Episode 25

738 94 0
                                    

"Ini sangat menakjubkan!" aku berseru riang, mengangkat tangan di udara. Kami sudah terbang keluar dari wilayah kota. Jauh di bawah, terhampar hutan penuh dengan pepohonan yang dua kali lipat lebih besar dari pohon yang ada di dunia kami. Warna hijau sejauh mata memandang.

"Perhatikan kompas pada gelang kalian, pastikan kita mengarah ke utara." Miss Anna memberi perintah.

Aku mengangguk, mengangkat tangan kiri, dan layar hologram kecil yang menunjukkan kompas muncul.

"Dua puluh derajat ke kiri, Miss!" seru Zandar yang berada di kiriku.

Miss Anna mengangguk, kemudian terbang ke kiri. Kami mengikuti, sambil menatap kompas.

"Sebenarnya, tidak ada yang tahu di mana letak Lembah Kematian dengan pasti." celetuk Elios.

"Aku tahu itu, Elios. Aku bisa mendengar percakapan kalian dengan penjaga utusan Lucius ke Bumi, Renesmee, saat aku melakukan video call denganmu tadi." Miss Anna menghembuskan napas pelan. "Maka itu adalah tugas kita untuk menemukan Lembah Kematian."

Aku mengangguk, kemudian kembali fokus melihat ke arah depan.

Kami sudah terbang selama kurang lebih sepuluh jam—sesekali kami berhenti untuk istirahat sejenak di atas tebing batu yang cukup tinggi. Layar sentuh tiga dimensi menunjukkan pukul lima sore.

"Sebaiknya kita segera mencari area terbuka di hutan yang ada di bawah sana agar kita bisa mendirikan tenda. Sudah hampir gelap," sahut Elios, menunjuk matahari yang mulai tenggelam. Pemandangan itu indah sekali. Langit berwarna kemerah-merahan bercampur jingga sejauh mata memandang. Sangat menawan dan memanjakan mata.

"Kamu benar, Elios," Miss Anna menoleh, "Zandar, gunakan kekuatanmu untuk mendata hutan di bawah sana. Coba cari area terbuka agar kita bisa mendirikan tenda."

Zandar mengangguk cepat, kemudian mengangkat kedua tangannya di udara. Layar sentuh tiga dimensi muncul di depan wajahnya. Tangannya yang bercahaya hijau, bergerak-gerak, sambil matanya menatap layar sentuh tiga dimensi yang menunjukkan area hutan di bawah. Seketika, hutan yang ada di bawah sana diselimuti semacam jaring bercahaya. Lima detik, jarring itu sudah menyelimuti permukaan hutan.

Setelah terdengar suara bip dari layar yang ada di depan Zandar, jaring itu perlahan menghilang.

"Kita harus terus terbang sekitar lima ratus meter lagi ke depan, lalu kita akan menemukan area terbuka yang cukup besar di dalam hutan, Miss!"

"Baiklah. Terus mengarah ke utara!" Miss Anna memberi perintah.

Sebagai jawaban, naga-naga kami meraung pelan. Kami terus terbang ke utara sesuai perkataan Zandar.

***

"Itu dia!" Lani berseru, menunjuk ke bawah.

Aku langsung menarik tali pelana nagaku, kemudian kami terbang tepat lima ratus meter dari area terbuka itu.

"Turun sekarang! Matahari sudah hampir tenggelam." seru Miss Anna. Kami mengangguk cepat, lalu naga-naga kami langsung melesat turun.

Satu jam kemudian.

"Ah, api unggun ini sangat hangat," gumamku, sambil duduk di sekitar api unggun yang aku buat. Lani dan Zandar masih menyiapkan perlengkapan tidur mereka di dalam tenda canggih itu. Tenda itu seperti kamar kos di dunia kami—tapi lebih futuristik. Sebelumnya, Elios, Miss Anna, Lani dan Zandar sempat kaget saat aku mengeluarkan api dari tanganku saat Elios akan membuat api unggun dengan lighter yang dia bawa. Bentuknya sama seperti yang ada di kota kami, tapi aku rasa lebih canggih.

TMA Series 1: TANAH ✔️ [SELESAI, TAHAP REVISI]Where stories live. Discover now