25

9.2K 317 3
                                    

"udah udah cukup. Mulai sekarang lo gak usah nemuin arlan lagi. Kesel gue. Jangan mentang-mentang dia ganteng ya dia bisa seenaknya aja mainin anak orang. Dasar ahjussi kampret" kata dira dengan segala sumpah serapahnya.

Aku saat ini sedang berada di rumah dira. Dia menyelamatkan ku dari hujan yang tak kunjung reda saat itu. Aku bersyukur rumah dira tidak terlalu jauh dari rumah chelsea sehingga dia bisa langsung sigap menemui ku di sana.

"gue juga heran deh kenapa lo bisa sampe bareng sama dia? Lo kan baru abis jalan sama gue na" kata dira lagi mencoba mengintrogasi ku.

Aku bingung harus mulai dari mana menjelaskan nya pada dira.
Kepala ku pening. Begitu banyak masalah yang menumpuk di otakku. Hanya karena memikirkan arlan.

"gue gapapa nginep di rumah lo ra?" tanya ku saat memakai pakaian tidur milik dira.

Dira mengangguk "gue dengan senang hati menampung orang yang baru patah hati" ledeknya yang ku balas dengan menimpuk bantal ke wajahnya.

"makasih ya ra. Gue gak ngerti lagi deh apa jadinya kalo gak ada lo" kata ku sambil merangkul dira.

Dira membalas rangkulan ku dengan senyum lebar "gue gak nyangka hidup lo bakal kayak gini pas dikelilingi cowok. Padahal dulu sebelum lo kenal arlan atau pun barry lo bisa lebih bebas ngejalanin hidup lo"

Aku menghela nafas berat seakan-akan ini adalah akhir kisah cinta ku yang tragis. Seharusnya dari awal aku tidak berharap. Terlalu sempurna untuk ku bisa memiliki calon suami tampan, kaya, dan berpendidikan seperti arlan. Aku bahkan malu berhubungan dengan keluarga terpandang seperti om andy dan tante anin.

Keesokan harinya aku pulang lebih pagi karena dira harus berangkat kerja. Dira menyuruhku untuk tetap tinggal tapi aku tidak enak berlama-lama di rumah nya.

"yuna kamu udah pulang" sambut ibu saat berada di dapur.

Aku mengangguk dan menyapanya "bapak dimana bu?"

"bapak mu lagi bersiap-siap buat pergi control ke rumah sakit. Tuh dia bapak" kata ibu saat melihat bapak keluar kamar.

"kamu mau temenin bapak na ke rumah sakit?" tanya bapak sambil duduk untuk sarapan.

Aku berpikir dulu sebelum menjawabnya. Kalau aku menemani bapak ke rumah sakit kemungkinan aku akan bertemu arlan di sana. Tapi kasihan kalau bapak pergi sendiri.

"yaudah pak sebentar yuna ganti baju dulu" kata ku sambil masuk kedalam kamar.

Aku dan bapak sudah tiba di rumah sakit dan melakukan pendaftaran. Meskipun kami mengenal om andy tapi bapak tidak mau menyelak pasien yang sudah antre duluan. Lagipula pasien yang datang juga tidak banyak. Sehingga kami tidak perlu menunggu lama.

"bapak eros saputra silahkan masuk" panggil salah seorang perawat.

Aku dan bapak masuk keruangan om andy dan menyapa nya dengan hangat. Sudah lama dari sejak bapak keluar rumah sakit aku tidak bertemu om andy dan juga tante anin.

"kabar kamu sehat kan na?" tanya om andy

Aku mengangguk "Alhamdulillah, om sama tante juga sehat kan?" tanya ku balik.

"alhamdulillah kami juga sehat. Kamu jangan khawatirkan bapak kamu karena kesehatan nya sudah semakin membaik asal obat-obatnya diminum rutin dan jangan kerja berat lagi" aku lega saat om andy menjelaskan keadaan bapak yang semakin membaik. Aku bersyukur bapak mau mendengar ucapan kami untuk tidak melakukan pekerjaan berat lagi di toko sehingga bapak bisa menjalani pemulihan pasca operasi jantungnya dengan baik.


                            
                            🍁🍁🍁


"kamu yakin gak mau ketemu sama tante anin? Dia lagi dijalan loh kesini. Dikit lagi sampe kayaknya" kata om andy saat aku dan bapak berpamitan.

"iya na kalo kamu mau ketemu tante anin, bapak gapapa pulang sendiri naik taksi nanti" sambung bapak.

Aku bingung. Sejujurnya aku ingin sekali bertemu dengan tante anin karena aku merindukannya. Tapi lagi-lagi aku harus berpikir ulang karena takut bertemu arlan.

"maaf om aku ada interview siang ini di kantor om nya temen aku. Salam aja ya om buat tante anin. Aku janji nanti aku bakal main ke rumah" ujarku sambil menghela nafas.

Untung saja aku punya alasan untuk menolak bertemu tante anin. Meskipun aku tidak enak juga dengan om andy. Tapi apa boleh buat.

"yuna kamu tunggu sini aja biar bapak yang nunggu taksi online nya diluar" kata bapak sambil meninggalkanku di ruang tunggu lobby utama.

Aku mengangguk sambil duduk menunggu bapak didalam. Aku memperhatikan orang-orang yang sibuk datang dan pergi di pintu lobby dan menemukan arlan sedang berjalan beriringan bersama dokter-dokter lain masuk kedalam lobby. Aku buru-buru berbalik agar arlan tidak melihat ku.

"kamu kenapa menghindari aku?" suara arlan terdengar dari belakang ku.

Aku mendesah.

Kenapa dia harus melihat ku sih. Batinku kesal.

"aku gak menghindar" jawabku masih tetap memunggungi nya.

"lalu kenapa telepon aku gak diangkat? Pesan aku gak dibalas?"

"ponsel aku mati sejak semalam" jawab ku cepat.

Aku tidak bisa berlama-lama disini. Kalau tidak arlan pasti akan menahan ku lagi.

"aku harus pergi. Bapak udah nunggu diluar" kata ku berbalik melewatinya.

"bapak kamu udah pulang. Aku tadi ketemu didepan dan bilang ada urusan sama kamu"

Apa? Kenapa dia bisa semena-mena gini sih?

"aku mau pulang" kataku masih dengan nada halus.

Seperti kebiasaan nya arlan yang selalu menahan ku dengan mencengkram lengan ku membuat aku semakin marah padanya.

"dokter arlan jangan sentuh saya" bentak ku keras.

Membuat orang-orang yang lalu lalang berhenti dan menatap kami.

"saya sudah cukup sabar menghadapi perlakuan dokter pada saya. Tapi kali ini saya gak bisa. Saya mohon jangan halangi saya untuk pergi. Dan satu lagi..." aku mengembuskan nafas perlahan "jangan dekati saya lagi" sambung ku pelan.

Arlan terdiam. Dia menatapku tajam. Ini kesempatan ku untuk bisa lari dari nya.

"yuna" panggil tante anin saat memasuki pintu lobby.

"tante anin" sahut ku sambil menghampirinya.

"kamu ngapain disini?"

"aku baru saja mau pulang tante. Tadi abis nganterin bapak control ditempat om andi" kata ku sambil tersenyum simpul.

"loh arlan kamu ngapain disini? Bukannya ada rapat" tanya tante anin saat melihat arlan mendekatinya.

"iya ma. Tapi aku gak ikut. Karena ada yang lebih penting yang harus aku selesaikan sekarang" jawab arlan sambil menarik tanganku menaiki lift. 

Aku menengok kearah tante anin yang seolah terpaku melihat tingkah anaknya.

My Ahjussi (Complete) TAHAP REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang