Julia sempat bertanya darimana ibunya mendapatkan uang yang cukup banyak dan jawaban ibunya adalah, "jangan dipikirkan, mama ingin melihat putri mama bahagia dan mencapai impiannya, jadi terimalah" Julia tidak memaksa, tapi beberapa hari kemudian Ia mendapatkan jawabannya. Ternyata selama beberapa tahun terakhir, ibunya menabung untuk modal usaha Julia.

Tentu saja saat mengetahui itu, Julia langsung memeluk sang ibu dan menangis terharu di dalam pelukannya. Sisanya hanya sebuah cerita dan disinilah Ia, berdiri di cafe yang bisa Ia akui menjadi miliknya sendiri.

"tidakkah itu sedikit aneh? Memangnya kasus apa yang sedang kau selidiki?" Diana hanya mengedikkan bahu sebagai jawaban.

Julia tahu kalau Diana sengaja menutup mulut agar dirinya tidak terkena imbas akan informasi yang dimiliki Diana dan Julia juga mengerti bahwa semua informasi itu sangatlah rahasia.

"baiklah aku mengerti... Well sekarang aku harus meladeni pelanggan yang tidak senang dengan dirimu dan mencoba mengusirnya dari cafeku. Benar?" Diana terkikik geli dan mendorong tubuh Julia keluar dari dapur.

***

"oke sebaiknya aku kembali ke markas dan memberikan laporan mengenai hari ini" gumam Diana saat hari sudah malam dan cafe dalam keadaan tutup.

Diana sudah berganti pakaian menjadi pakaian yang lebih rapih, yaitu berupa celana bahan, kemeja dan blazer. Julia yang sedang duduk di depan counter kasir langsung menganggukkan kepala dan memeluk Diana sebagai perpisahan.

"aku tahu kau tidak akan bicara, hanya saja apakah penyamaranmu ini akan berhasil An?" tanya Julia dengan hati-hati.

Diana meletakkan tas tangan yang dibawanya dan menjawab, "ya, karena pembunuhan itu terjadi di sekitar sini, penyelidikanku berakhir dengan beberapa terduga dan mereka juga tinggal di area ini, maaf Juls aku jadi membuatmu repot" gumam Diana pelan, Ia lalu menambahkan, "dan juga sudah memberikan informasi ini padamu. Aku tahu betapa berbahayanya jika sampai ada yang tahu kalau kau mengetahui ini"

Julia tersenyum menenangkan, "tidak masalah. Sekarang pergilah... Aku harus segera pulang atau nanti ibuku akan mengamuk" Diana tertawa dan mengecup pipi Julia sebelum keluar cafe, meninggalkan Julia sendiri.

Julia mendesah pelan dan kembali mengecek keadaan cafenya. Ia mengelap cangkir dan juga etalase kaca. Setelah dirasa cukup, Julia mengganti tanda di pintu menjadi 'close' dan berjalan ke ruang kerjanya untuk mengambil barang bawaannya, tapi langkahnya terhenti ketika Ia mendengar sebuah ketukan di kaca pintu depan dan melihat salah satu pegawainya, Ella.

Dengan terburu-buru Julia kembali berjalan menuju pintu dan membuka kuncinya. "Ella? Ada apa? Kenapa kembali?"

"maaf Miss Jacob, ada barangku yang tertinggal jadi aku kembali kesini" Julia menganggukkan kepala dan mempersilahkan Ella masuk. Ia menunggu Ella di dekat pintu dan tidak butuh waktu lama bagi dirinya untuk menunggu, karena beberapa menit kemudian Ella muncul dengan membawa tas jinjing berisi kado. "terima kasih Miss Jacobs, kau penyelamatku"

Julia mengangguk dan menatap kado itu dengan penasaran, "memangnya kado untuk siapa itu?"

Senyum Ella langsung mengembang di wajahnya, menambah kecantikan yang dimiliki wanita itu. Ella adalah anak dari keluarga kaya yang tinggal di distrik lain kota New York.

Wanita ini terdaftar sebagai salah satu mahasiswi di salah satu universitas yang jaraknya tidak jauh dari cafe. Julia tidak tahu apa alasan yang membuat Ella bekerja untuknya, tapi Julia berasumsi kalau Ella bekerja hanya untuk menghabiskan waktu luang. "kemarin adalah hari ulang tahun kakakku dan aku ingin memberikan kado untuknya sekarang"

Darren Obsession ✔ [ON KARYAKARSA]Where stories live. Discover now