17. Celana Dalam

Mulai dari awal
                                    

PEEEEESHHHH!! *Asap mengepul tebal dari wajan.

     "Waaaa apa ini kebakar . . . gosong . . . Waaaah air air, waduh panas panas!!

GUPRAAAANK!! *Wajan jatuh.

     "Bau sangit-sangit gosong apa ini? Hmmm pasti bau dari celana dalam Adit tadi. Udah ditaruh jauh juga masih bau aja ckckck!" Raka geleng-gelang kepala menutup hidung sambil melanjutkan bersih-bersihnya, mengepel lantai.

     "Ok. Udah ganti wajan baru, sekarang nyalakan kompor, tunggu air menguap masukkan minyak, setelah panas, masukkan telur. Telur mana telur? nah ini dia. Pecahinnya gimana ya? Diketuk di wajan, yah gini yah?"

TUK TUK!! CRAAK!

     "Yah tumpah jatuh, huft. Ok ganti lagi deh." Adit sibuk melap keringat di dahinya dengan kaos lengannya.

Setelah pertempuran sengit pahlawan bertopeng melawan monster api dan monster telur, akhirnya masakan nasi goreng ala chef Adit jadi juga. Walau dengan bentuk dan warna yang agak aneh. Dia meletakkan hasil masakannya ke ruang meja makan di sebelah dapurnya, lalu menaiki tangga menuju ke kamarnya memanggil Raka.

Saat Adit membuka pintu kamarnya Adit terperangah.

CLING! CLING! CLING!. *lantai keramik dan perabot yang bersinar cemerlang.

Adit terkesima melihat kamarnya yang bersih cemerlang. Dia merentangkan kedua tangannya dan membusungkan dadanya berlaga menghela nafas ala-ala di daerah pegunungan sejuk yang disertai hembusan lembut angin segar dengan harum wangi pohon pinus yang menyibak rambutnya.

     "Heh?" Adit tersadar. "Raka . . . Raka . . . Lo di mana?" Teriak Adit.

     "Ya! Apa Dit? Gue lagi mandi nih!" Sahut Raka.

     "Gue tadi masak nasi goreng, lo laper kagak? Kalau udah buruan ke ruang makan gih!"

     "Iya! Ini mau udah!"

Raka keluar membuka pintu kamar mandi dengan berbalut handuk putih. Adit seketika agak gugup melihat Raka. Salfok ke jendolan serta perut dan dada raka.

     "Ya ya u udah, buruan pakai baju gih, gue tu tunggu dibawah!"

     "Iya" Raka senyum manis

Seketika itu juga Adit langsung berpaling menghindari, membuang muka mupengnya agar gak terlihat oleh Raka.

5 menit kemudian . . .

Raka terlihat segar dan manis mengenakan kaos putih dan celana jeans pendek sedengkul, jenjang betis kaki putih mulusnya terlihat keren. Adit seperti biasa terpesona oleh pesona Raka yang bikin klepek-klepek siapun yang melihatnya itu.

     "Waaah keliatannya enak nih. Serius ini lo yang bikin Dit?" Tanya Raka antusias menarik kursi lalu duduk bersebelahan dengan Adit.

     "I iyah, Adit gitu loh" jawab Adit percaya diri. "Ayo silahkan dimakan!"

     "Iya . . . Nyaam . . ." Raka mulai memasukan sesuap sendok nasi goreng tersebut ke mulutnya, seketika itu juga Raka diam mematung.

     "Gimana . . . nasi goreng bikinan gue, enak kagak?" Tanya Adit penasaran gak tenang.

     "Hmmm . . . Hmmmm . . . E enak kok MAKNYUS! hehe . . ." jawab Raka senyum. Dan ngasih jempolnya.

     "He? Benarkah?" Adit senang lalu mulai memakan nasi goreng bikinannya sendiri itu.

HAP!! BRUUUPH!

     "Hoeks! Rasa apa ini!?" Adit mnyemburkan Nasi goreng yang dimakannya ke Atas.

Sementara Raka garuk-garuk kepala nyengir "haha . . . "

     "Raka! Kenapa lo bohong bilang nasi goreng bikinan gue enak!?"

     "Hehe maaf. Gue harus menghargai pemberian seseorang Dit"

     "Ya gak gitu juga kali, harusnya gue yang meminta maaf. Sini jangan dimakan. Ntar lo kenapa-kenapa sakit perut lagi."

     "Hehe . . Iya. Yaudah gue bantu beresin."

     "Udah jangan, biar gue aja, eh"

Raka dan Adit terpaku diam saling menatap karena Raka gak sengaja memegang tangan Adit saat mau mengambil piring yang sama.

     "Ah! Ya ya udah" Raka salah tingkah.

     "Oh iya, anu . . . sebagai gantinya. Gimana kalau kita ca cari makan di luar!? Cari bakso atau mie ayam gitu?" Ajak Adit.

     "Bo boleh, tapi gue mau coba makan makanan khas Cirebon. Kalau bakso, mie ayam kan udah sering, di Jakarta juga banyak yang jual Dit, hehe . . ."

     "Oh, ok! Kita cari Docang. Lo pasti suka."

Pukul. 19:30

     "Raka . . . Buruan!"

     "Iya. Gak pakai helm?"

     "Gak usah, awas pegangan!"

     "I iya . . . "

BREEEEM!!

===============================

Sorry lama update lagi. Sampai-sampai ada pembaca yang saking sebelnya karena gue gak update update, dia sampai ngomporin pembaca lain dengan komen

"kalau gak mau nyesel jangan baca cerita ini. Soalnya gantung ceritanya"

Jadi terpaksa gue blokir deh tu orang. bukannya gak mampu lanjutin atau apa, disamping sibuk kerja . . . akhir-akhir ini gue punya pacar cewek lagi.
Tau sendiri lah gimana ribetnya punya pacar. Setiap waktu harus ngasih kabar, chatting sampe lupa waktu, hari libur kudu jalan. Walau terpaksa, Yah terpaksa karena gue kan sukanya sama cowok, cowok ganteng. Tapi karena temen-temen gue udah punya cewek semua. Jadi Untuk menghindari omongan omongan miring aja. Tapi gak asal punya cewek juga, yang cantik dong tentunya wkwkwkwk.

Ok sampe jumpa di next part selanjutnya. 😁 😅

RADITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang