21

968 164 46
                                    

"HIYAH!"

Qila sontak meninju lengan Brian yang duduk di sampingnya. "Kaget bego!"

"Jahat amat sih La..."

"Elu yang jahat sama jantung gue! Udah enak tadi mau tidur ah!"

"Hehe maaf maaf, tidur lagi aja dong?"

"Ya gak bisa!" Qila mendengus lalu menyalakan monitor komputernya. "Udah ah mau lanjut."

"Gak makan dulu?"

"Engga, belum laper."

"Ck, kebiasaan." Brian berdiri dari kursinya. "Gue mau beli makan, lo mau nitip apa?"

"Engga, Bri. Gue nanti aja."

"Yaudah."

Brian pun pergi sementara Qila bergulat lagi dengan tugas desain mesinnya. Padahal ini hari Minggu siang yang cerah, sayang gara gara banyaknya tugas ditambah rapat yang semakin banyak menjelang akhir ospek jurusan, weekend begini Qila harus terjebak di lab kampusnya.

Sebenarnya sih tidak harus seperti ini, tapi Qila itu memang tidak sepintar mahasiswa lain, tugas tugasnya kadang banyak tertinggal kalau dia tidak berusaha lebih.

Krieeetttt...

Qila merinding ketika melihat pintu yang terbuka karena angin. Barusan Brian tidak menutup pintunya dengan benar dan lab tempatnya berada ini memang auranya sedikit menakutkan.

"Ah si Brian nih, sebel banget." Qila berdiri untuk menutup pintu, tapi di saat yang sama, tangannya menyenggol tempat pensilnya sampai jatuh dan isinya berserakan. "Halah ampun!"

Qila lalu terbungkuk bungkuk memunguti isi tempat pensilnya, sampai merangkak ke bawah meja komputer untuk mengambil penghapusnya. Lalu saat Qila berbalik dan akan berdiri—

"HUAH!"

Jeduk!

"Eh? Eh? Lo gapapa??"

—Jaffar yang sedang berjongkok di depan Qila sekarang otomatis mengusapi kepala Qila yang terantuk meja.

"Sini sini berdiri!" Qila menerima uluran tangan Jaffar. "Gue ngagetin ya?"

"Ya kakak pikir aja??" Qila tadinya mau marah, kalau tidak ingat Jaffar itu kakak tingkatnya, mungkin Jaffar sudah kena semprot cacian dan tinjunya.

"Maaf... tadi gue pas lewat bingung aja kok ada suara grusukan dari sini. Gue masuk terus jongkok aja nungguin lo beres mungutin alat tulis lo. Gak niat bikin kaget lo, sumpah."

"Lagian sih, manusia mana yang jalan gak ada suaranya?"

"Ya ada, lo sibuk grusukan aja jadi gak denger."

Iya juga, batin Qila.

"Ya terus ada apa kak?"

Jaffar terdiam sebentar waktu ditanya seperti itu. "Gak ada apa apa sih, kecuali lo mau ngomongin soal osjur?"

"Duh engga deh kak, makasih. Buat ini aja dulu." Qila menunjuk isi monitornya.

"Eh salah tuh, masa penggambarannya gitu?"

"Yang mana lagi..." Qila menghela napas, dari tadi desainnya maju-mundur gara gara banyak koreksian dari Brian.

Jaffar tertawa. "Capek ya? Suruh siapa jadi anak teknik? Eh semua mahasiswa juga capek sih. Sini gue aja yang benerin, sebagai gantinya, lo temenin gue makan siang."

"Oke!" Qila sih senang senang saja.

"Diperhatiin, jadi nanti lo gak bolak balik benerin."

"Siap kapten!"

Menit menit selanjutnya diisi oleh Qila yang menatap Jaffar dan monitor secara bergantian. Mengetikkan perintah, klik ini dan itu, semua dilakukan kilat oleh Jaffar. Bahkan Brian saja tidak secepat itu.

"Kakak dewa ya?" Celetuk Qila begitu Jaffar selesai dalam waktu 10 menit.

"Engga, terbiasa aja."

Jaffar membuka kacamatanya, mengurut matanya yang sedikit lelah karena tidak banyak berkedip selama merevisi barusan. Begitu membuka mata, Qila sedang menatapnya sambil tersenyum geli.

"Apa?"

"Engga."

"Gue ganteng ya? Makasih."

"Dih! Iyain aja nih soalnya udah bantuin, hehe." Qila tersenyum. "Makasih kak!"

Jaffar balas tersenyum. "Iya sama sama. Yaudah makan yuk."

"Eh tapi jangan suruh gue traktir kak, gue gak punya duit."

"Yah..." Jaffar tertawa waktu menatap Qila yang terlihat cemas. "...enggalah gue yang traktir. Sekalian mau ngobrolin osjur. Gapapa kan?"

"Hmph, gapapa deh kak."

"Yaudah yuk."

"Bentar kak, bilang Brian dulu."

Jaffar menaikkan kedua alisnya waktu Qila berkata begitu. "Brian? Brilliant maksudnya?"

"Iya." Sahut Qila sambil men-dial nomor Brian. Tapi lalu ada sesuatu yang bergetar di dalam tas Brian. "Yah, pake ditinggal segala. Nulis memo dulu deh kak, bentar ya."

Jaffar lalu memperhatikan Qila yang mengeluarkan sticky notes dan menuliskan sesuatu. Rasanya gatal sekali ingin bertanya.

"Aquilla,"

"Hm?"

"Dia cowok lo ya?"

"Hah siapa? Brian maksudnya?"

"Mm-hmm."

Ada hening sebentar. "Bukan kok, dia sahabat gue banget."

"Ah..."

"Kenapa?" Mata coklat Qila yang menatapnya tiba tiba terlihat cantik untuk Jaffar.

"Gue cuma penasaran." Jawab Jaffar.

"Bukan kok, tenang aja." Balas Qila lagi.

"Tenang aja?" Ulang Jaffar.

"Ayo kak, dari tadi ngomongin makan jadi laper nih."

"Ah iya iya, ayo."






















======※======

Wayolo Brian punya saingan lagi WQWQWQ

In Between [YoungK]Where stories live. Discover now