일곱 - Untuk Eunji

145 32 7
                                    

Eunji merasa ada yang berbeda dengan Daniel semenjak Seongwoo datang.

Dulu, mereka bertiga adalah sahabat dekat. Sangat dekat. Hampir setiap hari mereka selalu bersama. Menghabiskan waktu untuk melakukan banyak hal. Mulai dari mengerjakan tugas sekolah, rutinitas nonton film di salah satu rumah di antara mereka setiap akhir pekan, jalan-jalan, atau kegiatan lainnya yang bisa mereka lakukan bertiga. Sungguh menyenangkan mengingat itu semua, bagi Eunji.

Namun, sekali lagi itu dulu.

Ketika Eunji menginjak usia empat belas tahun, Seongwoo memutuskan untuk pindah ke Seoul secara tiba-tiba. Yang Eunji tahu, pria itu memutuskan untuk pergi karena keretakan rumah tangga orang tuanya. Pada awalnya Eunji tidak bisa menerima. Dia sudah terlalu nyaman berada di antara dua pria yang selalu menjaganya. Namun apa daya, mau bagaimanapun dia mengelak, Seongwoo tetap pergi. Meniti kehidupan baru di Seoul bersama ibunya.

Eunji selalu bertanya-tanya, apakah Seongwoo bahagia? Apakah Seongwoo makan dengan baik? Apakah Seongwoo melanjutkan sekolahnya hingga menjadi seorang komposer seperti impiannya dulu?

Eunji tidak tahu. Tidak banyak informasi dari pria itu yang dia dapatkan. Awal kepindahannya, mungkin Seongwoo masih sering menghubungi Eunji maupun Daniel. Namun, lama-kelamaan hubungan mereka renggang. Hingga akhirnya tak ada komunikasi selama bertahun-tahun.

Melupakan Seongwoo adalah keinginan Eunji saat itu. Nyatanya terlalu sakit mengingat pria yang dia sayangi tak pernah peduli lagi padanya--mungkin.

Ya, dia sesayang itu kepada Seongwoo. Mungkin lebih dari sahabat. Karena entah mengapa, setiap kali berdekatan dengan pria itu Eunji merasa jantungnya berdegup tak terkendali.

Hingga beberapa bulan yang lalu pria itu kembali ke Busan. Memaksa Eunji untuk mengingat kembali semua hal yang telah mereka lewati dulu. Kalau boleh jujur, Eunji senang. Sangat senang. Namun, ada satu hal yang masih mengganjal di benaknya. Ini mengenai Daniel. Pria itu terlihat tidak begitu antusias dengan kehadiran Seongwoo.

"Jung Eunji, apa yang kau pikirkan? Pelanggan semakin banyak kalau kau ingin tahu."

Lamunan tentang Seongwoo buyar seketika saat Eunji mendengar suara Daniel. Gadis itu mengedarkan pandang pada sekeliling. Benar saja, kafe mulai ramai saat masuk tengah hari seperti sekarang ini.

"Bukan apa-apa." Eunji menjawab seadanya, lantas baru saja hendak pergi ke dapur saat sebelah tangannya ditahan oleh Daniel.

"Kau kenapa?" tanya pria itu lembut.

Eunji hanya tersenyum. Dia juga tidak tahu kenapa. Hanya saja memikirkan keadaan Seongwoo dan Daniel yang seperti sekarang membuatnya bingung.

"Aku tidak apa-apa, Niel."

Daniel mendengus. "Kau tidak bisa berbohong padaku."

"Memangnya aku terlihat seperti sedang membohongimu?"

Daniel mengangguk, yang kemudian membuat Eunji terkekeh pelan. "Kau terlalu banyak menonton drama."

"Apa ada yang menganggu pikiranmu?"

Eunji yang semula hendak melangkahkan kakinya ke dapur, kini mengurungkannya. Dia menoleh, manik matanya langsung bertemu dengan milik Daniel yang tengah menatapnya dalam.

Mengembuskan napas pelan, Eunji kembali bicara. "Aku kepikiran tentang sesuatu."

Jawaban Eunji kontan membuat Daniel mengernyit. "Maksudmu?"

"Tentang kau dan Seongwoo."

"Aku dan Seongwoo?" ulang Daniel.

Eunji mengangguk.

When I Look at You ✓Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα