Part 48

1K 83 9
                                    

Gue juga udah gak sudi punya rasa lagi ke lo.

Wajah Alex berubah pias mendengar itu. Ia tidak pernah mengharapkan jawaban ini langsung dari Letta.

Puas lo, Lex. Bukannya ini yang lo mau. Batin Alex dengan sialan menanggapi.

Alex tertawa hambar sampai Letta melihatinya bingung. Ketika Alex akan bicara, dari arah berlawanan ada seorang guru yang sedang berjalan ke arah mereka.

Shit. Guru BK.

"Hey kalian disana! Siapa suruh pacaran di sekolah! Bukannya ikut pelajaran!" teriak guru itu dari seberang.

Letta menoleh ke belakang dan ia terburu-buru akan pergi ketika si guru BK itu berjalan cepat menuju arah mereka berdua. Sebelum Letta berjalan jauh, Alex sudah mencekal lengan Letta. Ia merasakan kesiapan terkejut dari cewek ini.

"Ikut gue." kata Alex lalu menarik Letta untuk berlari menjauh.

Baru lari beberapa meter, Letta sudah berhenti. "Bentar, sepatu gue." ucapnya ketika teringat sepatunya yang sebelah tertinggal di lantai koridor.

"Sialan!" umpat Alex. "Tunggu di sini." Alex melepaskan pegangannya.

Ia lalu berlari ke tempat semula dan mengambil sebelah sepatu Letta yang tadinya dilempar ke dadanya tergeletak di lantai. Dilihatnya si guru BK sudah tinggal sepuluh meter lagi dari tempatnya sekarang.

"Si abak bandel ke sini kamu!!"

Namun bukan Alex namanya kalau tidak bergerak cepat dan segera menyusul ke Letta dengan membawa sebelah sepatu Letta di tangannya.

"Ayo." ajak Alex lalu secara otomatis ia meraih tangan Letta dan menariknya untuk berlari menjauh kembali.

"Malah kabur! Awas kalian kalau ketemu, saya cabik-cabik kalian, huuh!" teriak si guru BK dengan lantang ketika tidak bisa berlari mengejar Letta dan Alex.

Letta terus berlari dengan mengikuti jejak Alex yang berlari di sampingnya. Rasanya menyenangkan tetapi juga menyakitkan secara bersamaan. Menyenangkan karena Alex menggenggam tangannya membuat debaran di jantungnya menjadi tidak karuan, tetapi menyakitkan sekaligus karena Alex baru saja menginjak-nginjak perasaannya beberapa menit yang lalu.

"Masuk ke sini." kata Alex sambil berbelok ke ruangan. Letta pun mengikutinya. Setelah masuk, Alex pun menutup pintu rapat-rapat.

Letta melihat ke sekeliling dan mendapati kalau mereka berdua berada di UKS. Lagi-lagi di UKS. Letta jadi berpikir kalau tempat ini memiliki banyak kenangan antara ia dan Alex. Dan anehnya tiap kali mereka datang masuk ke UKS tidak ada orang. Entah kemana para petugas PMR yang seharusnya berjaga.

Letta merasakan jempol Alex yang mengelus tangannya sesaat. Tetapi sedetik kemudian jantungnya mencelos ketika Alex menyentakan tangannya dengan kasar.

"Nih sepatu lo." Alex mengarahkan sepatunya ke Letta dan ketika Letta akan menerimanya, sepatu itu meluncur jatuh ke lantai.

Sepatu itu persis seperti hati lo, Ta. Batin Alex.

Dengan setengah hati, Letta berjongkok mengambil sepatunya, menahan rasa sakit karena penghinaan terang-terangan ini, ia memasukan sebelah kakinya ke dalam sepatunya.

"Gue---"

Sebelum Alex sempat mengeluarkan suara, Letta berdiri dengan cepat dan segera menyela dengan marah. "Gue gak tahu apa salah gue sampai lo sejahat ini sama gue." Letta menghentikan ucapannya lalu mengerjapkan matanya dahulu.

"Selama ini lo manis-manisin gue, lo buat gue jatuh suka sama lo. Lo--- lo bahkan sempat nyium tangan gue sewaktu di pensi padahal kita berdua tahu bagian itu gak pernah ada di naskah. Lo buat gue berkhayal dan berpikir kalau lo ada rasa ke gue. Tapi sekarang lo hina gue habis-habisan seakan gue gak punya hati!"

Mischievous BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang