29

9.9K 271 2
                                    

"makasih ya yuna kamu mau menemuiku" kata chelsea saat kami berada di salah satu cafe di mall.

Sebenarnya aku sedikit terkejut saat chelsea menelpon ku untuk bertemu. Tapi aku pikir mungkin ada sesuatu yang ingin dia jelaskan kepada ku. Jadi untuk apa aku menolaknya.

"gapapa mbak" ujar ku sambil tersenyum.

"sebenarnya ada yang ingin aku omongin sama kamu. Ya mungkin kamu tahu ini mengenai arlan dan juga diriku"

Aku kini fokus mendengarkan chelsea.

"sebelumnya aku minta maaf karena udah bikin kamu salah paham waktu di rumah ku. Aku punya sedikit masalah saat itu dan entah siapa yang harus ku beritahu. Dan satu-satunya yang ku ingat adalah arlan..." chelsea menghela nafas sebelum melanjutkan "aku hamil na. Dan itu salah satu berita yang mengejutkan buat ku"

Aku terpaku menatap chelsea. Bagaimana bisa?

"kamu tenang aja ini bukan anak arlan. Aku hamil anak kekasih ku. Dia berada di amerika sekarang"

Aku menghela nafas lega. Astaga! Bagaimana bisa dia hamil anak dari pacarnya? Apa begitu bebasnya kehidupan mereka di luar negeri sampai melakukan hal-hal seperti itu sebelum menikah?

"aku tahu kamu pasti terkejut. Dan ini juga yang dirasakan arlan pada saat aku memberitahunya. Arlan tahu aku tidak memiliki siapapun disini. Semua keluarga ku menetap di new york"

Ya Tuhan aku tidak tahu bahwa kehidupan yang dialami chelsea jauh lebih berat dari ku. Harusnya aku bersyukur masih memiliki keluarga dan orang-orang yang aku sayang bersama ku.

"dan aku harus pergi sekarang. Aku harus kembali ke new york dan menetap di sana"

"apa arlan tahu?" tanya ku penasaran.

Chelsea menggeleng kuat-kuat "biarkan saja. Aku tidak ingin dia menahan ku"

Aku tidak bisa diam saja seperti ini. Bagaimanapun juga aku harus memberitahu arlan.

"kamu bisa tunggu sebentar. Aku harus ke toilet dulu" kata ku berbohong.

Aku mengeluarkan ponsel ku untuk menghubungi arlan. Tapi dia tidak mengangkatnya. Aku mencoba mengirim pesan padanya. Siapa tahu dia membacanya.
Saat aku kembali ke kursi yang ku tempati tadi. Chelsea sudah tidak disitu. Dia meninggalkan secarik kertas diatas meja.

Maafkan aku tidak bisa menunggu. Semoga kalian berbahagia.

Arlan datang dua puluh menit setelah aku mengirimi pesan.
Dia melihat ku duduk termenung disini.

"dimana chelsea?" tanya nya sambil terengah-engah.

Aku mengatakan kalau chelsea sudah berangkat ke bandara. Dan arlan buru-buru mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Aku memegang tangan nya untuk memberikan ketenangan.
Beruntung jalanan menuju bandara tidak terlalu padat sehingga kami bisa sampai bandara dengan cepat.

"kapan pesawatnya berangkat?" tanya arlan sambil berlari ke terminal tiga bandara soetta.

"jam setengah dua" jawab ku sambil mengimbangi lari arlan.

Kurang dari sepuluh menit lagi, penerbangan akan berangkat. Aku berharap arlan masih bisa bertemu chelsea.

"chelsea" teriak arlan saat melihat chelsea berada di area check in.

Chelsea meninggalkan antrean check in dan menemui arlan. Aku berhenti ditempat. Tidak berani lebih dekat kearah mereka. Kalau aku masih menjadi aku yang dulu mungkin sekarang aku akan berlari pergi meninggalkan mereka. Tapi aku yang sekarang tidak lagi seperti itu. Aku membiarkan arlan memeluk sahabatnya untuk terakhir kali.

           

                            🍁🍁🍁

"itu pacar kamu na?" tanya bu neti, atasan di kantor ku.

Aku mengangguk saat melihat arlan turun dari mobil menjemput ku.

"calon suami bu" jawab ku malu-malu

"hai lama nunggu nya" kata arlan saat tiba dihadapan ku.

Aku menggeleng pelan "bu neti aku duluan ya" pamit ku sambil berbalik merangkul arlan menuju parkiran.

Saat ini aku sudah mendapatkan pekerjaan di perusahaan om nya dira. Aku bersyukur bisa mendapatkan tempat kerja yang nyaman. Sebenarnya arlan tidak mengizinkan ku bekerja. Dia meminta ku untuk tetap di rumah sampai kami menikah nanti. Tapi aku tidak mau. Bagaimanapun aku tetap harus membiayai keluarga ku meskipun aku memiliki calon suami kaya dan keluarga baru yang super tajir seperti om andy.

"kita makan malam di rumah mama ya. Tadi mama telpon aku buat ngajak kamu kesana" kata arlan saat kami berada di dalam mobil.

Aku mengangguk sambil tersenyum. Arlan menggenggam tangan ku sambil tetap fokus menyetir.
Aku jadi ingat dulu, saat kami masih saling bersitegang, aku yang masih sering berfikiran negatif terhadapnya kita tidak pernah saling mengobrol di mobil. Bahkan suara lagu pun enggan membantu situasi sunyi itu. Tapi lain hal nya sekarang. Kita selalu membicarakan banyak hal tentang pekerjaan satu sama lain. Menyalakan radio dengan volume yang sedikit kencang. Dan bercanda gurau. Pokoknya tidak ada lagi kesunyian di dalam mobil maupun dalam hidup kita.

"assalamualaikum ma" teriak arlan saat kami tiba di rumah om andy.

"waalaikumsalam. Aaahh yuna akhirnya kamu datang. Mama kangen sama kamu" tante anin mengurai pelukannya ketika melihat ku.

Aku membalas pelukannya "aku juga kangen sama tante eh mama" kata ku sambil malu-malu.

Saat ini seluruh keluarga om andy berkumpul untuk makan malam. Mereka menyempatkan hadir meskipun sibuk. Membuat om andy dan tante anin bahagia.

"gimana yuna ikan jambal yang mama bikin. Enak kan? Ini resep yang ibu kamu kasih ke mama"

Aku mengangguk dan tersenyum saat mencicipi masakan tante anin

"masakan mama selalu the best kok" kata mas azka dan atha berbarengan membuat tante anin tersipu malu.

"tapi masakan yuna juga enak kok" sahut arlan tidak mau kalah.

"emang udah berapa kali sih yuna masakin kamu?" tanya om andy penasaran.

Semua yang ada disitu juga ikut penasaran dengan jawaban arlan

"baru tiga kali sih" kata arlan yang sukses membuat seisi rumah tertawa terbahak-bahak sampai bi sumi yang berada di dapur juga ikut tertawa.

"makanya kalo mau sering-sering dimasakin tuh buruan nikahin yuna. Nanti keburu ditikung teman kantor nya loh ditempat kerja yuna yang baru" ledek mas azka

Kali ini aku setuju dengannya.

"tahu nih mas azka lihat tuh mbak yuna kan cantik. Masih muda lagi. Siapa coba yang gak mau sama dia" sambung aileen membuat arlan kesal karena meledek dia tua.

Aku tidak bisa lagi menahan tawa ku saat kakak beradik ini saling mengejek satu sama lain seperti anak bocah. Aku merasa hari-hari ku akan semakin berwarna karena dikelilingi orang-orang baik dan menyenangkan seperti mereka.






***
Anyeong yeorobun
Ini part terakhir yang aku post yaa masih ada satu part epilog lagi yang aku keep
Terimakasih semuanya yang udah read,vote and comment
Sebentar lagi aku bakal bikin story baru lagi
Ditunggu yaa!!!!!!!!!

My Ahjussi (Complete) TAHAP REVISIWhere stories live. Discover now