23

51.9K 4.7K 529
                                    

Aku sedang membereskan alat tulisku ketika Amora menyikut lenganku. Kelas Pak Ranu baru saja selesai.

"Apaan?" tanyaku tidak menggubris Amora yang sekarang menoel-noel pundakku.

"Tuh, ditungguin Mas Dosen tersayang," bisik Amora yang langsung membuatku menghentikan aktivitasku.

Aku menoleh ke pintu. Tampak Mas Dewa sedang berbicara dengan Pak Ranu.
Diam-diam aku mendesah pelan. Kalau Mas Dewa kembali bersikap manis, aku tidak akan bisa membinasakan perasaanku yang baru mulai bertumbuh.

"Aku duluan. Takut mengganggu," Amora terkikik, mendekap bukunya dan hendak meninggalkanku.

"Mora," kucekal lengannya.

Amora menatapku. Aku menggeleng pelan.

"Temani aku," bisikku pelan.

Amora mengernyit menatapku curiga.

"Ada apa?" tanya Amora berbisik.

"Tidak ada apa-apa. Hanya sedang tidak ingin sendirian," aku tau jawabanku tidak masuk akal.

"Sendirian? Hellooooww.... kau sudah ditunggu suamimu, Ki. Kalau aku menemanimu, aku sudah mirip obat nyamuk bakar! Gak mau ah!" tolaknya.

Aku mendengus keras.

"Katanya sahabat, diminta menemani saja tidak mau!" aku mendumel pelan.

"Dasar sinting! Apa kau sengaja supaya aku dihukum Pak Ganendra gara-gara menemanimu dan mengganggu waktu berduaan kalian?" omel Amora dengan suara rendah.

"Sudah selesai, Ra?" aku panik, berusaha menahan Amora. Tapi sahabatku yang cantik itu justru berpamitan dengan manisnya pada Mas Dewa yang berjalan mendekat.

Aku pura-pura mencari sesuatu dalam tas, mengabaikan pertanyaan Mas Dewa.

"Ara?" panggil Mas Dewa setelah Amora keluar dari kelas, meninggalkanku berdua dengan Mas Dewa.

"Uhm.... maaf, aku harus ke perpustakaan. Ada tugas," aku melangkah melewatinya, hendak berjalan keluar kelas menyusul Amora.

"Besok hari minggu, Ara. Aku bisa membantumu mengerjakan tugas," ujar Mas Dewa mencekal lenganku.

"Eh... tap-tapi.... aku harus ke rumah Naomi untuk meminjam buku," aku mencoba mengelak. Duh, bagaimana caranya agar aku tidak pulang ke rumah Mas Dewa?

"Oke, kita ke rumah Naomi. Aku antar!"

Aku kembali memutar otak. Mas Dewa akan selalu punya jawaban untuk setiap alasanku.

"Uhm.... aku berubah pikiran, Mas. Aku beli saja bukunya," kataku membuatnya mengerutkan dahi.

"Baiklah. Ayo kuantar ke toko buku," ia menarik lenganku dengan tidak sabar.

Parkiran kampus tampak lengang. Hanya ada beberapa motor dan tiga mobil.
Mas Dewa membuka pintu mobil dan menyuruhku masuk.

"Setelah dari toko buku, kamu mau kemana lagi?"

Aku menelan ludah. Rasanya seperti kembali ke masa lalu. Rasa yang sama ketika aku masih suka kabur-kaburan demi menghindari Mas Dewa. Kali inipun sama. Hanya bedanya kalau dulu aku menghindarinya karena tidak suka dengan hubungan kami, sekarang aku menghindarinya karena aku tidak mau makin dalam terjatuh dalam pesonanya. Karena aku ingin membunuh perasaan yang mulai bersemi dalam hatiku untuknya.

.

.

.

💟💟💑💟💟

MY POSSESSIVE LECTURER  (Sudah terbit Di GOOGLE PLAY BOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang