6

1.6K 269 81
                                    

"Totalnya 13800."

"Ini." Qila menyerahkan selembar lima puluh ribu pada si petugas kasir.

"Mbak ada uang pas? Atau mungkin 20ribu-nya? Kebetulan disini lagi gak ada kembalian."

"Saya justru mau recehin uang, mbak."

"Maaf banget mbak, ini masih pagi banget sih..."

"Ah yaudah gapapa mbak, saya balikin—" Qila terdiam waktu berbalik, ternyata Sam dari tadi berdiri di belakangnya.

"Mbak, Marlboro red satu." Kata Sam tanpa mempedulikan Qila.

Qila tersenyum sinis, Sam benar benar konsisten untuk menganggapnya seperti orang lain. Qila pikir, hal itu hanya akan berlangsung beberapa hari, tapi nyatanya sudah dua bulan Sam tetap seperti itu.

Qila berjalan kembali ke rak pajangan untuk mengembalikan belanjaannya  waktu tiba tiba ada yang menarik lengan jaketnya.

"Hai kak." Susan, adik tingkat Qila, tersenyum lebar di sampingnya. "Kok dibalikin lagi?"

"Ah, ini? Mbaknya gak punya kembalian, gue juga gak ada uang kecil." Sahut Qila dengan sedikit kesal.

"Ih ambil aja kak, sini gue bayarin." Kata Susan.

"Beneran nih?"

"Beneran lah kaaak."

"Wah terbaik deh." Qila tersenyum senang.

"Gak kayak si mantan ya?" Senyum Qila lalu lenyap. "Gue liat loh tadi. Gila sih, dulu lengket banget kok sekarang bisa bisanya kayak gitu? Gak bantuin bayar, ck."

"Diem ah lo. Gak usah bayarin gue."

"Eeeh, baperan ah si kakak! Sini sini barangnya!"

Setelah Susan membayarkan semua belanjaan, mereka berdua pun keluar dari mini market.

"Dingin gak sih?" Susan merapatkan badan pada Qila. "Lagi dingin gini tuh enaknya dirangkul sama pacar. Tapi kita berdua kan gak punya."

"Lo kenapa sih? Mau ngejek? Cantik cantik kelakuan lo jelek ya." Kali ini Qila bicara sambil setengah tertawa.

"Yee, kalo gue mau ngejek, gue ngejek diri sendiri nih kak. Cantik gini masih single aja."

"Lo sih, terlalu pilih pilih. Padahal yang deketin lo kan banyak."

"Ah basi. Pada gak serius. Tiap ditanya kenapa lo suka gue, pasti pada jawab karena gue cantik. Terus kalo gue tiba tiba jelek gimana? Ditinggalin dong?"

"Lo sih gak bakal jadi jelek."

"Ih kakak!" Susan cemberut. "Gue pengen yang serius pokoknya. Yang berprinsip, yang suka gue bukan karena wajah gue doang. Ya bukan gue gak bersyukur sih, cuma dangkal banget deh kalo cuma gara gara wajah!"

Qila tergelak. "Kenapa serius banget sih lo? Macem mau nikah besok aja."

"Yah, gue kepikiran nyari cowok yang ngajak gue nikah sih kak. Biar serius banget sekalian."

"Ngawur. Baru tingkat dua udah ngomongin nikah, mana ada cowok yang mau begitu?"

"Ada, cari aja kakak tingkat. Atau alumni sekalian."

"Ngawur banget deh asli. Udah diem ah, nanti kita nyebrang malah ketabrak gara gara ketawa terus!"

"Eh kak," Susan lagi lagi membuka pembicaraan. "Omong omong yang serius nih,"

"Gak, gak mau tau gue."

"Ih denger dulu!" Protes Susan. "Kok bisa sih kak Brian putus? Padahal gue sama temen temen sering ngomongin mereka loh karena couple goals banget. Kirain mereka bakal awet sampe nikah, eh, taunya."

Qila mengerutkan keningnya. "Brian mana?"

"Briaaan, kak Brian sama kak Jihan!"

"Eh serius lo??"

"Lah kakak gak tau?"

Qila menggeleng, setengah tidak percaya. Brian memang terlihat tidak fokus beberapa hari belakangan, tapi setiap ditanya kenapa, Brian selalu berkata tidak apa apa sambil tersenyum.

"Parah, sahabat macem apa sih. Masa gitu aja gak tau?" Cibir Susan.

"Diem lo." Qila merogoh ponselnya di saku, berpikir untuk bertanya soal hal barusan. "Ah jangan deh, mending gue tanya langsung. Gue duluan ya San!"

Qila setengah berlari di turunan. Matanya terfokus pada Brian yang sedang membeli sesuatu di area berjualan depan kampus mereka.

"Bri!" Teriak Qila. Brian tersenyum sambil melambaikan tangan. "BriaAWW!"

Saking terburu burunya, Qila tersandung. Malu sekali rasanya, untung saja dia tidak sampai berguling jatuh.

"Hahahaha! Lo ngapain sih lari lari di turunan? Malu gak tuh?" Brian mengulurkan tangannya. "Berdiri ah."

Qila meraih tangan Brian. "Bacot lu, sial. Nyebelin lo bangsat!"

"Eits, kenapa sih?" Brian menatap Qila kesal. "Gue gak suka ah kalo lo ngumpat ngumpat gitu."

"Ya gimana gue gak ngumpat? Masa lo putus gak bilang bilang?"

Air muka Brian melunak. "Mmm, lo udah tau?"

"Dari Susan! Nyebelin banget sih!" Qila memukul Brian. "Kenapa putus? Lo yang mutusin? Lo kayak tai ya? Lo nyakitin Jihan? Jihan baik gitu lo apain Briannnnn!"

"Ssst ah berisik banget lo pagi pagi!" Brian menjitak Qila. "Gue gak mutusin Jihan kok, dia aja yang mau udahan."

Qila terdiam melihat ekspresi Brian yang kelihatan terluka. "Lo gapapa?"

"Yah gitu. Lo tau sendiri kan gimana rasanya?" Brian menghela napas sebelum kembali tersenyum. "Kelas yuk? Nih gue beliin bubur. Susu dingin sama biskuit doang masa dibilang sarapan."

"Bri, kalo mau bolos gue temenin deh." Tawar Qila.

"Idih, sorry ya, gue gak lemah kayak lo."

"Ih malah bercanda!"

"Engga, La." Brian merangkul Qila. "Udah ayo kita ke kelas aja."

"Oh ini biang keroknya?" Suara seseorang membuat Qila dan Brian menengkok ke belakang. Itu Jihan dan beberapa temannya.

"Udah lah..." Jihan terlihat ingin menghindar.

"Apanya yang udah Ji? Cewek tukang tikung gini tuh harusnya dikasih pelajaran!" Ucap teman Jihan. "Sini lo cewek murahan!"

"Siapa? Gue?" Qila tersulut emosi. "Lo apa apaan ngatain gue gitu?"

"Lo jangan sok bego ya! Udah bikin orang putus aja masih sempet kayak begitu!"

"Gue?" Qila menatap Brian dan Jihan bolak balik. "Kalian putus gara gara gue? Apa apaan sih??"

"Udah lah! Gue gak mau punya urusan apa apa lagi sama mereka!" Jihan lalu menyeret teman temannya menjauh.

Setelah Jihan hilang dari pandangan, Qila menatap Brian yang dari tadi hanya diam. "Bri, bilang sama gue ini ada apa. Jangan ngehindar, lo putus pake bawa bawa nama gue segala. Ini ada apa?"




















======※======

Bae Suzy as Susanna Larasati

Pada akhirnya sih karam juga ya, wkwk. Lanjut jangan?

Btw yang belum main ke Pit a Pat mari main yuk, di sebelah juga ceritanya greget af wkwk.

Thanks for reading, jangan lupa vote ya sayang sayangku! 😘

In Between [YoungK]Where stories live. Discover now