08

1.1K 155 7
                                    

.
.
.
.
.
.
.

Hari senin. Hari yang identik dengan upacara bendera, kedisiplinan, dan tentu saja kemalasan. Hari yang menjadi ibu bagi hari-hari lain nya. Hari pembuka. Pembuka pembelajaran, kesenangan dan kemalangan.

Lelaki bergingsul tengah lari dengan napas terengah-engah. Satu menit lagi gerbang akan di tutup. "PAK! JANGAN DI TUTUP DULUUU, YAAHH"

"Maaf nak, udah jam setengah delapan." Jawab satpam disana.

"Pak, kali ini ajaa ayolah. Lagian saya kan telat sedetik doang" Bela Woojin sambil ngatur napasnya. "Pak, please"

"Kenapa Pak?" Tanya guru bimbingan konseling yang bertugas. "Ooh, kamu yang kemarin masuk gudang kan?" Woojin meneguk ludahnya susah. Ia hanya mengangguk. "Hukuman kamu saya tambah dua kali lipat!"

"Tapi pak-"

"Saya nggak nerima penolakan. Sesudah upacara kamu bersihin taman belakang. Dan jangan lupa tugas yang saya berikan kemarin," Guru ini memberi kode agar Pak satpam membuka gerbang.

Woojin menunduk lemas, kemudian berjalan menuju kelasnya. Di dekat tiang bendera, Woojin melihat ada Mark disana.

Woojin menepuk pundak Mark, "Ngapain lo disini? Upacara udah mau mulai loh"

"Ah, gue nungguin Lucas"

"Nggak Lucas nggak Mark sama aja. Setia kawan banget! Nggak kayak Jihoon yang ninggalin gue muluu" curhat Woojin. "Eh tapi kayaknya Lucas udah datang deh, tuu"

Mark mengikuti arah telunjuk Woojin. Benar saja, di sana lapangan sudah ada Lucas yang lagi celingak-celinguk. "Oiya, yuk Jin,"

Sesampainya di lapangan, Mark berdiri di sebelah Lucas. "Nggak biasanya"

Lucas menoleh, "MARK! I'm sorry"

"No problem, gue malah seneng nggak lo tungguin mulu, berasa anak SD gue ahahahaa" Lucas nyengir doang.

"DEMI APAAA GEBETAN GUE SEKOLAH!" seru Woojin sambil nepuk-nepuk Jihoon yang ada disebelah nya. "Mark! Cas! Liat deh si Yuqi!"

Jihoon yang tadi nya sibuk menghindar dari tangan Woojin kini mengikuti arah mata Woojin. Begitu pun dengan Mark dan Lucas. "Yuqi yang hilang itu kan?" Tanya Mark memastikan.

Jihoon mengangguk, "dia udah ketemu?"

"Kemarin dia pulang, Syukur deh" ucap Yeri yang baru saja masuk barisan. "Dia nggak di culik kok, ternyata dia ada di rumah tantenya"

"Kok nggak bilang ke orang tuanya?" Yeri cuma mengangkat bahunya. Jihoon lihat lagi Yuqi yang sedang di introgasi temannya, 'bohong' batin Jihoon memperhatikan gerak-gerik Yuqi yang tampak gelisah.

🙄

Sesudah upacara, Woojin bergegas ke taman belakang. Segera ia menyapu, memungut sampah dan membuangnya. Setelah selesai Woojin baringan dulu. Capek. Baru baringan sebentar, ia merasakan ada benda dingin di pipinya.

Woojin buka mata, "Eh, Sohye?"

"Minum dulu" suruh Sohye sambil buka minumannya sendiri, ia duduk di sebelah Woojin.

"Bolos ya lo?" Tanya Woojin yang lagi dudukin dirinya.

Sohye jitak kepala Woojin, "Aku tadi permisi, terus lihat kamu disini" Sohye meneguk minumannya, tak perduli dengan Woojin yang mengusap kepalanya.

"Tumben, ada apaan nih?" Tanya Woojin masih dengan tangan di kepalanya.

Sebenarnya kalau masalah curhat Sohye lebih memilih membicarakan nya dengan Woojin, teman nya dari kecil. Ketimbang Yeri yang nanti nggak sengaja nyebarinnya. Kalau Mina sih, Sohye nggak enak aja. Sepupu sendiri sih.

Seven Hunters | 99L✔Where stories live. Discover now