| 066

7.8K 1.3K 163
                                    

"satu batagor biasa, banyakin mentimunnya bu. terus satunya lagi mie ayam, banyakin sawi. terus satunya nasi pecel, sambelnya dibanyakin ya bu. minumnya dua es jeruk, satunya teh hangat." kemudian taehyung menoleh pada jeongguk. "nah, lo mau pesen apa?"

"minum aja deh lagi, es jeruknya tambah satu,"

"terus yang satu lagi tadi mau dipesenin juga nggak?"

jeongguk mengingat-ingat sejenak, "nggak usah deh, bakso sama minumnya aja belum abis tadi."

taehyung mengangguk-angguk, berbicara sebentar dengan ibu kantin fakultas kedokteran tersebut lalu mencari bangku kosong untuk menunggu, diikuti oleh jeongguk.

"lo ngapain tadi kesini, kak?" jeongguk bertanya.

"nggak boleh?"

"kak, ya ampun, please. bisa gak sih lo nggak ngelempar balik pertanyaan?" jeongguk membalas kekehan pelan taehyung dengan cengiran lucu.

"nganterin laptop jimin, mendadak katanya. kebetulan juga tadi ketemu minhyun." taehyung mengetukkan jarinya ke atas meja. "kalau lo sendiri? rasanya gedung fakultas teknik jauh banget dari sini deh."

"jauh banget emang, kalo bukan karena diancem juga gue nggak bakal mau kesini," jeongguk mendengus geli, "temen gue ketinggalan flashdisk, terus gue dipaksa nganterin."

"keren dong temen lo," taehyung menyengir, "sampe bisa bikin lo mau mau aja disuruh kesini. emang diancam apaan tuh?"

"ngasih tahu bunda gue kalo gue pernah ngecat merah rambut gue,"

"wah, emangnya lo nggak diijinin ngecat rambut?" tanpa sadar, tangan taehyung terulur untuk menyentuh rambut jeongguk, "warna merah ya? bagus di elo menurut gue, nyesel gue nggak pernah lihat."

"bunda gue nggak suka anaknya punya warna rambut lain selain hitam," jeongguk mengangkat bahu, membiarkan saja taehyung memainkan ranbutnya hingga lebih acak-acakan dari tadi.

"lo anak mama ya?"

"orang bilang sih, ngelanggar peraturan wajar, asal jangan ngelanggar orang tua. terus sumpahan bunda gue manjur banget. cepat kena. gue nggak mau kenapa-napa lah."

taehyung tertawa. "gue baru nemu orang kayak lo, padahal luarnya sangar, nggak taunya such a softie gini."

"darimananya sangar, gue orangnya lembut kok,"

"halah berkelit,"

"kan lembut lah kalo sama bidadari, bidadarinya kan rapuh,"

"ngaco, siapa emang yang lo bilang bidadari?"

"nggak mau bilang ah, ntar bidadarinya ngelak,"

"kasih tau gak nih, ntar gue cubit,"

"nggak mau bilang~ bidadarinya ngancem mau nyubit~"

tawa jeongguk tersembur keluar saat taehyung benar-benar mencubit pinggangnya, mudah sekali ia menahan pergelangan tangan kurus taehyung dan menghentikan aksi cubitannya. hingga kemudian panggilan ibu kantin menyadarkan keduanya.

"lo bakal gue ambekin tiga hari ya," canda taehyung, senyum kotaknya mengembang keluar begitu manis.

"jangan lah, padahal kan gue mau ngajak jalan malam ini,"

"jalan kemana?"

"nonton?"

"jeongguk," taehyung melontarkan tawa kecilnya lagi, mendorong pelan bahu cowok tegap, "lo gak ngajak gue kencan kan?"

"gitu ya, so i gotta make this clear?" jeongguk menarik senyum asimetris dengan menaikkan sudut bibirnya. "hananda taehyung, wanna go out on a date with me tonight?" [ ]





A/N
asik, kak arkasa ngegas.

🌌 citrus. | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang