"Kau tahu Sean? Ayahmu, dia adalah pria yang cukup unik. Ia tak banyak bicara, tak banyak mengucapkan kata-kata kotor, atau sebaliknya, mengumbar rayuan-rayuan manis. Ia pria yang diam, tenang, namun cukup spontan. Pria yang-luar biasa. Bahkan, sampai kami menikah." Pengusaha bertempramen keras itu mengangkat tubuh semoknya, bangkit dari pangkuan Sean. Batangan ekor itu seketika merasa lega. Sean yang sedari tadi menahan beban berat tubuhnya kini merasa, jauh lebih baik.

"Sean.." Ujarnya lagi. "Sebenarnya, aku dan William memiliki hubungan yang cukup dekat. Hubungan yang lebih dari orang-orang sangka. Kita sangat dekat, bahkan saat kami masih duduk di bangku kuliah. Ya, meski awalnya ia menolakku dan hanya menganggapku sebagai teman biasa, tapi hubungan kami cukup manis dari waktu ke waktu. Aku sangat tersanjung ketika ia akhirnya, bersedia belajar untuk menerimaku. Semuanya, semuanya terasa indah kala itu baby." Ujarnya yang kemudian terseyum. Rona merah terlihat menyamar di pipinya. "Ya, semuanya berjalan lancar hingga mendadak, ia membuat kesalahan fatal. Sangat fatal! Entah karena apa, ia tiba-tiba menjatuhkan pilihannya pada wanita lain. Wanita yatim piatu, gadis sederhana yang bekerja sebagai seorang mermaid di beberapa pertunjukan-pertunjukan kecil. Alexa, orang yang selama ini kau panggil ibu, orang yang membuat William benar-benar, meninggalkanku!" Ujarnya.

Sean berpaling pada wanita paruh baya yang kini melangkahkan kaki menghampiri cambuk yang tergeletak tak jauh dari mereka. 'Alexa?!' Sean, merasakan jantungnya berdegup kencang saat nama ibunya disebut.

"Ya.. Alexa. Aku tak tahu bagaimana saudari Tommy itu akhirnya memadu kasih dengan Williamku" Natalie mengayunkan sedikit cambuknya. "Aku yakin William mencintaiku, menyayangiku. Tapi, aku tak bisa terima kalau perasaan itu mungkin jauh lebih besar ia tujukan pada Mermaid bualan yang bekerja sangat keras dengan semua kostum-kostum konyol memalukan itu, Alexa! Wanita yang tak seharusnya muncul di kehidupanku!"

CTTAARR!

Ia mendaratkan ayunan cambuknya tersebut ke lantai. Cukup kencang. Cukup bertenaga hingga menimbulkan suara keras.

"Tapi Sean, asal kau tahu, sebenarnya, aku sudah lama melupakan kesalahan yang William dan Alexa buat itu. Kami bahkan sempat makan malam bersama dalam satu meja beberapa hari sebelum William berada di tempat ini. Di laboratorium ini." Katanya. "Aku memang bukan tipe wanita pemaaf, tapi aku bisa lakukan itu. Bahkan, bahkan untukmu juga, Sean Alex-Lie. Ya.. kau adalah darah daging William juga, kau anak dari suamiku. Aku tak tahu bagaimana aku harus memanggilmu. Tapi intinya, kau hampir sama seperti anakku sendiri. Anak yang diasuh oleh pria bujang tua dimana aku tak mau lagi memiliki urusan-buruk setelah proyek ini selesai. Tommy. Aku ingin kita akhirnya benar-benar bisa memiliki hubungan-kekeluargaan seperti hubunganku dengan Paman tuamu itu." Ia berjalan menghampiri Sean dengan cambuknya. Berseringai puas seolah berhasil menumpahkan secuil unek-uneknya.

Sementara Sean, ia seperti baru saja menemukan sedikit puingan kecil mengenai keluarganya. Mengenai Alexa dan William yang tak pernah ia dapatkan dari Tommy, atau bahkan Alexa sendiri.

Natalie, wanita itu tanpa disadari kini berdiri cukup dekat dengan Sean. Ia terdiam beberapa saat. Wajah pucat pemuda di hadapannya sekarang, seakan menjadi magnet untuk ia melanjutkan kembali aksi seksualnya yang sedikit lain dari kebanyakan orang.

CCTAARR!

Cambuk itu ia ayunkan lagi. Kali ini benar-benar mendarat di bagian atas tubuh Sean. Sangat keras! Membuat lelaki muda tersebut seketika memekik, mengerang kesakitan di balik scraft yang menutup mulutnya.

"Sekarang, ayo kita bermain lagi putraku! Lupakan ocehan masa laluku barusan, Aku yakin kau tak ingin mendengar lebih banyak." Natalie mengayunkan cambuknya terus-terusan ke tubuh Sean.

THEIR MERMAN [COMPLETE]Where stories live. Discover now