32. Janji si Penculik

2.5K 108 0
                                    

Aldo duduk di sofa ruang tengah dengan memainkan ponselnya. Lalu ia menatap Putra yang datang dengan hidung merah.

"Bang!! Kenapa lo?? Sakit?? Pucet amat tuh muka" tanya Aldo melihat Putra yang kemana mana membawa tisu kotak.

"Gak tau. Flu kali, ingusan mulu" sahut Putra mengelap ingusnya dengan suara keras.

Huhg.. srottt...,

Sontak, Aldo menatapnya dengan pandangan jijik.

"Ih jorok ah" celetuk Caca yang geli mendengarnya. Gadis itu datang dengan memakan sekotak biskuit goodtime.

"Iya maaf. Namanya juga orang sakit" ucap Putra dengan nada lemas.

"Tapi Kak Kyla mana?? Kok belum pulang-pulang?? Udah jam nya pulang, kan?!! Dari tadi malah" tanya Caca melihat ke arah jam dinding yang menujukan pukul 16.00 sore hari.

"Main kali!! Nanti juga pulang" sahut Putra dengan kembali mengelap hidungnya yang terus saja mengeluarkan ingus.Tak lama kemudian Kyla datang bersama dengan seseorang dan membuat kegaduhan di ruang tamu.

"Assalamualaikum!! Tunggu disini, gue ganti dulu" kata Kyla masuk dan seseorang itu menunggu di ruang tamu rumahnya.

"Sama siapa kak??" tanya Aldo berjalan keruang tamu.

"Leo!!. Bikinin minum dong Do. Tolong ya" ucap Kyla sambil masuk ke dalam  kamarnya dan segera mengganti baju.

Klab...

Karna ke kepoan Caca yang kelewat overdosis, akhirnnya gadis itu mengendap endap menuju ruang tamu. Ingin melihat siapa yang datang bersama dengan kakaknya itu.

"Pasti cogan!!” gumam Caca dan menatap di adri balik rak penyekat besar yang memisahkan ruang tamu dan ruang tengah.

“Hehe kak Kyla bawa co..gan?" dan Caca langsung berlari ke belakang punggung Aldo ketika melihat Leo yang sedang duduk di sofa yang tak jauh dari dirinya.

“Kenapa lo??” tanya Aldo dengan memandang adiknya dengan tatapan terheran heran.

“Yang.. yang culik Caca ada di depan bang” celetuk Caca dan Aldo pun langsung membulatkan matanya.

“Serius lo??”

Caca mengangguk. Aldo langsung bangkit dan menutu ke ruang tamu, untuk menemui lelaki yang telah menculik adiknya itu. Ia harus menghajar lelaki kurang ajar yang bisa membuat adiknya mengalami trauma berat ini.

"Ngapain lo kesini?? Balik sana" celetuk Aldo pada Leo yang seketika menatapnya dengan pandangan gusar.

Aldo menenangkan Caca yang sudah gemetaran ketika melihat Leo yang duduk manis di sofa rumah mereka.

Leo mengangkat kedua tangannya sejajar dengan dagu. Melihat bagaimana takutnya Caca, ia merasa bersalah atas kejadian lalu.

"Hey!! Hey!! Gue cuma mau belajar. Gak mau nyulik, oke. Kita damai aja ya.." celetuk Leo tersenyum kecut melihat Caca yang semakin gemetaran ketika mendengar suaranya.

Kyla yang datang sedikit bingung dengan suasana yang mencengkam itu. "Kok belum di bikinin?? Kamu gak mau ya?? Gue cuma minta tolong loh" celetuk Kyla melihat Aldo yang malah memeluk Caca.

Aldo langsung berjalan ke belakang bersama dengan Caca. "Caca!!" Panggil Kyla, gadis itu menengok ragu dan berjalan ke arahnya dengan langkah kikuk.

"Kenapa??" Tanya Caca menggenggam ujung bajunya kuat. Caca bahkan tak mampu mengangkat kepalanya dan menatap lawan bicaranya, karna sangking takutnya dengan keberadaan Leo disana.

"Kenalan dulu dong!! Kamu kan suka sama yang ganteng" ucapKyla menyeretnya ke arah Leo.

Caca memandang Kyla yang tersenyum lembut padanya. Dan saat itu dia sedikit memberanikan diri, untuk melihat Leo yang berada beberapa langkah dari dirinya.

“Kenalan dong” ucap Leo membuat Caca sedikit meringkuk dan bersembunyi di balik punggug Kyla.

Kyla mengelus kepalanya. Ia tahu jika Caca memiliki trauma pada Leo atas kejadian waktu itu, maka dari itu Kyla membantunya untuk berbaikan dengan Leo, karna Leo bukan orang jahat. Setidaknya itu yang Kyla pikirkan saat ini.

"Caca?!!" gadis itu mengulurkan tangannya yang gemetaran dari balik punggung Kyla. Caca hanya berani mengintip Leo dari balik punggung Kyla, untuk saat ini.

Leo pun bangkit dan mendekat ke arahnya. Berjongkok di depan Caca dan menjabat tangan gadis yang tengah gemetaran ketakutan karna dirinya.

"Leo!!" ucap Leo menjabat tangannya sejenak dan kemudian gadis itu berlari masuk ke dalam begitu saja.

"Caca!!" panggil Leo, dan Caca pun menengok ragu. Memandang Leo yang tengah tersenyum lembut padanya.

Ganteng.. kata itulah yang langsung terbesit di otak Caca. Namun karna Caca masih sedikit takut, Caca pun hanya bisa menjaga jarak seaman mungkin dari Leo.

Leo tersenyum memandang Caca yang sudah sedikit tenang. "Maaf ya!!" kata Leo tersenyum bersalah, Caca diam sejenak, terpaku dengan wajah dan kalinat lelaki itu. Wajah tulu mampu Caca lihat sebelum dirinya kembali berlari masuk ke dalam.

Kyla menyeringai melihat wajah Leo yang minta ditonjok itu. TAKK..

Aldo meletakan nampan berisi 2 jus di meja dengan sedikit membantingnya. Aldo sudah memasang wajah garang ketika melihat Leo yang berusaha mencoba berbaikan dengan adiknya, Caca.

Kyla terlonjak kaget "Aldo, Kenapa sih??" ucap Kyla dengan kening yang sudah berkerut.

"Gak papa" sewot Aldo langsung melenggang pergi.

Kyla menghela nafasnya dan meminta maaf pada Leo. “Maaf ya Le.. kayaknya ini lebih sulit dari dugaan gue” ucap Kyla dengan mendudukan dirinya di atas sofa.

Leo hanya mampu tersenyum melihat wajah teman barunya yang terlihat frustasi itu. Benar, semenjak Kyla dan Leo bertemu, entah mengapa mereka menjadi sangat cepat akrab. Bahkan Tasya yang melihat kedekatan mereka sampai terkaget kaget dengan ke dekatan mereka tersebut.

“Gak papa.. biar gue yang usaha buat minta maaf sama mereka. Kan gue yang salah! Itu urusan gue, oke??!” ucap Leo dengan tersenyum, menenangkan Kyla yang sedikit merasa tertekan.

Kyla mengangguk dan kemudian menatap Putra yang berjalan ke arah mereka dengan menenteng sebuah tisu kotak dan sebuah snack di tangannya.

“Kenapa??” tanya Kyla dengan menatap adiknya yang langsung duduk di sebelahnya dengan kaki bersila di atas sofa.

“Gue mau disini. Gak boleh?” ucap Putra dengan melirik ke arah Kyla tajam.

Kyla yang mendapat tatapan seperti itu pun mengerutkan keningnya tak paham, akan sikap adiknya padanya ini.

Namun Leo paham benar akan sikap adik lelaki Kyla ini. Memang terlihat sedikit posesif. Namun ia memiliki tujuan baik untuk melindungi kakaknya yang tengah berduaan dengan seseorang yang telah mencelakainya beberapa waktu yang lalu.

“Gue gak ada niat jahat ke kakak lo! Sekarang gue temannya. Tolong maafin gue buat yang dulu.. gue janji buat nebus kesalahan gue itu, dengan ngejagain Kyla” ucap Leo membuat Putra derdecih, menyepelekan omongannya.

“Bisa di pegang gak?? Gue males percaya sama orang yang datengnya aja udah bawa malapetaka” ucap Putra dengan suara tak enak di dengar.

“Gue janji sama lo! Gue bakal jagain Kyla”

I Love You KylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang