26

9.1K 294 5
                                    

Semua mata para perawat dan beberapa dokter yang sedang bertugas menatap kami saat arlan memegang pergelangan tangan ku menuju ruang kerja nya.

"kamu duduk" pinta nya sambil mengunci pintu.

Aku memutar bola mata. Menatapnya yang sibuk membuka jas putih nya dan sekarang duduk diatas meja tepat didepan ku.

"sekarang jelasin ke aku kenapa kamu bersikap kayak gini" katanya dengan nada lembut.

Aku terdiam. Memilih untuk menundukkan wajah dibanding harus menatapnya.

"yuna lihat aku. Apa yang terjadi?" arlan memegang dagu ku.

Aku mendongakkan kepala dan tatapan kami akhirnya bertemu. Ada sorot mata penasaran dari arlan. Astaga! Aku tidak boleh luluh hanya dengan menatapnya.

"apa ini karena chelsea?" tanya nya masih dengan tangan yang memegang dagu ku.

Akhirnya peka juga mas. Batinku kesal.

Aku terdiam. Tidak ada satupun kata yang terucap dari mulutku.

"kalau kamu tetap diam kayak gini. Aku bakal ngelakuin sesuatu seperti di atap dulu" katanya sambil mendekatkan wajah kepada ku.

Aku melotot dan menahan nafas saat hidung arlan sudah menyentuh hidungku. Kali ini aku tidak akan membiarkan arlan mencium ku lagi. Seketika aku menutup mulut ku dengan kedua tangan. Membuat arlan tertawa kecil.

"makanya sini jelasin ke aku. Aku gak mau kamu ngambek terus"

Apa dia bilang? Ngambek? Siapa juga yang ngambek.

"gak ada yang perlu dijelasin mas. Karena aku gak ada hak buat itu" kata ku sinis.

Arlan memegang kedua tangan ku dan mengapitnya di sela-sela pahanya. Aku berontak. Tapi arlan tetap bergeming.

"kamu punya hak untuk itu. Kamu boleh cemburu dengan chelsea. Aku malah senang. Karena itu artinya kamu punya rasa buat aku"

Lagi-lagi ucapan arlan membuat jantungku berdegup kencang.

"kamu sok tahu" sahut ku jengkel.

"aku emang tahu. Kamu gak bisa bohongin aku. Karena semua udah tertulis di wajah polos kamu" katanya sambil menyentuh wajahku.

Ya tuhan! Jangan bilang saat ini wajahku sudah seperti kepiting rebus. 
Kenapa ahjussi satu ini pintar sekali menggombal. Apa dulu dia seorang playboy?

Deringan ponsel di tas ku menyelamatkan ku dari kecanggungan ini.

"bisa tolong lepasin tangan aku?" tanya ku sambil menatapnya.

"biar aku aja yang angkat" katanya sambil merogoh isi tas ku.

Aku tidak tahu siapa yang menghubungiku saat ini tapi aku bisa lihat ada ketidaksukaan diraut wajah arlan.

"kenapa bar?"

Barry?

"dia gak bisa diganggu karena lagi sama gue. Lo bisa telpon dia lain kali lagi" kata arlan langsung mematikan sambungan itu.

Apa-apaan sih ini orang. Makin seenaknya aja bertingkah.

"kamu lihat kan. Aku bisa langsung menunjukkan rasa cemburu aku ke kamu. Dan mulai sekarang kamu juga harus begitu"

Dia cemburu dengan orang yang tidak memiliki hubungan apapun dengan ku. Lah kalau aku? Apa aku harus kasih tahu dia kalau aku cemburu dengan pacar nya?

"aku gak mau bahas soal chelsea disini. Karena sekarang aku cuma pengen lihat kamu" katanya sambil menatap ku dalam-dalam.

Apa dia masih kurang puas mempermainkan ku?


                           🍁🍁🍁



"arlan buka pintunya" teriak seseorang dari balik pintu.

Arlan mengalihkan pandangan nya kearah pintu. Dan ini saat yang tepat untuk ku menghembuskan nafas yang banyak. Karena lebih dari lima menit arlan hanya terdiam menatapku.

"kenapa pa?" tanya arlan yang hanya melongok kan kepala keluar pintu.

"kamu kalau mau macem-macem jangan disini. Sama siapa kamu didalam sampe ngunci pintu segala?" tanya om andy dengan nada suara serendah mungkin.

Aku terlonjak kaget. Aku malu pada om andy. Dia pasti berpikir aku melakukan sesuatu hal disini dengan arlan.

"yuna pa" jawab arlan pelan.

"yuna?" om andy membuka pintu selebar-lebarnya sambil mengerutkan dahi saat melihat ku.

Aku pasrah. Kali ini aku benar-benar sudah tidak tahu lagi mau menaruh wajah ku dimana.

"yuna kamu kenapa? Arlan gak macem-macemin kamu kan?" tanya tante anin yang baru saja tiba di ruangan ini.

Aku menggeleng kuat-kuat dan melirik arlan yang sedang tersenyum jahil didepan pintu.

"mama papa apaan sih. Emangnya aku penjahat apa macem-macemin yuna" arlan mengerang sakit saat om andy menarik telinga nya.

Aku tidak bisa menahan tawa. Melihat arlan memohon untuk dibantu tante anin.

"itu hukuman buat kamu karena udah bikin gaduh seisi rumah sakit. Ayo yuna" kata tante anin sambil mengajak ku keluar dari ruangan arlan.

"mama jangan bawa yuna pergi. Nanti dia kabur lagi" teriak arlan dari sudut ruangan membuat aku malu didepan para perawat disitu.

Aku sangat lega karena sudah diselamatkan oleh om andy dan tante anin. Kalau sampai mereka tidak datang mungkin aku sudah mati membeku di ruangan itu. Karena tatapan arlan sudah sangat membunuhku.

"tante senang melihat kamu dan arlan bersama" kata tante anin saat kami berada di kantin rumah sakit.

"itu gak seperti apa yang tante pikirkan kok" sahut ku mencoba klarifikasi.

Tante anin tersenyum "tante tahu kok arlan gak mungkin berbuat macam-macam sama kamu. Arlan sangat menghargai perempuan apalagi kalau perempuan itu yang dia sayang" ledek tante anin padaku.

Aku hanya bisa tersenyum. Apa mungkin aku yang dimaksud tante anin?

"tante berharap hubungan kalian terus membaik. Sampai pada saatnya kamu siap lagi. Kita baru adakan lamaran untuk kalian" kata tante anin membuat ku terkejut.

Aku bisa lihat raut wajah bahagia dari tante anin setelah mengatakan hal itu. Tapi aku masih bingung dengan keadaan ini. Aku tidak ingin menikah dengan orang yang masih memiliki hubungan dengan orang lain. Aku tidak ingin menjadi perusak hubungan orang lain.

"tapi tante bagaimana dengan mbak chelsea?" tanya ku pelan.

Tante anin tampak terkejut saat aku menyebut nama chelsea

"ada apa sama chelsea?"

Aku menarik nafas dulu sebelum menjelaskan ke tante anin. Tapi reaksi tante anin diluar dugaan ku, dia malah tertawa saat aku mengatakan soal hubungan arlan dan chelsea.

"arlan dan chelsea itu hanya sahabat dekat. Mereka berteman sejak kuliah di inggris dan arlan yang merekomendasikan chelsea bekerja disini. Jadi kalau kamu berpikir mereka pacaran tante rasa itu salah"

Penjelasan tante anin mengenai hubungan arlan dan chelsea menjawab semua kecurigaan ku selama ini. Bagai disiram air dingin kepala ku rasanya sudah mulai bisa berpikir dengan tenang. Tapi kenapa arlan menyembunyikan nya dari ku? Kenapa dia tidak pernah cerita tentang hubungan nya dengan chelsea. Malah dia seperti sengaja membuat ku salah paham.

My Ahjussi (Complete) TAHAP REVISIWhere stories live. Discover now