29

55K 5K 382
                                    

Aku turun dari taksi dan menyeret koperku memasuki rumah. Bi Minah menyambutku dengan tergopoh-gopoh.

"Duh Non, kemana saja to? Itu Den Dewa bolak-balik datang nanyain Non Ara. Mbok ya kalo pergi itu bilang suami dulu. Ndak baik loh Non. Kalo ada apa-apa bagaimana?" berondong Bi Minah mengambil alih koperku.

"Memang Mas Dewa nginep di sini, Bik?"

"Ndak Non. Tapi setiap hari pasti nelpon nanyain Non."

"Mama dan Papa?"

"Tuan sama Nyonya belum kembali, Non. Katanya langsung ke Batam, ketemu sama siapa gitu. Bibik lupa..."

"Jam berapa biasanya Mas Dewa nelpon?"

"Biasanya siang sama sore Non."

"Aku mau istirahat Bik. Capek. Kalau Mas Dewa telepon lagi, bilang saja aku baru nyampe dan gak mau diganggu," kubuka kamarku dan Bi Minah mengangguk, meletakkan koperku di dekat sofa, lalu menutup pintu dari luar.

Kukunci pintu kamarku dan kubiarkan anak kuncinya tergantung. Lalu kuganti pakaianku dengan kaus kebesaran tanpa bra, menyusup ke dalam selimut dan memejamkan mata.
Sebenarnya secara fisik aku tidak capek, tapi pikiranku yang kalut membuatku merasa sangat kelelahan.

Hampir satu setengah jam aku hanya bolak balik badan di atas tempat tidur. Pikiranku terlalu bekerja keras hingga kantuk tidak juga datang.
Aku bangun dari tidurku dan berjalan mondar-mandir di kamarku.

Tok Tok Tok...
Aku menatap ke arah pintu. Siapa yang mengetuk? Bi Minah-kah?

Tok Tok Tok...
Ketukan itu terdengar lagi.
Dengan ragu aku mendekat.

Duk Duk Duk...
Ketukan itu makin keras.
Aku menahan nafas. Bi Minah tidak akan berani menggedor pintuku. Hanya satu orang tersangka yang berani melakukannya.

"Kiara! Buka pintu!"

Nah, benarkan dugaanku? Siapa lagi kalau bukan Mas Dewa.

"KIARA!"

Aku buru-buru membuka laci nakasku dan mengambil ponselku yang seminggu mendekam di sana. Kunyalakan dan aku mendapatkan serbuan ratusan notifikasi.

Kuabaikan notif-notif itu dan kubuka aplikasi chat.

To : Pak Suami

Jangan gedor-gedor! Aku capek! Nanti malam jam 7 di Marriot. Aku mau bicara.

Aku menyentuh tombol kirim.

"KIARA, BUKA!"

Huh! Masih juga gedor-gedor?
Hening. Gedoran itu terhenti.

Ting!
Aku menyambar ponselku.

From : Pak Suami

Aku jemput nanti. Tapi kenapa kita gak bicara sekarang saja?

To : Pak Suami

Nggak! Nanti jam 7 di Marriot! Tidak perlu jemput!

From : Pak Suami

Pokoknya aku jemput! Aku butuh penjelasan!

To : Pak Suami

Sama!

From : Pak Suami

Deal! Kita bicara. Jam 7 aku jemput! Tidak terima penolakan!

Sunyi.
Gedoran itu berhenti beberapa menit yang lalu.
Hanya terdengar detak sepatu menuruni tangga dengan cepat.
Aku menghela nafas. Aku ingin semua selesai dengan cepat.

MY POSSESSIVE LECTURER  (Sudah terbit Di GOOGLE PLAY BOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang