Chapter 10

3.5K 488 45
                                    

Kongpop berjalan gembira membereskan meja makan. Sudah 3 hari Kongpop dan Arthit tinggal bersama, dengan sedikit memaksa dan berakting sedih, Arthit akhirnya setuju untuk tinggal bersama Kongpop dengan satu syarat Kongpop yang akan membayar sewa apartemennya. Tentu saja itu hal yang mudah bagi Kongpop.

Kongpop mendekati Arthit yang masih tertidur dan mengecup keningnya membuat Arthit terkejut.

"Morning Arthit...." sapa Kongpop ramah, memancarkan silau senyum keramahannya.

"Kau..." kata Arthit yang masih tak percaya ada orang lain disini selain dirinya walau Kongpop sudah tinggal 3 hari dengannya.

"Ayo mandi, air panas sudah ada disana habis itu kita sarapan..." kata Kongpop yang memberikan Arthit handuk. Arthit mengambil handuk dari tangan Kongpop dan masuk ke kamar mandi.

Apa yang harus aku lakukan ? Pikir Arthit.

***

Semua sudah mengetahui bahwa Kongpop sekarang tinggal bersama Arthit. Dari Toota dan Bright, Aim, Mrs. Suthiluck yang notabene calon mertua Arthit, Sameera serta Knot dan Tew juga sudah mengetahuinya.

Apa Arthit yang bilang pada mereka ? Tentu saja tidak. Itu karena Kongpop yang menyebarluaskan berita bahwa ia sekarang tinggal bersama Arthit.

"Jadi apa kau ingin bertemu dengannya ?" Tanya Arthit untuk mengetahui pendapat Tew mengenai Knot setelah kencan buta pertama mereka yang cukup dikacaukan oleh Arthit dan Kongpop.

"Aku suka. Dia dewasa." Secercah harapan sinar uang masuk ke kantor mereka yang suram.

"Lalu ?" Tanya Arthit bersemangat.

"Aku tak tahu." Jawab Tew jujur. " Maksudku aku masih ragu dengan pendapat orang lain tentang hubungan sejenis ini, kau tahu ini bukan hubungan yang normal pada umumnya."

"Aku mengerti." Kata Arthit paham. Memang negara Thailand tak mempersalahkan tentang hubungan sejenis ini tapi tak semua penduduk Thailand menerimannya dengan lapang dada. Ada beberapa orang yang masih antipati atas hubungan ini.

"Bagaimana hubunganmu dengan Kongpop ?" Tanya Tew balik ke Arthit.

"Uii... aku tak mempunyai hubungan apa-apa dengannya. " bantah Arthit.

"Benar ? Bukannya dia pacarmu ?." Tanya Tew yang mendengar dari Knot bahwa Arthit dan Kongpop mempunyau hubungan khusus.

"Bukan... itu hanya karangan dia saja."

"Apa benar kau tak sedikitpun punya rasa terhadapnya? Dia itu tampan, baik dan mapan. Buktinya dia mensupport kantor biro jodohmu dengan membebaskan biaya sewa. "

"Entah, aku juga tak tahu." Kata Arthit yang masih bingung dengan perasaannya sendiri. Ia sudah tak menolak jika Kongpop mencium wajahnya kecuali bibirnya, memeluknya serta mengandeng tangannya.

"Cinta itu hanya datang satu kali, jangan sampai dia pergi kau baru menyadarinya. Nanti kau menyesal Arthit." Kata Tew menasehati.

"Hoi.... kenapa malah membahas tentang diriku ? Aku kesini untuk membahas perkembangan kencanmu dengan Knot." Arthit mencoba mengganti topik pembicaraan.

"Ini hanya saranku. Karena aku dan kau memiliki sifat yang sama." Kata Tew yang belajar dari pengalamannya.

"Begini saja, bagaimana kalau kalian ikut kami kencan nonton di bioskop ? Jadi aku tak terlalu khawatir tentang pendapat orang lain jika kita beramai-ramai." Saran Tew. Sebenarnya Knot sudah mengajak kencan Tew kembali sehari setelah pertemuan mereka namun Tew masih ragu.

"Kami ??" Tanya Arthit bingung.

"Ya. Kau dan Kongpop." Kata Tew memastikan maksud kami yang dia bicarakan.

"Dia bukan pacarku Tew..."

"Anggap saja ini untuk menemaniku Arthit..." kata Tew memohon.

"Baiklah, akan kubicarakan dengannya." Kata Arthit yang akhirnya menyerah.

***

Kongpop sibuk menyediakan makan malam dengan menu Pad Thai dan Tom yam yang ia beli tadi sepulang bekerja.

"Kong..." panggil Arthit.

"Ya..." jawab Kongpop yang kini tak mengerjakan apa yang dikerjakannya tadi malah sibuk memandang Arthit.

"Tew mengajak kita ke bioskop, apa kau mau ?" Tanya Arthit.

"Oo.. Arthit mengajakku kencan." Kata Kongpop bergumam sendiri.

"Bukan aku tapi Tew..." teriak Arthit yang meluruskan kembali jalan pikiran Kongpop yang bengkok.

"Bioskop ? Tempat gelap." Kongpop masih asik dengan pikirannya sendiri.

"Oiii Kong...." teriak Arthit namun dianggap sebagai angin lalu oleh Kongpop.

"Aku bisa memegang tangannya, meraba pahanya dan menciumnya disana. Mengisap lehernya dan bermain dengan titik kecil di dadanya. Tak akan ada yang tahu. Apa aku sekalian bercinta dengannya saja disana ?"

Plak... sebuah pukulan mendarat di kepala Kongpop.

"Jangan mencoba-coba apa yang ada dipikiranmu itu. Kita hanya menemani Tew bukan berkencan denganmu." Kata Arthit memperjelaskan duduk pekaranya.

"Memangnya apa yang kupikirkan ?" Tantang Kongpop.

"Jangan menyentuhku. Awas kalau kau mengambil kesempatan ditempat gelap." Ancam Arthit.

"Jadi, kalau tempat terang boleh ?"

"KONGPOP!!!!"

"Khapp...." kata Kongpop senang, toh walau Arthit memperingatkan tetap saja dia akan merencanakan hal yang indah bersama Arthit disana.

8. Hai, Matchmaker (Bahasa - Complete)Where stories live. Discover now