스물셋 - Bagian Hidupmu

119 26 25
                                    

Jarum pendek jam menunjuk angka sembilan ketika Daniel melangkahkan kakinya keluar dari kafe. Malam ini dia berencana untuk mampir sebentar di kedai langganannya, karena sudah beberapa hari ini tidak berkunjung. Selain itu, Daniel ingin sekadar minum soju sembari melepas penat.

Akhir-akhir ini, kafe tempatnya bekerja begitu ramai pengunjung. Hal itu membuatnya lelah dan langsung tertidur begitu sampai di rumah. Nah, karena hari ini kafe sudah tidak seramai kemarin, Daniel memutuskan untuk mampir sejenak. Makan tteokbokki kesukaannya ditemani soju. Ah, membayangkannya saja sudah membuat Daniel merasa lapar.

Dengan senyum yang menghiasi wajahnya, Daniel melangkah ringan. Sesekali sambil merapatkan long coat yang dia kenakan. Angin berhembus sedikit kencang di awal musim gugur ini.

Ketika hanya tersisa beberapa langkah lagi dan sampai di kedai langganannya, langkah kaki Daniel terhenti. Keningnya berkerut saat mendengar suara yang sangat familiar menyerukan namanya.

"Kang Daniel!"

Jung Eunji?

Segera Daniel menoleh, pandangannya menangkap seseorang yang tengah berlari kecil menghampirinya. Setelah orang itu mendekat, Daniel bisa melihat dengan jelas siapa yang datang. Benar saja, dia adalah Eunji.

"Ya, aku memanggilmu dari tadi, tapi langkah lebarmu menyulitkanku untuk menyusul." Gadis itu sedikit terengah sembari kedua tangannya bertumpu pada lutut.

Daniel tersenyum, kemudian mengacak rambut Eunji pelan. "Iya, kah? Kenapa aku tidak dengar?"

"Telingamu tersumbat gummy bear. Jadinya kau tidak dengar," ujar Eunji dengan raut wajah kesal yang justru membuat Daniel tertawa.

"Kau saja yang pendek, Meung. Jadi, tidak bisa cepat menyamai langkahku," ledek Daniel.

"Ya!!"

Lagi-lagi Daniel hanya tertawa menyaksikan Eunji yang kini merengut sebal.

Beberapa hari terakhir---tepatnya setelah pernikahan Seongwoo berlangsung---hubungan Daniel dan Eunji mulai membaik. Gadis itu tidak lagi menjaga jarak dengannya, salah satu hal yang membuat Daniel merasa lega luar biasa. Setidaknya, mereka tidak canggung lagi seperti beberapa waktu lalu.

Sebenarnya, Daniel mengharapkan lebih dari ini. Well, dia ingin hubungannya dengan Eunji lebih dari sekadar sahabat dekat. Sudah cukup selama lima tahun ini dia menyimpan semuanya, sudah cukup dia menyiksa perasaannya sendiri. Tapi, Daniel tidak seegois itu. Dia memang menginginkan Eunji menjadi pendamping hidupnya. Sangat ingin hingga rasanya dia tidak bisa membuka lagi hatinya untuk gadis lain. Namun, ini belum waktunya. Daniel akan menikmati setiap detik yang dia habiskan dengan Eunji. Merekam semua yang ada pada gadis itu untuk dia simpan dalam memorinya. Senyumnya, tawanya, raut wajah kesalnya. Semua. Daniel akan menyimpan semua ingatan tentang gadis itu sembari mengikuti ke mana takdir akan membawanya.

Akankah berakhir seperti yang dia inginkan, atau berakhir dengan sesuatu yang tidak dia sangka sebelumnya.

"Kau mau ke mana malam-malam begini, Meung?" Daniel kembali melangkahkan kakinya, kini dengan ditemani Eunji yang berada di sampingnya.

Gadis itu mendongak. "Tentu saja menemuimu."

Daniel merasakan hatinya menghangat hanya karena ucapan kecil yang dilontarkan Eunji, kemudian dia tersenyum. "Sudah lelah menghindariku?"

"Jangan mulai lagi!" kata Eunji galak sembari memukul pelan lengan Daniel. "Atau aku akan benar-benar menghindarimu dan pergi ke Seoul untuk menetap di sana!"

Meringis pelan, Daniel mengusap lengannya yang dipukul Eunji. "Iya-iya, aku tidak akan mengungkitnya lagi."

"Bagus." Eunji menjawab cuek, kemudian melangkahkan kakinya masuk ke dalam kedai ketika mereka sampai di sana.

When I Look at You ✓Where stories live. Discover now