Chapter 5

11.9K 976 129
                                    

UPDATE!!

Surprise!!! 🎉🎉🎉

Ayo semua merapat kesini!! Siapa yang udah nunggu chapter ini? Mana suaranya?!!

Oke langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😊😊😊

Btw kalo kalian mau aku double up, rulesnya 100 comment. Jika memenuhi besok atau ga rabu aku up lagi hoho 😁😁

Kalo ga memenuhi, yahh... Kalian tunggu minggu depan wkwk

Vote, comment, dan share

Follow dan recommend juga boleh 😊😊😊

Regards,


DyahUtamixx


DyahUtamixx

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





Keesokan harinya Julia berjalan memasuki gedung apartemen dengan lelah. Hari ini cafe begitu ramai dan Julia harus bekerja lebih ekstra, tapi bersyukur dengan begitu pendapatan cafe akan bertambah dan Julia bisa memberikan upah lebih pada karyawannya serta memperkerjakan pegawai baru.

Julia melangkah memasuki lift. Tangan dan kakinya pegal setelah seharian bekerja. Ia ingin mengakhiri hari dengan berendam di dalam bathtub dan juga segelas cokelat panas, tapi Julia tidak mempunyai waktu untuk merasakan kemewahan itu karena ketika lift terbuka dan Ia berjalan keluar, Julia melihat Darren berdiri di depan pintunya sambil menggerutu kesal. Langkah Julia terhenti saat Darren mengacak rambut hitamnya frustasi. Ia mengerjapkan matanya dengan bingung melihat tingkah Darren yang tidak seperti biasanya.

Darren menyembunyikan seringai kecilnya saat menyadari kehadiran Julia di dekatnya. Ia bisa mendengar suara langkah kaki Julia yang begitu ringan perlahan mendekatinya dengan hati-hati. Julia ragu untuk memulai percakapan, tapi pada akhirnya rasa penasaran yang membuatnya bertanya, "apa semuanya baik-baik saja?" dengan nada begitu pelan serta ragu.

Darren langsung menghapus seringai dari wajahnya dan menghela pelan, matanya terpejam dan perlahan tubuhnya berbalik menghadap Julia. Saat kelopak matanya terbuka, jantung Darren berdegup cepat melihat malaikatnya berdiri di depannya dengan ekspresi kekhawatiran yang begitu jelas. "tidak" jawab Darren sekenanya.

Julia melirik ke arah pintu dan kembali ke Darren. Ia seolah mengerti apa yang terjadi dan kembali bertanya, "kau terkunci diluar?" nadanya terdengar geli dan Julia tertawa dalam hati karena seorang Darren yang perfectionist, bisa terkunci diluar.

"yup. Betapa cerobohnya aku" gumam Darren pelan. Darren memasukkan kedua tangannya ke kantung celana dan salah satunya mencengkram kunci apartemen yang tersimpan disana. Darren menarik napas panjang dan kembali berkata, "tidak perlu khawatir aku akan---shit" umpat Darren pelan saat Ia mengeluarkan ponselnya dan melihat baterainya sudah habis.

Darren Obsession ✔ [ON KARYAKARSA]Where stories live. Discover now