PART 40

14.3K 619 15
                                    

Mungkin untuk sebagian orang memilih bangun siang untuk di hari minggu, namun itu tidak berlaku untuk Adit dia lebih memilih mengganggu istrinya yang sedang tidur untuk ikut lari pagi bersamanya.

"Bangun Alana... bangun "rusuh Adit sambil menarik selimut yang membelit Alana.

Dengan mata terpejam Alana bergumam dengan kesal "Apaan sih kak, capek ini. Mau ngapain juga sih jam segini bangun?" Tanya Alana dengan kesal.

Sambil berkacak pinggang Adit menghela nafas berat "Kita lari pagi Lan biar sehat. Udah yuk buruan." Ajak Adit sambil menarik lengan Alana untuk bangun dan mengganti pakaian olahraga.

Setelah menunggu beberapa saat di teras rumah Alana keluar menggunakan kaos lengan pendek dan celana treaning. "Yuk Kak." Ajak Alana dengan wajah kesal sambil melakukan stretching.

Adit yang menyadari wajah kesal Alana hanya bisa tersenyum senang "Olahraga itu penting sayang.. " celetuk Adit gemas sambil mencubit pipi Alana. "Aww.. sakit Kak!" pekik Alana kencang sambil mengucap usap pipi nya yang mungkin sudah memerah akibat ulah suaminya itu.

"Oh.. sakit ya.. sini sini abang obatin." Goda Adit lalu mencium pipi Alana dengan cepat, bahkan untuk sentuhan kecil itu sudah membuat Alana tersipu malu.

"Udah yuk buruan lari keburu siang." Celetuk Adit yang sudah mendahului start. "Tungguin."  Teriak Alana kemudian menyusul Adit.

Sudah tiga putaran Alana lakukan dan sekarang dia menyerah dan lebih memilih duduk di tepi lapangan sambil menyemangati sang suami yang sedang berlari. "Semangat kak Adit." Teriak Alana bersemangat dan mendapatkan lambaian tangan singkat dari suaminya itu.

Setelah enam putaran lapangan Adit memilih berhenti dan beristirahat bersama Alana, dengan sigap Alana memberikan Adit air putih yang di bawanya dari rumah 'Nih minum Airnya." Sambil menyodorkan botol minum yang kemudian di terima Adit

"Makasih sayang."  Ucap Adit dengan senyuman yang mengembang, sambil mengelus pipi Alana.

Melihat Adit meminum Air dengan tenang, Alanapun dengan perhatian menyeka keringat di dahi dan pelipis Suaminya itu yang lumayan banyak. "Habis ini pulang, ini udah banyak keringatnya." Ucap Alana perhatian sambil masih mengusap pipi Adit yang bersih tanpa bekas jerawat itu.

"Iya." Ucap adit patuh dan tak lupa senyuman manisnya itu.

**

'Putri bangun udah jam berapa ini, jam tujuh lebih hampir setengah delapan ini." Omel Mesya sambil membangunkan Putri yang molor seperti kebo. "Katanya mau olahraga, gitu masih molor jam segini." Gerutu Mesya kesal.

Degan menghela nafas panjang Mesya bertekat membangunkan temannya ini "Bangun Put.. Bangun!" teriak Mesya sambil memukul pantat Putri.

Merasa terganggu dan kesakitan Putripun bangun dengan wajah kesal "Iya iya bangun."  Gerutu Putri kesal sambil mengusap usap pantatnya sedang berdenyut, kemudian berlalu menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan mengganti pakaian. Sedangkan Mesya sudah siap dan sedang bercengkrama dengan Rayon dan Asri di teras rumah.

Setelah menunggu beberapa waktu Putri keluar dengan pakaian olahraga dan siap untuk berlari. "Yuk berangkat."  Celetuk Putri bersemangat.

"Olahraga di mana?"  Tanya Rayon pada anak gadisnya itu.

"Lapangan belakang" Jawab Putri singkat kemudian menarik tangan Mesya dan mengajaknya mulai berlari. "Om Tante saya pamit dulu, Assalamualaikum." Teriak Mesya sambil berlari. Dan hanya mendapat gelengan heran dari Rayon dan Asri.

"Masih tega kamu Mas jodohin Putri sama anaknya pak Bambang?" Tanya Asri dengan wajah sedih. Dan hanya mendapat tatapan dari suaminya itu, pertanda bahwa sang suami masih kokoh dengan keputusannya.

**

"Lihat gara gara kamu bangunmya telat, noh matahari bertengger duluan." Gerutu Mesya sambil berlari kecil. Putri yang mendapat omelan hanya tersenyum lebar tanpa merasa bersalah.

"Lagian gak panas panas amat kalik Mes." Celetuk Putri membela diri. Yang di balas dengusan kesal oleh Meysa. Merekapun melanjutkan lari mereka. Sesekali mereka berjalan santai untuk mengatur nafas mereka kembali, seperti saat ini mereka sedang berjalan santai sampai mengobrol.

"Ohya Put, kayak gimana cowok yang dulu deket sama kamu?" Tanya Mesya dengan nada menggoda.

"Ih.. apaan sih Mesya. Gak usah di bahas kalik. Udah jadi masa lalu juga" jawab Putri dengan nada yang sedikit meninggi, membuat Mesya tertawa senang sebab telah membuat temannya tergoda.

Setelah sukses membuat sahabatnya kesal Mesyapun melakukan selebrasinya dengan melakukan perengangan dengan wajah penuh kemenangan. Saat kedua tanganya terangkat ke atas dan pandangannya lurus kedepan. Tampak kedua orang yang sangat Mesya kenali sedang tertawa bersama dengan wajah berseri seri.

Wajah yang awalya bertabur senyum kemenangan itu hilang seketika, dan tatapan penuh kebencian menghiasi wajah cantiknya.

Di sebrang jalan terlihat Alana yang tidak sengaja membuat jembatan antara tatapannya dengan Mesya bertemu. Dan seketika Alana ikut mematung sambil bergumam lemah "Mesya" . Namun suara itu masih bisa di dengar oleh Adit yang di sampingnya. Dengan tanggap Adit ikut melirik arah pandangan Alana.

Sepeti sedang melawan jutaan Peluru yang sedang menghujamnya, Mesya berusaha memasang wajah setenang mungkin dengan jutaan kebencian sedang berkumpul menjadi satu dalam hatinya. Ia berjalan menuju Alana dan Adit bersama dengan Putri di sampingnya.

Baik Alana maupun Mesya tidak ada satupun yang berniat untuk memutus pandangan di antara mereka.

Dengan sedikit kikuk Putri menyapa Adit serta Alana yang sudah berada di hadapan dia."Hy, Mas, Mbak" sapa Putri sedikit kikuk sambil menjulurkan tangan mengajak sepasang kekasih itu berjabatan tangan.

"Udah selesai olahragnya Mas?" Tanya Putri dengan wajah sumringah. Mungkin di telinga Alana ucapan itu sedikit mengusik ketenangannya.

"Udah kok, baru mau Olahraga kamu?" Tanya Adit santai sambil menyeka keringat yang masih menetes di pipinya.

"Iya, Mas. Ohya kenalin ini teman ku dulu waktu di maskapai." Ucap Mesya memperkenalkan Mesya yang sedang berdiri di sampingnya dengan wajah murung.

Dengan sedikit melirik Mesya yang berada di sampingnya Putri "Udah kenal kok." Ucap santai Adit sambil tersenyum ramah

Dan seketika baik Alana maupun Mesya secara bersamaan mereka mengarahkan pandangan ke Adit.


HY GUYS 😘
SUDAH LAMA AKU TIDAK MENYAPA KALIAN...
TERIMAKASIH SUDAH SETIA MENUNGGU ALANA DAN ADIT KEMBALI

JANGAN LUPA YA.. VOTE.. VOTE .. VOTE 😍😍
KOMEN DAN SHARE YA 😂
BTW, MASUKAN KALIAN SANGAT BERARTI BUAT AKU, KARENA ITU MEMBANTU AKU BISA LEBIH BERKEMBANG🙏🙏 😊

SEE YOU IN THE NEXT PART 🙌😘

Dituliskan Takdirजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें