Dalang Peneroran

Börja om från början
                                    

"Gaga jangan bahas yang aneh-aneh. Ada anak dibawah umur" sahut Willa.

"Lo termasuk loh La! Kan lo belum ada ktp" timpal Justin.

"Iya itu maksudnya. Jangan bahas hal yang nggak baik. Telinga gue nggak boleh ternodai sama kata-kata bedebah dari kalian!"

"Gak jelas lo La!" Sahut Gladis.

"He'eh. Sok polos! Padahal lo kan dewasa sebelum waktunya" imbuh Stella.

"Bener banget tuh!" Tambah Michelle.

"Bukannya tiap malem lo streaming ya La?" tanya Alisya.

"Pacar gue jangan dibuli" ujar Danish.

"Mentang-mentang pacaran! Dibelain terus!" cibir Vita sambil mendengus kesal.

"Ahay dikode tuh Rey!" celetuk Jordan sambil menyenggol lengan Reynand. Tapi Reynand hanya diam tidak peduli dengan ucapan Jordan.

"Si Rey mah tanpa status bisa langsung peluk-pelukan" ejak Justin yang memang melihat langsung kejadian itu. Muka Vita memerah.

"Kenapa emang? Ada atau enggaknya status dihubungan gue itu nggak ada masalahnya sama kalian" ketus Reynand.

"Kalo gitu Vita bisa gue tikung dong Rey!" canda Gaga. Reynand langsung menatap Gaga dengan tatapan menyalang.

"Gue tunggu! Tapi sebelumnya pastikan badan lo bisa gue jadiin samsak!" kata Reynand sakarsme.

"Serius amat. Amat aja nggak pernah serius" sahut Daniel mencoba mencairkan suasana.

Tanpa mereka sadari mereka sudah tiba di depan villa keluarga Justin. Memang ya semua yang dilakukan dengan lapang dada akan terasa begitu cepat. Mata Gaga menyipitkan pandangannya melihat kearah sesuatu yang tergeletak di bawah pintu.

Sebuah bungkusan misterius tergeletak di bawah pintu masuk villa. Dalam bungkusan itu tertuliskan 'TERUNTUK STELLA' jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa kado misterius itu untuk Stella.

"Widih ada kado misterius. Buat Stella cuy. Lo punya fans Stel?" celetuk Gaga sambil mengambil bungkusan itu. Yang ditanyai malah berubah menjadi pias.

"Atau itu dari lo Bry? Sok romantis banget lo!" sahut Jordan sambil menyenggol Bryan.

"Bukan dari gue"

"Stella kok muka lo pucet lo kenapa?" Tanya Gladis melihat wajah pucat stella.

"Kenapa?" Bryan menangkup wajah Stella. Memerhatikan apa yang sebenarnya terjadi pada kekasihnya.

"Gak pa pa" elak Stella. Tapi percayalah Stella bukan pembohong yang ulung. Ia mengatakan tidak apa-apa namun, dari raut mukanya saja sudah terlihat bahwa ia kenapa napa.

Bep

Suara itu ponsel Stella. Menandakan bahwa ponselnya terdapat sebuah pesan. Raut wajah Stella berubah semakin pucat. Dengan cekatan Bryan merebut ponsel milik Stella. Apa hal yang membuat kekasihnya sepucat itu?

0852 XXXX XXXX
Udh gw blng! Jauhn Bryan bitch! Lo gk phm jg y! Slmt mnkmt kd trndh dr gw!

Dengan sekali membaca saja. Bryan sudah tau apa maksud dari pesan. Dia tidak buta, orang itu bermaksud meneror Stella. Dengan motif ingin mendapatkan Bryan. Apa maksudnya dia pikir Bryan barang yang bisa didapatkan dengan cara cuma-cuma.

"Kamu diteror? Sejak kapan? Kenapa nggak bilang sama aku?"

"Maaf Bry. Aku nggak mau kamu banyak pikiran. Lagi pula kamu  mau ujian" ujar Stella jujur. Dia tidak ingin membebani Bryan dengan hal tidak penting seperti ini. Stella anggap itu hal tidak penting untuknya.

"Mana nomornya Bry? Biar gue suruh orang buat ngelacak nomornya" pinta Avram. Apa Avram? Iya Avram! Sungguh suatu hal yang sangat luar binasa. Eh luar biasa maksudnya. Secara gitu loh! Avram membantu Bryan adalah hal yang sangat-sangat impossible! Tapi di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin kan?

Bryan sedikit terkejut mendengarnya. Tapi walaupun demikian Bryan tetap menyerahkan ponsel Stella kepada Avram. Avram mengetikan sesuatu pada ponselnya. Yang lainnya menatap Avram tidak percaya. Seorang AVRAM MAXWELL MAHARDIKA membantu Bryan? Oh sekarang rasanya seperti di Antartika. Dingin sekali. Lantaran hawa panas diantara Bryan dan Avram sudah memudar. Yang cewek menenangkan Stella yang ketakutan.

"Kita nggak akan tau kalo bungkusan itu nggak kita buka" celetuk Justin.

"Nggak ah! Buka aja sendiri! Kalo isinya bom gimana? Gue nggak mau mati muda. Gue masih pengen melanjutkan hidup bersama bu Marina" jawab Gaga absurd. Reynand menatap Gaga sinis. Tidak tau situasi dan kondisi sekali anak itu.

"Biar gue yang buka!" Ujar Bryan sambil mengambil alih bungkusan itu dari tangan Gaga. Dengan penuh kehatian-hatian Bryan membuka kotak itu.

"Bryan nggak usah! Kalo isinya berbahaya gimana?" ujar Stella berusaha mencegah Bryan.

"Nggak Stel! Percaya sama aku!" Bryan menggengam tangan Stella berusaha menguatkan kekasihnya itu.

"Lo nggak usah takut! Ada kita semua. Kita semua teman,lo harus itu!" sahut Reynand.

"Bener tuh! Kita bakal kuak kasus teror itu" timpal Adnan.

"Lo nggak perlu khawatir Stel. Kita semua ada untuk lo" Gladis menambahi ucapan Adnan dengan menepuk bahu Stella.

"Thanks guys!" Ujar Stella. Setelah itu Gladis memeluk Stella yang diikuti Michelle, Vita, Willa, Alisya dan Vicha.

Gaga ikut memajukan langkahnya. Namun, dengan cepat Daniel menarik kaos belakang Gaga.

"Mau ngapain lo?"

"Ikut pelukan lah!"

"Bego!" Daniel menempeleng kepala Gaga. Enak saja dia mengatakan ingin ikut bepelukan. Memang dia pikir dia siapa?

"Ehem!" Avram berdeham.

"Menurut orang suruan gue yang punya nomor ini orang Kuningan. Lo ada kenalan orang Kuningan yang bisa di curigai Bry?" tanya Avram.

"Nggak ada"

"Bisa jadi orang Kuningan itu disuruh sama orang" tebak Adnan.

"Bisa jadi!"

Didalam bungkusan itu ternyata bangkai tikus yang sudah mati dengan dipotong secara zig-zag dan berlumuran darah. Serta ada foto Stella yang disana yang ikut berlumuran darah.

Menjijikan. Itu yang dapat mendeskripsikan situasi sekarang.

"Gila! Buang aja bang!" Kata Justin karna tidak tahan akan bau bangkai sialan itu. Lalu Bryan menutup kotak itu.

"Bentar bang! Liat alamat pengirimnya!" Ujar Danish.

"Alamat pengirimnya dari Palembang" ujar Bryan. Dengan sengaja Avram memfoto alamat pengirim kotak sialan itu.

"Gue bakal cari tau! Kalian tunggu aja!" ujar Avram.

😎😎😎

Jangan lupa vote dan komen. Jangan lupa baca LEVINE dan DARKNESS. Diterima kritik dan saran.

VOTE DAN KOMENNNNN

SALAM AUTHOR GAJE

PATI, 26 DESEMBER 2018

Story From Most Wanted (END)Där berättelser lever. Upptäck nu