gimana? Sam itu dulu ngebebasin Qila mau temenan sama siapapun, pergi kemanapun tanpa dia, gak nuntut tau semuanya soal Qila karena tau toh Qila gak kemana mana kalo emang sayang."

"Tapi dia yang pergi, bro. Lo gak tau gimana Qila down dan mohon mohon gue gak pergi juga."

"Ya terserah lo, Bri. Gue cuma ngasih saran." Dio berdiri dari duduknya. "Gue ikut seneng kalian berdua jadian. Gue cuma gak mau aja rasa sayang lo yang berlebihan itu suatu saat bakal nimbulin masalah. Duluan ya."



















======※======

Abang Jaffar dan abang Harris jaman masih maba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Abang Jaffar dan abang Harris jaman masih maba.

Ada yg ngikutin YGTB? :')
Kalo sakit hati juga, sini kupeluk :') Sakit hati bgt gue gaada dua, rasanya kek diputusin :') Untung udah ngedraft ini, kalo gak sih gabakal update gue :')

Thank you for reading! Jangan lupa vote, see u soon! 😘😘

In Between [YoungK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang