Chapter 18

3.4K 424 89
                                    

"Kau punya uang ?" Kata Kongpop sinis setelah mereka tiba di hotel. Maksud Arthit ingin ke hotel biasa saja tapi P'Jane malah mengantarnya ke hotel bintang lima. Bisa habis terkuras tabungan Arthit.

"Aku punya." Kata Arthit tersinggung atas ucapan Kongpop. Arthit berjalan menuju resepsionis dan memesan 1 buah kamar standard bukan royal suite untuk 1 malam. Setelah 10 menit, Arthit dan Kongpop diantar ke kamar mereka.

"Jadi apa maumu membawa aku kesini ?" Tanya Kongpop masih dengan nada dinginnya.

"Duduk dulu Kong." Arthit mencoba mengulur waktu dan menenangkan hatinya. Ia meminum sebotol air yang disediakan sebagai fasilitas hotel.

"Aku ini sibuk. Bisa di percepat." Kata Kongpop.

Sekarang atau tidak sama sekali - Arthit.

Arthit langsung menerjang Kongpop hingga Kongpop terjatuh diatas tempat tidur double bed. Tapi ada sesuatu yang aneh yaitu Kongpop tak melakukan perlawanan sama sekali.

"Kau jahat Kong..." kata Arthit setelah ia duduk diatas Kongpop.

"Benar." Kata Kongpop cuek.

"Kau pemaksa."

"Benar."

"Kau mencintaiku ?"

"Sangat."

"Kau mau meninggalkanku ?"

"Iya."

"Kau.. kau... pengecut.."

"Itu juga benar." Kongpop mengakui dengan mudah. Jika sudah begini, apa yang harus Arthit lakukan ?

"Aku.... aku...." kata Arthit ragu. Kongpop hanya diam menatap Arthit, menunggu tindakan Arthit selanjutnya.

PLAKKK... Sebuah tamparan keras di pipi kanan Kongpop.

"Itu karena kau pergi. Kau bilang cinta padaku tapi kau pergi dariku." Airmata Arthit kembali menetes.

PLAKKK... kali ini pipi kiri Kongpop yang kena.

"Kenapa pergi ? Kenapa meninggalkan aku ? Kau bilang akan menjagaku seumur hidup."

"Kenapa ? Kenapa ? Kenapa ?" Arthit memukuli dada Kongpop, mencurahkan semua isi hatinya seminggu ini.

"Aku kesepian hikk... hik... tak ada yang iseng mengodaku lagi hik..." kali ini Arthit berkata lembut dan menangis sambil memeluk Kongpop.

"Goda aku Kong hik... hik...."

"Arthit...." Akhirnya Kongpop membuka suara. Arthit melepas pelukannya.

"Kau yang ingin aku pergi ?" Kata Kongpop dengan tenang.

"Benar hik..."

"Lalu kenapa memintaku kembali ?"

"Aku... hik..."

"Jawab yang benar. Ini kesempatan terakhirmu." Walau diluar Kongpop terlihat kejam tapi di dalam hatinya Kongpop menangis melihat Arthit seperti ini. Tapi ia juga harus tahu apa keinginan Arthit sebenarnya.

"Aku butuh kamu Kong...."

"Karena uangku ?" Arthit mengeleng.

"Kita pindah saja ke desa." Usul Arthit. Ia tak mau di cap sebagai pria yang menghalalkan segala cara hanya untuk mendapatkan uang.

"Lalu kenapa Arthit marah saat itu ?" Kali ini suara Kongpop menjadi lebih lembut.

"ITU KARENA KAU MENCERITAKAN KEGIATAN KITA." Teriak Arthit tanpa sadar. Tak lama Arthit sadar, ia harusnya tak boleh berteriak. Ia sedang membujuk Kongpop agar ia kembali.

"Aku malu..." lanjut Arthit kali ini dengan suara lembut.

"Hahahahaha...." Kongpop bangun dan memeluk Arthit yang masih duduk diatasnya. "Maaf na... Kong tidak tahu kalau Arthit malu, Kong melakukannya justru karena Kong bangga karena kita sudah melakukan apa yang sepasang kekasih lakukan. Kong ingin menunjukkan pada dunia kalau Arthit itu milik Kong." Kongpop menepuk-nepuk lembut punggung Arthit. Arthit menyandarkan kepalanya di pundak kiri Kongpop.

"Lain kali, Arthit harus bilang terus terang apa yang Kong tak boleh lakukan. Arthit tahu sifat Kong kan."

"Ehm.. Kong tak boleh meninggalkan Arthit lagi."

"Iya... lalu ?"

"Apa Kong benar tunangan sama Tew ?"

"Rencananya begitu. Tapi sepertinya gagal."

"Kenapa Tew ?"

"Aku terluka. Tew juga terluka. Tadinya kami berniat untuk hidup bersama sebagai teman sampai luka ini sembuh."

"Lalu sekarang ?"

"Sekarang sudah ada Arthit yang akan mengobati luka Kong." Arthit jadi merasa bersalah. Arthit berjanji akan lebih mengenal Kongpop bukan sisi luarnya saja namun hatinya juga.

"Kong juga tak boleh pakai trik aneh-aneh lagi." Pinta Arthit sungguh-sungguh.

"Tapi...."

"Konggg...."

"Kalau Kong sedang ingin bagaimana ?" Tanya Kongpop serius.

"Bilang jujur sama Arthit."

"Apa Arthit akan kasih apa yang Kong mau ?"

"Tergantung keadaan. Jika kau menyebalkan jangan harap akan kuberikan." Ancam Arthit yang sudah bisa tersenyum. Hatinya sudah merasa aman karena Kongpop sudah kembali melihatnya dengan hangat dan penuh cinta.

"Baiklah... Kong akan menuruti Arthit." Kongpop berjanji akan selalu menuruti keinginan Arthit selama Arthit ada di sisinya.

"Lalu satu lagi..." Kata Arthit serius.

"Apa itu ?"

"Kong yang bayar hotel ini. Arthit gak punya uang."

8. Hai, Matchmaker (Bahasa - Complete)Where stories live. Discover now