THE BAD GROOM 3

Mulai dari awal
                                    

Sean mendekatkan tangannya yang terluka dan masih mengeluarkan darah itu ke mulut. Sedikit mengendusnya sebelum ia, menghisap darah segarnya itu sendiri! Tidak, ia tidak benar-benar menghisapnya. Hanya mencoba memperlihatkan suatu adegan yang membuat merman ganas di depannya, tertarik. Menghentikan kebanggaan atas semua serangan yang ia lakukan pada Sean dan, mulai tertantang.

Sean meraum setelah itu, setelah berakting mencicipi darah getirnya. Ia meraum untuk yang pertama kali. Mengerahkan energinya yang masih tersisa. Mencoba sekuat tenaga. Seakan memberi sebuah peringatan karena luka yang diterimanya itu.

Suara Sean, terdengar cukup nyaring. Menembus tekanan air. Nyaring dan berat seperti auman singa di tengah rimba raya. Mustahil untuk dapat mengeluarkan suara di dalam air, tentu jika ia adalah seorang manusia. Tapi sekarang, seperti yang dikatakan Tn. James, ia adalah seekor Merman. Sosok yang, di luar semua akal sehatnya.

******

"Sean! Berandalan itu, apa yang coba ia lakukan?!" Tn. James tak henti memantau dari monitornya.

"Sepertinya dia akan melakukan perlawanan Tuan." 

Pemuda di sebelahnya tak henti mengotak-ngatik komputernya. Mematikan sinyal pengundang dan mencoba memfokuskan pengamatan pada Sean.

Sebelumnya, ruangan itu, semua orang yang ada di sana termasuk Tn. James cukup terkejut dengan apa yang hadir. Mahkluk itu, mahkluk tak diundang yang tiba-tiba menyerang Sean. Yang awalnya ia kira adalah mahkluk yang selama ini diburunya. Seekor mermaid, ternyata adalah seekor pejantan. Ia sendiri tak tahu kenapa sosok yang memiliki populasi lebih kecil itu tiba-tiba ada di sana. Daerah kekuasaan? Ya, ia merasa cukup ceroboh meremehkan hal yang seharusnya ia periksa dahulu sebelum benar-benar melakukan percobaannya.

"Sean, ia akan benar-benar tersingkir, atau bahkan mati jika kita tak mengirim bantuan Tuan." Jason menghentikan kesibukannya mengoperasikan semua peralatan itu. Memandang Tn. James.

Sesaat Tn. James hanya terdiam, tak berkeming. Perhatiannya terus tertuju pada monitornya. 

"Tuan.. "

"Tenanglah Jason." Pria itu berpaling ke monitor yang lain. Dan sesekali melirik sebentar radar tak jauh dari mereka. "Sean, pemuda itu, putra Alexa itu, dia cukup pemberani seperti sifat ibunya." Tn. James memijat keningnya sebentar. "Tapi, kita tak perlu khawatir apakah ia akan benar-benar melawan kali ini. Setelah kupikir-pikir, setidaknya ini akan menjadi cukup menarik untuk dijadikan tontonan."

"Apa maksud anda Tuan? Sean bukan tandingannya."Lelaki di sebelahnya itu berpaling ke layar monitornya lagi.

"Ya, kau benar Jason. Sean memang bukan tandingannya. Tapi coba pertimbangkan, sifat gegabahnya itu ternyata membuat ia sedikit menguntungkan kita sekarang. Lihat!" Tn. James menunjuk ke radar. Di mana sesuatu yang besar mulai terlihat. Sesuatu yang mengejutkan, bergerak mendekati pentagon yang mereka buat. Berenang begitu cepat dari segala arah. Barat, timur, atau utara dan selatan lautan Sargasso. Mereka terus berdatangan. sosok gemulai yang berjumlah sangat besar. Benar-benar besar! Seperti ribuan koloni yang berkumpul. Mermaid-mermaid cantik!

"Mereka sepertinya tertarik dengan kekacauan kecil yang terjadi pada Sean. Dan juga, dengan auman Sean! Auman yang memang terdengar sangat nyaring dari segala penjuru itu. Tadinya aku tak yakin merman kita bisa mengaum sekuat dan senyaring itu. Ya, saat kita menghubungkan gelombang suaranya dengan sinyal pengundang, menyalurkannya agar terdengar dari segala arah lautan ini. Kau ingat? Dan rupanya hasilnya memang begitu luar biasa!" Tn. James tercengir puas. Orang tua itu tak berhenti memperhatikan bangsa-bangsa lautan yang hampir memasuki pentagonnya itu sekarang.

Sejenak mereka semua yang ada di ruangan, tertegun pada apa yang bermunculan tersebut. Sosok yang mereka tunggu-tunggu. Hal itu memang cukup mengejutkan. Mahkluk-mahkluk dongeng klasik yang akhirnya jelas-jelas terlihat nyata di sekitar mereka. Di monitor mereka.

Namun Jason, pria muda yang berada di sebelahnya, segera melenyapkan kekagumannya sesaat ia menyaksikan hal yang lain terjadi.

"Tuan.." Ia memotong tawa kecil Tn. James, lagi. "Tuan, Sean! Coba lihat apa yang dilakukan Sean!" Pria itu cukup panik. Menunjuk ke monitor yang lain. Di mana terlihat hal yang mungkin lebih mengejutkan terjadi.

Sean, terlihat mengeluarkan sesuatu dari balik sisik-sisik di bagian sirip dorsalnya. Seperti sebuah botol. Tidak, jauh lebih kecil dari sekedar botol. 

"Apa itu?" Tn. James mencoba melihat lebih dekat.

Benda itu, entahlah. Ia tak dapat melihatnya jelas. Sedikit lebih fokus. Cengiran di wajahnya yang tadi sempat tersulut tiba-tiba hilang ketika ia, mendadak mengetahui benda apa itu. Sebuah tabung reaksi.

"Sean, tidak! Ia.. apa yang coba ia lakukan?!" Ujar Tn. James ketika mendapati benda berisi cairan ungu yang seharusnya berada di laboratorium, kini ada di tangan Sean. Sesuatu yang dapat mengembalikan wujud bocah itu sebagai manusia, tepat di zona berbahaya laut Sargasso?

"Tuan, sepertinya Sean memiliki maksud lain. Kurasa dia akan mencoba melakukan BUNUH DIRI!"

...

THEIR MERMAN [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang