Chapter 15

3.4K 408 35
                                    

"MAEEEE......" Teriak seorang pemuda dewasa yang seperti anak kecil girang mendapatkan hadiah.

"Kong....." Mrs. Suthiluck berlari dengan gembira menyambut anak laki-laki semata wayangnya. Harusnya ia bisa memeluk erat anaknya tapi ada daya ada sesuatu penghalang diantara mereka.

"Mae... aku membawa menantumu pulang." Kata Kongpop yang masih tak mau melepas memeluk Arthit dari belakang.

"Aahh... menantuku akhirnya datang juga kemari. Apa kita akan tinggal bersama-sama disini mulai sekarang ?" Tanya Mrs. Suthiluck yang gembira membayangkan rumahnya akan ramai dengan canda tawa atau lebih tepatnya ramai akibat pertengkaran- pertengkaran kecil dari mereka berdua.

"Iya Mae..." kata Kongpop yang tersenyum lebar.

"Bukan, Lepaskan aku...." kata Arthit kesal. Sejak dari apartemennya, Kongpop selalu mengenggam tangannya erat, tak mau melepaskannya sedikitpun. Apalagi sekarang, Kongpop memeluk Arthit dari belakang dengan erat dan tak mau melepaskannya, padahal banyak mata yang memandangi mereka di ruang tamu ini. Bahkan para pelayan rumah tangga pun terheran-heran melihat tingkah laku Kongpop yang jauh dari biasanya.

"Hushhh.... tidak mau nanti kau kabur." Ucap Kongpop dengan penuh kesungguhan.

"Hahaha Maafkan Kongpop ya nak Arthit, dia memang egois. Silakan istirahat dulu, kau pasti lelah." Usul Mrs. Suthiluck.

"Mae... sebelum itu, tolong panggil semua pegawai rumah." Kata Kongpop dan dalam sekejap para pelayan berkumpul diruang tamu itu, baik kepala pelayan, pelayan, koki, supir, bodyguard dan masih banyak lainnya. Jika Tuan Muda memanggil maka tak ada yang berani membantahnya.

"Sameera tolong catat ini... Orang ini adalah pasanganku, mulai hari ini ia akan tinggal disini. Kalian harus bisa memenuhi apapun kebutuhannya atau keinginannya. Apapun perintahnya adalah perintahku juga. Jadi siapapun yang tak menjalankan perintahnya, silakan angkat kaki dari rumah ini. " Perintah Kongpop yang mutlak harus dijalankan oleh semua pegawai keluarga Suthiluck.

"Oo.. tapi ada satu hal yang kalian tak boleh menurutinya. Arthit tak boleh pergi sendiri dari rumah ini. Jika ia ingin pergi harus dikawal ketat. Aku tak mau kehilangan dia. Jika terjadi sesuatu padanya maka kalian semua akan menerima akibatnya." Ancam Kongpop.

"KONG!! Kau keterlaluan." Teriak Arthit geram.

"Kalian mengerti ?" Tanya Kongpop tak mengindahkan kemarahan Arthit.

"Mengerti Tuan Muda." Jawab para pegawai serempak.

"KAU... KAU...." Kata Arthit yang terputus-putus karena menahan amarah.

"Apa Arthit sayang.... ayo kita bermain dikamar." Tanpa menunggu lebih lama Kongpop segera menarik Arthit pergi ke kamarnya sementara yang lain heran, biasanya Tuan Muda bersikap dingin dan sedikit angkuh tapi ini Tuan Muda seperti anak kecil. Hanya Mrs. Suthiluck yang tersenyum lega. Anaknya kembali pulang kerumah.

***

Kamar tidur yang dihias dengan elegant dan minimalis, sebuah tempat tidur besar terletak di tengah-tengah ruangan tersebut. Warna hitam dan putih menjadi warna dasar dekorasi kamar itu. Tapi semua itu tidak ada yang istimewa untuk Arthit karena....

"Apa maumu ?" Tanya Arthit galak, baru saja Kongpop menutup pintu kamarnya agar tidak ada siapapun yang mendengar pembicaraan mereka.

"Ya aku mau kamu Arthit." Jawab Kongpop. Pusing kepala Arthit.

"HHIshhh.... Bicara yang benar."

"Ini sudah benar." Rasanya makin pusing.

"Kau bilang ingin berbuat sesuatu padaku, apa itu ?" Selidik Arthit untuk memastikan agar ia tak jadi korban di kandang singa kelaparan kan.

"Ohooo... Arthit mau tau ?" Ucap Kongpop memasang tampang genit.

"Er..... " Kenapa aku merasakan jadi kelinci dikandang singa ?

"Mau apa tidak ?"

"Kau mau berbuat apa padaku ? awas kalau kau berbuat mesum." Jika dia bertindak yang aneh-aneh, akan ku tendang dia sampai jatuh. Janji Arthit dalam hati.

"HAHAHAHAHA....."

"Apa yang kau tertawakan grhh.... ?"

"Aku hanya ingin kau disini." Ucap Kongpop yang kali ini bernada serius. "Aku kesepian."

"Hahh..." Arthit menghela nafas lega, setidaknya tidak akan ada hal mesum diantara mereka.

"Lalu ?" Tanya Arthit.

"Aku ingin kau menemaniku disini."

"Kau bisa panggil Aim."

"Tidak mau. Aku hanya mau Arthit." Kekeh Kongpop. Sekali Arthit tetap Arthit, tidak bisa digantikan oleh siapapun.

"Kong...."

"Arthit... aku tidak akan memaksamu untuk menikah denganku secepatnya tapi tinggallah disini untuk menemaniku. Aku akan menunggu sampai kau benar- benar bisa menerimaku sepenuhnya, tapi aku juga tak akan diam jika ada seseorang yang ingin merebutmu. Kurasa kau sudah mengetahui sifatku untuk hal yang ini." Jelas Kongpop panjang lebar.

"Kong.... tapi aku... "

"Please, aku mohon na... Arthit. Coba tinggal sebulan dulu, jika kau tidak nyaman, kita akan pindah bersama-sama."Kata Kongpop memberi tawaran.

"Jadi dimana kamarku ?" Tanya Arthit yang akhirnya mengalah, toh tak ada ruginya ia tinggal disini, makan dan tempat tinggal gratis. Lumayan menghemat pengeluaran.

"Disini..."

"Ini kamarmu.."

"Ini kamar Arthit juga.... Arthit tidur di sisi kiri dan aku di sisi kanan.. kalau kurang nyaman, kita berdua tidur di tengah-tengah saja. Kalau butuh bantal guling, Arthit bisa memelukku, aku sangaaaattt bersedia..."

"DASAR MESUM.."

***

Kegiatan menjadi karyawan di biro jodoh ini adalah sarapan pagi dahulu sebelum bekerja, sesuai pepatah isi tenaga dulu sebelum melakukan aktivitas. Tapi kegiatan sarapan pagi Arthit terganggu oleh kedua sahabatnya itu.

"Jadi kau sekarang tinggal bersama di rumah Kongpop ?" Tanya Toota yang hampir membuat Arthit tersedak bakpao yang sedang dimakannya.

"Uhukk... uhukkk... Air.... " pinta Arthit. Benda putih itu menghalangi alur masuk di kekorongannya.

"Ini..." kata Bright yang memberi segelas air dihadapan Arthit, ketika Arthit mengulurkan tangannya ingin mengambil tapi langsung disingkirkan oleh Bright. " Ceritakan atau... tak ada minum.." Arthit mengangguk dengan cepat, mukanya sudah memerah menaham benda putih.

GLUK... GLUK... Arthit minum dengan cepat agar benda putih itu berjalan mulus.

"Hah... hah..." Arthit bernafas lega..

"Ceritakan!!"

"Iya aku tinggal bersamanya, kau sudah puas sekarang !" Kata Arthit galak.

"Puasss... puas.... " kata Bright sambil nyengir.

"Jadi apa yang kalian lakukan semalam ?" Selidik Toota.

"Ituu... Itu.... Rahasia.. Kalian tak perlu tahu..." Jawab Arthit, hei kehidupan pribadinya bukan konsumsi publik kan.

"Pelittt..." Kata Toota menjulurkan lidahnya.

"Mereka... swimm.. swimmm lalu... cupp.. cupp....." Kata seseorang yang baru saja tiba ditempat itu tapi Arthit tak mengenalnya.

"Kauuu.. siapa ?" Tanya Arthit heran, kenapa ia bisa mengetahui apa yang terjadi semalam.

"ROMEEEEEE....."






8. Hai, Matchmaker (Bahasa - Complete)Where stories live. Discover now