Siapa Vicha?

717 27 4
                                    

Adnan berjalan bersama Vicha. Sudah dua jam lamanya mereka berkeliling di pasar malam. Itu semua ide gila Vicha. Mungkin pasar malam akan jadi tempat yang romantis bagi sepasang kekasih. Tapi mereka hanyalah sepupu. Jadi, tolong sadarkan Vicha.

"Adnan aku pengen boneka itu!" tunjuk Vicha pada boneka beruang berwarna pink yang dapat dikatagorikan lumayan besar.

"Yaudah beli aja!" jawab Adnan cuek. Sungguh manja luar binasa sepupunya. Ingin rasanya Adnan memaki-maki gadis yang berada di sampingnya sebab ia lah yang membuat hubungan Adnan dan Gladis hancur. Tapi Adnan adalah sepupunya bagaimana pun.

"Nggak mau Nan! Kamu main game itu aja biar keliatan romantis" dan ternyata disana ada game semacam bowling.

"Gue udah punya pacar! Jadi nggak usah sok romantis sama gue!" ketus Adnan

"Tapi kan pacar kamu nggak ada!" ingin membentak tapi Adnan masih ingat dosa. Oh iya Vicha ini memiliki riwayat penyakit jantung jadi Adnan dan siapa pun berikeras agar tidak membuat penyakit Vicha kumat. Itulah sebabnya mengapa Adnan berada pada pilihan yang sulit.

"Sabar Nan sabar! Inget pahala lo tambah kalo lo sabar!" batin Adnan.

"Yaudah oke!" setelah Adnan menuruti keinginan Vicha. Waktu demi waktu telah dilewati. Ya walaupun Adnan tak mendapatkan boneka itu. Tapi setidaknya ia sudah membuat Vicha puas

"Ayo pulang nanti lo capek!"

"Oke! Tapi kita mampir ke taman dulu ya!" taman? Are you seriously, Vicha?

"Malam malam gini lo mau ke taman? Nanti lo sakit Vic! Udah ayo pulang!" Adnan menarik Vicha dengan paksa.

"Adnan plis! Kali ini aja ya! Aku pengen makan es krim di taman"

Tolong sadarkan Vicha plis. Malam-malam begini ingin makan es krim di taman? Oh sungguh cobaan yang hakiki. Poor you Nan!

◾◽◾◽◾◽◾

—Other Side—

Daniel dan Gladis berada di taman komplek dekat rumah Gladis.

"Kenapa lo mau jalan sama gue? Nggak takut Adnan ngamuk?" tanya Daniel. Padahal Daniel sangat suka jika hubungan Gladis dan Adnan hancur. Huh dasar faker!

"Lo kan tau gue sama Adnan lagi ada masalah! Lo kenapa bahas dia sih?" sungut Gladis.

"Ya sorry! Btw berarti lo jadiin gue pelampiasan dong!"

"Siapa yang bilang?"

"Elo barusan! Kan lo ada masalah sama Adnan! Kalo nggak berarti gue di lupain?"

"Ya ampun Niel! Kok lo baperan sih!

"Haha! Cuma bercanda kok! Lo kali yang baperan!

"Apaan sih lo nggak jelas banget tau nggak!"

"Gue sama Adnan gantengan siapa?" tanya Daniel yang seratus persen tidak nyambung.

"Dih! Beneran nggak jelas lo!"

"Gue akan berusaha buat lo tersenyum nggak kayak Adnan yang selalu bikin lo sedih" ok fix! Daniel sepertinya memilki gangguan pendengaran.

"Lo ngapain bahas Adnan lagi sih Niel!"

"Tadi gue bahas gue lo nggak mau jawab!"

"Kapan?"

"Tadi waktu gue tanya gue sama Adnan gantengan siapa?"

"Sabodo ah! Yang jelas lebih ganteng Manurios" setelah itu Gladis menikmati makanan. Oh iya mereka berada di warung tenda depan taman kota by the way.

Story From Most Wanted (END)Where stories live. Discover now