S1 - Perkenalan

134 16 0
                                    

S1. Perkenalan


"Seperti burung yang berterbangan bebas diatas birunya awan, seperti halnya aku, aku juga ingin merasakan bagaimana rasanya bebas."

-Ayra Shazani Azkayra



Pagi yang sangat cerah sekali sampai sinar matahari masuk dari celah-celah gorden kamar yang bernuansa biru, ada seorang gadis yang belum juga bangun dari tidurnya itu merupakan kebiasaan buruknya. Ya,kebiasaan yang tidak dapat dirubah. Seorang gadis seharusnya setelah melakukansholat langsung bersih-bersih, tidak tidur lagi. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Seorang gadis mana yang akan bangun siang seperti itu? Tidak ada. Dia juga lupa jika hari ini ada jam kuliah pagi. Ya, bukan hanya kebiasaan bangun siang, tapi ia juga pelupa. Hari ini, ia ada kuliah jam 8 pagi.

"Eunggh," suara lenguhan seorang gadis setengah sadar sambil mengambil jam weker diatas nakas lalu dilihatnya. Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi.

"Hah! Adek sudah terlambat masuk kuliah, bagaimana ini?" katanya setengah berteriak sambil mengacak-acak rambutnya dengan kesal. Sekarang ia sudah sadar sepenuhnya dari tidurnya. Lalu ia bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan menuju ke kamar mandi untuk bersih-bersih.

Namanya Ayra Shazani Azkayra, seorang mahasiswi semester akhir yang saat ini sedang mengejarkan tugas akhirnya, skripsi. Berkuliah di salah satu universitas negeri di Jakarta mengambil jurusan Hubungan Internasional. Ia mengambil HI karena berkeinginan bisa berbahasa asing dan berkeliling dunia. Ya, dengan mengambil jurusan ini, kelak dia berharap bisa mewujudkan keinginannya. Ia tidak ingin mengambil kuliah bisnis, karena perusahaan papanya nanti akan diambil alih abangnya, juga ia tidak suka dengan hal-hal yang berbau grafik naik-turunnya perusahaan.

Ayra anak bungsu dari dua bersaudara. Abangnya sekarang sedang belajar menangani perusahaan yang akan diambil alih sebelum papanya menyerahkan jabatannya kepada abangnya. Ayra sangat manja pada keluarganya karena menjadi anak bungsu dari keluarganya.

Ceklek. Ia keluar dari kamarnya turun tangga sambil menghentak-hentakkan kakinya menuju dimana Mamanya berada, di ruang keluarga.

"Ma, kenapa tidak membangunkan Adek? Lihat sudah jam 9," ujarnya dengan memasang wajah kesal sambil nunjuk jam di dinding

"Mama tadi sudah membangunkan adek berkali-kali tapi Adek masih tertidur pulas," jawab Nita -Mama Ayra tanpa menatap anaknya karena pandangannya fokus ke acara tv.

"Ya sudah, hari ini Adek tidak berangkat kuliah," kata Ayra santai sambil mendudukkan dirinya disamping mamahnya.

"Kenapa gak masuk kuliah?" Nita langsung mengalihkan pandangannya dari acara tv langsung menatap Ayra.

"Ayra kan sudah terlambat masuk kuliah, Ma," jawabnya diakhiri dengan cengiran.

"Salah Adek sendiri, sudah tahu ada jam kuliah pagi malah masih tidur. Emang tadi malam Adek nggak ngatur jam beker?"

"Adek sudah mengatur Ma, tapi nggak tau tuh, mungkin salah ngatur jamnya," katanya sambil mengedikkan bahunya.

Nita menggelengkan kepala tidak heran dengan kelakuan anaknya. "Emang kebiasaan burukmu itu belum pernah berubah." Sebuah fakta baru diungkap mamanya, kebiasaan Ayra

SchicksalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang