Mereka memang sudah ingin pulang tapi suara dering ponsel Amira membuat cewek itu mengangkatnya, sedangkan Arif beserta kedua temannya baru saja melesat pergi menaiki mobil Putra katanya mau mampir dulu ke rumah Arif.

"Kenapa Mir?" tanya Adira. Cewek yang ditanya itu masih merapatkan bibirnya.

"Eng-ini, aduh susah gue bilangnya."

"Bilang aja gak pa-pa kali."

"Gue gak bisa anter lo Dir, soalnya nyokap nyuruh gue ngejemputnya karena mobil nyokap mogok dijalan," ucap Amira merasa tak enak hati.

"Gak apa, gue bisa cari taksi, pesen ojol, atau minta jemput bang Faiz, banyak alternatif. Santai aja kali."

"Ya tapikan gue gak enak sama lo, udah janji bakal nganterin lo pulang."

"Mending lo samperin nyokap lo deh, kesian kan kalau nyokap lo nungguin lo lama, mana cuaca tiba tiba mendung lagi."

"Bener nih gak pa-pa?"

"Iya."

"Yaudah sana buruan jemput." Amira mengangguk lalu pamit untuk menjemput Mamanya.

"Aduh Dir, gue bareng Putri sih soalnya. Apa mau kita temenin sampe lo dijemput atau dapat kendaraan," ucap Syabila lalu diangguki Putri.

"Gak usah, mending kalian berdua pulang udah mau hujan ntar ke hujanan. Ini juga gue mau nelpon Abang gue."

"Yaudah kita nungguin lo nelpon Abang lo, jangan nolak pokoknya," ucap Putri, membuat Adira mengiakan. Lalu menelpon Abangnya.

Telepon tersambung terdengar suara laki laki diujung sana.

"Bang, jemput gue di kafe Pelangi"

"Kafe pelangi?"

"Iya, kafe baru deket sekolah. Kafe es krim loh"

"Oh iya iya, gue otw, jangan kemana mana"

"Iya, bawa mobil ya, udah mau hujan"
"Iya bawel" Sambungan telepon terputus.

"Gimana Dir?" tanya Syabila

"Bang Faiz mau otw, kalian bisa pulang sekarang." kedua sahabatnya mengangguk lalu pamit dan menghilang dari pandangan.

Adira melangkah menuju tempat duduk outdor di kafe tersebut sambil menunggu Abangnya.

Disaat itu, Febby baru saja keluar dari kafe, lalu melihat seorang gadis tengah duduk disana. Cowok itu menengadahkan kepalanya ke langit yang tampak mendung, lalu dia pamit kepada ketiga temannya untuk menemui cewek tersebut.

Febby membuka tasnya, mengeluarkan hoodie miliknya, lalu menyerahkan hoodie tersebut kepada gadis itu.

Adira mengeryit melihat sebuah hoodie hitam milik seseorang berada didepan matanya, gadis itu menoleh mendapati Febby yang masih berdiri sambil mengacungkan hoodie tersebut.

"Ambil," ucapnya membuat Adira dengan ragu mengambilnya. "Udara dingin."

"Ma-makasih Kak," ucap Adira lalu memakai hoodie tersebut ke tubuhnya.

"Ngapain?."

"Maksudnya Kak? Maaf gue kurang ngerti," ucapnya Adira meringis.

"Ngapain masih disini?."

"Nunggu jemputan Bang Faiz."

"Oh. Gue duluan." ucapan itu membuat Adira ternganga ditempatnya. Apalagi sekarang Febby berjalan begitu saja meninggalkannya tanpa ada niat basa basi.

Dasar gak peka batin Adira

Setelah menatap punggung itu yang mulai menjauh dari pandangan, gadis itu tersenyum melihat hoodie hitam milik Febby berada di tubuhnya. Wangi mint khas cowok itu menyeruak masuk dalam penciuman Adira.

Rintik hujan mulai turun dari langit, membuat Adira sedikit menepi dekat kafe tersebut, tidak lama sorotan lampu mobil menyilaukan matanya. Seseorang turun dari sana sambil membawa payung.

"Lama ya?" tanya Faiz setelah sampai di tempat Adira

"Gak kok. Udah yuk langit udah mulai hitam" Faiz mengangguk, memayungi gadis itu dan mereka berdua jalan berdampingan masuk kedalam mobil.

Tanpa sepengatahuan Adira, dari kejauhan ada yang masih memperhatikannya. Sampai mobil itu melaju meninggalkan area kafe.

TBC

Ehehew!

Udah terbentuk tim Arif dan Febby:D?

Jangan lupa vote dan comment. Biar gak siders.

Marilah kita musnahkan para siders eheheh :D

My Ice Senior [Complete]Where stories live. Discover now