Chapter 8

3.5K 512 73
                                    

Tiba hari dimana Knot dan Tew akan saling bertemu. Arthit sudah berusaha semaksimal mungkin meyakinkan Tew untuk bertemu dengan Knot. Bahkan ia juga ikut datang ke cafe dimana Tew dan Knot akan bertemu.

Memang Arthit sengaja memesan dua meja yang bersebelahan hanya dibatasi oleh dinding kayu sebagai pemisah dari keduanya, apalagi tempatnya VIP.

Semua sempurna hanya satu hal yang merusak segalanya yaitu Kongpop ikut Arthit datang ke cafe tersebut. Bukannya duduk di hadapan Arthit, Kongpop malah memilih duduk di samping Arthit. Biar gak ketahuan kata Kongpop.

Tak lama Knotpun datang dengan memakai baju yang casual, kaos oblong dan jeans. Baju yang dipilihnya memang sedikit menutupi otot-otot tubuhnya tapi semua orang tahu jika Knot mempunyai otot yang bagus. Arthit saja kagum padanya.

Knot duduk dengan sedikit gugup. Mungkin dia tak terbiasa dengan kencan buta. Memesan ice americano sambil menunggu kedatangan Tew.

10 menit kemudian Tew datang dengan penampilan jauh berbeda dengan Knot. Tew berpakaian formal memakai jas seperti ingin menghadiri suatu meeting penting. Arthit ingin tertawa namun ditahannya. Semakin Arthit mendekatkan telinganya ke dinding kayu untuk menguping, semakin Kongpop menempelkan tubuhnya ke punggung Arthit.

"Jauh sedikit..." bisik Arthit memprotes kelakukan Kongpop.

"Nanti aku tak bisa dengar kalau jauh-jauh." Kongpop mulai memberi alasan tak masuk akal. Jika ia ingin seperti itu kenapa tak duduk saja di depan Arthit bukan disampingnya seperti ini.

"Maaf lama menunggu." Kata Tew yang terdengar gugup.

"Tak apa. Aku juga baru tiba." Kata Knot sabar walau Tew sudah telat 15 menit.

"Pria sejati." Kata Arthit bergumam pelan tapi Kongpop dapat mendengarnya.

"Aku juga sabar menghadapimu." Bisik Kongpop tak suka Arthit kagum pada Knot. Arthit tak mau membalas Kongpop. Malas. Ada yang lebih penting dari Kongpop yaitu pasangan disebelahnya ini.

"Perkenalkan namaku Knot." Kata Knot mengulurkan tangan memperkenalkan diri yang disambut malu-malu oleh Tew.

"Aku Tew."

"Keren." Arthit kagum dengan cara Knot membawa diri. Manly banget.

"Aku Kongpop." Bisik Kongpop pas ditelinga Arthit dan mengulurkan tangannya ke paha Arthit.

"Diam.." geram Arthit sambil menepis tangan Kongpop yang mau menjamah pahanya.

Tew dan Knot terlibat percakapan biasa tentang pekerjaan, keluarga dan kegiatan sehari-hari. Mereka punya hobi yang sama yaitu menonton film star wars.

"Aku suka avenger." Kata Kongpop yang mengigit sedikit telinga Arthit.

"Kong... hentikan." Kata Arthit kesal. Kongpop sungguh tak tahu malu.

"Kapan kamu ada waktu Tew ? Kita bisa menonton bersama." Ajak Knot. Akhirnya ada kemajuan, pikir Arthit.

"Arthit kapan ada waktu untuk kita kencan ?" Tanya Kongpop mengikuti cara Knot.

"BERISIK!!" Arthit kelepasan marah lalu membekap mulutnya. Knot dan Tew tertawa mendengar tingkah Arthit. Bukan Arthit yang menguping malah mereka yang menguping balik.

"Maaf, lanjutkan." Kata Arthit jadi ketahuan dan tak enak hati.

"Disebelah ramai ya." Kata Tew sambil tertawa.

"Benar." Knot membenarkan dan ikut tertawa bersama Tew.

"Kongg... tahu diri." Kata Arthit kesal.

"Aku tahu kok. Namaku Kongpop. Aku bukan hilang ingatan." Arthit menepok jidatnya mendengar jawaban Kongpop.

"Kau diam dulu." Pinta Arthit.

"Ok." Bisik Kongpop ditambah gerakan tangannya berbentuk OK. 👌.

"Kau suka makanan apa Tew ?" Tanya Knot.

"Aku suka makanan tradisional Thailand." Jawab Tew.

"Aku suka mie Arthit." Jawab Kongpop.

"Aku gak nanya Kong." Jawab Arthit. Ini satu pertanyaan ada 3 jawaban.

"Ada restoran enak menu khas Thailand, apa mau pergi kesana ?" Tanya Knot.

"Boleh." Jawab Tew.

"Kita ikut yuk." Jawab Kongpop.

"Gak mau." Jawab Arthit.

"Sabtu kita kesana, bagaimana ?" Tanya Knot.

"Ok." Jawab Tew.

"Aku ada meeting. Minggu saja ya Arthit." Jawab Kongpop.

"Siapa yang mau pergi denganmu ?" Jawab Arthit.

"Ya kamu donk. Siapa lagi." Jawab Kongpop.

"Pergi saja sendiri."

"Tak mau. Mau sama Arthit."

"Tapi aku gak mau sama kamu."

"Tapi aku mau."

"Tidak mau."

"Pergi denganku atau ku cium."

"Kau pikir aku takut denganmu." Kata Arthit berdiri menantang Kongpop, ia lupa keberadaan meja Tew dan Knot disebelahnya.

"Aku juga tak takut padamu Arthit." Kongpop langsung mencium Arthit, memeluknya erat. Walau Arthit meronta, toh jelas Kongpop lebih kuat darinya.

"Err. P'Knot kita ganti tempat saja." Kata Tew merasa risih melihat pasangan berciuman didepannya.

"Ayo kita pergi." Ajak Knot berdiri dan diikuti oleh Tew.

8. Hai, Matchmaker (Bahasa - Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang