25

56.9K 5K 372
                                    

"KAU?" aku melotot melihat laki-laki berpostur jangkung yang berdiri tepat di depanku dengan cengiran yang masih kuingat dengan jelas bagaimana menyebalkannya dia.

"Ya aku. Kau masih ingat bukan, Kiara?" senyum lebarnya membuatku mengetatkan geraham menahan kesal.

"Mau apa kau di sini?" tanyaku curiga.

"Mencarimu," jawabnya santai sambil menyeringai senang.

Duh, satu masalah belum selesai, masalah baru datang! Super sekali, Kiara!

"Dari mana kau tau aku kuliah di sini?"

"Kebetulan aku melihatmu di depan kampus tadi," senyumnya mengembang penuh.

"Untuk apa mencariku?"

"Rindu maybe," jawabnya santai sambil mengedikkan bahunya.

"Rindu gundulmu! Jangan asal bicara, ya! Kita saja baru sekali bertemu!" sewotku sebal.

"Hahaha... kamu galak banget Kiara. Aku semakin suka!" kekehnya bersedekap memandangku.

"Heh! Dengar ya Pak, Mas, Mbah, Bang... jangan ganggu aku! Aku gak suka!" semburku berkacak pinggang.

"Arkalendra, Kia. Namaku Arkalendra. Jangan panggil Pak karena aku baru dua puluh empat tahun. Panggil mas? Hmm.... sebenarnya aku tidak suka... tapi buat kamu bolehlah... dan Mbah? Fiuuhh.... aku harus membawamu ke dokter mata. Aku masih muda dan ganteng... masa dipanggil Mbah? Kalo Bang... jangan deh... nanti dikira abang ojek..."

Aku memutar bola mataku jengah. Cowok satu ini sangat-sangat menyebalkan. Hmm.... jadi pengen nendang tulang keringnya deh!

"Huh! Bodo amat!" aku menggeser langkahku dan berniat melewatinya. Tapi ia justru ikut bergeser ke arah aku bergerak dan selalu begitu setiap aku bergerak.

"Maumu apa sih? Minggir! Aku mau lewat!" bentakku dengan suara meninggi.

"Mau kemana sih? Ikut dong," seringainya membuatku ingin membenamkan mukanya ke sayur sop Bu Kantin.

Aku mendengus kesal. Sesekali aku mellihat ke sekeliling berharap Mas Dewa tidak muncul tiba-tiba untuk menggantikan Bu Marla.

"Ke toilet!" cetusku mendorong tubuhnya ke pinggir dan berlari menuju toilet.

Dalam toilet aku hanya berdiam diri dan memainkan ponselku.

Me
Nom, Bapak Dosen yang terhormat sudah masuk kelas?

Nomnom
Lagi ngabsen. Sepertinya dia lagi bad mood.

Nomnom
Sudah pulang?

Me
Perjalanan. Thanks.

Aku mematikan ponselku dan bergegas keluar dari toilet.

"Sudah?"

Aku nyaris melompat ke belakang karena terkejut.
Kenapa orang ini masih di sini?

"Kenapa masih di sini?" bentakku sebal sambil berjalan meninggalkannya dan ke luar dari halaman kampus.

"Kan nungguin kamu," jawabnya santai mengekoriku.

Aku berbalik dan berkacak pinggang memandangnya sengit.

"Dengar ya, berhenti di sini! Jangan mengikutiku! Paham!"

"Ckckck.... kamu makin menggemaskan!" ia menggeleng-gelengkan kepala, menatapku dengan mata berbinar.

Rasanya kepalaku mau pecah. Aku bisa hipertensi jika semakin lama di sini.
Segera kuhentikan taksi yang kebetulan lewat.

"SAMPAI JUMPA LAGI KIARA!" teriaknya melambai-lambaikan tangan dengan noraknya.

MY POSSESSIVE LECTURER  (Sudah terbit Di GOOGLE PLAY BOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang