둘 - Dia Seongwoo

237 52 8
                                    

"Kau tidak apa-apa?"

Eunji menggeleng pelan ketika seorang pria yang tadi meninju orang jahat itu mendekat padanya. Pria itu tampak tidak asing bagi Eunji. Namun, dia tidak yakin dengan penglihatannya. Karena penerangan di jalan menuju rumahnya tidak begitu terang.

"Aku tidak apa-apa. Terima kasih."

Pria itu membantu Eunji berdiri.

"Lain kali, jangan pulang sendirian malam-malam begini," ujar pria itu sembari mengulas senyum kecil.

Keheningan mengambang di antara keduanya. Eunji sibuk mengingat-ingat siapa pria itu, mungkin saja dia mengenalnya. Karena wajahnya terlihat begitu familier. Gadis itu masih berkutat dengan pikirannya sendiri ketika apa yang diucapkan pria itu membuatnya tercekat.

"Jung Eunji?"

Pria itu menyebutkan namanya.

Eunji mendongak, membuat pandangan dari keduanya saling bertemu. Gadis itu tertegun ketika dilihatnya lekat-lekat pria di hadapannya. Dia mengenali pria itu sekarang. Pria yang dulu selalu bersamanya juga Daniel. Pria yang mampu membuat dadanya berdesir hanya dengan melihatnya. Pria yang disayanginya selain Daniel. Ong Seongwoo.

"Seong—woo?" Gadis itu berkata lirih.

Berkali-kali dia mengerjapkan kelopak matanya, mencoba meyakinkan jika orang yang ada di depannya sekarang adalah Seongwoo.

***

Jarum pendek jam menunjuk angka sepuluh ketika Eunji dan Seongwoo memutuskan untuk mampir sebentar di sebuah kedai makanan. Mereka berdua sudah lama tidak bertemu, mungkin sekitar sepuluh tahun atau lebih. Setelah sekian lama tidak bersua, pada malam yang tidak istimewa sama sekali ini, mereka kembali dipertemukan. Jujur, Eunji merasa senang bisa bertemu dengan pria yang dulu selalu bisa membuatnya tersenyum.

"Kau apa kabar, Jung Eunji?"

Eunji yang sedari tadi menunduk, kini mendongak. Pandangannya langsung bertemu dengan milik pria yang sejak lama dirindukannya itu.

"Aku baik. Kau sendiri, bagaimana kabarmu?"

Pria itu tersenyum, membuat sesuatu yang hangat mengalir dalam tubuh Eunji. Masih sama. Efek yang ditimbulkan pria itu masih sama seperti dulu.

"Aku baik." Seongwoo menyesap kopi hangat yang tadi dipesannya. "Kau tidak banyak berubah dari sepuluh tahun lalu."

Gadis itu tersenyum kecil.

"Ah iya, Daniel apa kabar?"

"Dia—"

Belum sempat melanjutkan ucapannya, baik Eunji maupun Seongwoo dikejutkan oleh suara panik seorang pria. Sontak keduanya menoleh, mendapati pria itu berjalan cepat menuju meja yang mereka tempati dengan napas yang memburu. Kentara sekali jika dia habis berlari.

"Ya, kenapa kau tidak menghubungiku? Apa yang terjadi? Kau tidak apa-apa, 'kan? Kau baik-baik saja 'kan, Meung?"

Serentetan pertanyaan langsung mengalir dari mulut pria itu ketika berada di dekat Eunji, membuat gadis itu tersenyum kecil. Ah, dia memang seperhatian itu bahkan sejak dulu. Dia, Daniel sahabatnya.

"Aku baik-baik saja, Niel."

"Kenapa kau tak menghubungiku? Aku panik saat ibumu meneleponku dan bilang jika kau belum sampai rumah," jelas Daniel.

"Ponselku mati. Jadi, aku tidak bisa menghubungi siapapun."

"Apa yang terjadi?"

"Bukan apa-apa." Eunji menghela napas pelan. "Hanya insiden kecil."

When I Look at You ✓Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum