A

130 29 5
                                    

Wajah murung tidak bisa di sembunyikan Sean sedari tadi. Duduk di sofa dengan kaki di tekuk silang juga bantal sofa yang di dekapnya erat, kesal mendengar suara kilat.

Acara kencan yang di rencanakan gagal total. Hujan malah mengguyur Seoul dengan derasnya.

Padahal dia sudah menyusun agenda kencannya --dimulai dari berjalan santai di taman bertiga, beli permen kapas, hingga makan di restoran favoritnya--, dia juga sudah memberitahu Taehyung.

Pintu kamar mereka terbuka, memperlihatkan Taehyung dengan pakaian rumahnya juga rambut yang masih basah. Terdapat handuk kecil di tangannya guna mengeringkan rambut. Ia mendekat ke arah Sean yang masih dalam posisi yang sama ketika ia belum mandi.

Taehyung tersenyum kecil melihat punggung istrinya itu. Dia tahu betapa kecewanya Sean saat ini, di tambah faktor kegagalan kencan mereka adalah hujan. Sean tidak begitu menyukai hujan. Hanya akan membuat sneakers putihnya kotor saja jika keluar, begitu katanya.

"Masih cemberut, huh?" Goda Taehyung membuka pembicaraan. Tapi Sean hanya menoleh dengan tatapan tanpa minat lalu berpaling lagi.

Sesaat kemudian, Taehyung kembali berusaha memulai percakapan. "Mau mengeringkan rambutku?" Tanyanya sambil menyodorkan handuk pada Sean.

Sean menghela nafas sejenak, tapi pada akhirnya mengambil handuk pada tangan Taehyung. Akhirnya Taehyung bisa tersenyum lega.

Sean menghadapkan dirinya ke arah Taehyung dan mulai mengeringkan rambut suaminya itu, tapi belum ada lima menit dia sudah berhenti. "Bisa menunduk sedikit Tae? Aku pegal."

"Mau duduk di pangkuanku saja?" Tawar Taehyung sambil menepuk kedua bilah pahanya. Sean langsung pindah tanpa berpikir panjang lagi. Kakinya yang sudah menekuk selama dua puluh menit terakhir sudah mulai kram.

Dia mulai menggosok pelan rambut Taehyung dengan handuk. "Sudah mengganti plesternya?" Tanyanya begitu mendapati plesternya sudah di ganti baru.

"Hm, sudah tadi."

Keheningan kembali menyelimuti mereka berdua. Sampai akhirnya, Taehyung menarik tubuh Sean mendekat lalu memeluknya.

"Ada apa Tae?"

Taehyung menggeleng kecil dengan kepala yang bersadar pada dada Sean. "Sebentar saja."

Sean menghentikan aksinya saat di rasanya rambut Taehyung sudah cukup kering. Karena tak tahu apalagi yang harus dilakukan sementara Taehyung sudah menutup rapat matanya, Sean menghela nafas pendek lalu balik memeluk Taehyung. Menggunakan tangannya untuk menepuk pelan punggung Taehyung.

Deru nafas Taehyung semakin teratur dan melembut. Dan Sean hanya membiarkan pikirannya berkelana ke manapun mereka mau tanpa menghentikan tepukannya pada punggung Taehyung.

Akhir-akhir ini Taehyung sedikit sibuk. Perjalanan bisnis keluar kota membuat keduanya jarang melakukan kontak fisik. Walaupun jika berhubungan lewat telefon keduanya dapat menghabiskan waktu satu jam atau bahkan sampai salah satu pihak tertidur.

Sean bukannya mengeluh. Tidak. Dia hanya merasa kasihan akan Taehyung yang kelelahan karena perkerjaan, itu saja.

Jam sudah menunjukkan pukul enam petang ketika Sean hampir saja tertidur di bahu Taehyung. Menepuk pipi Taehyung pelan beberapa kali hingga Taehyung akhirnya tersadar. "Tae, lepaskan aku sebentar. Aku harus memasak untuk makan malam. Jika masih mengantuk, tidurlah di kamar. Aku akan membangunkanmu nanti."

Layaknya orang bangun tidur, Taehyung meregangkan kedua tangannya untuk beberapa saat. Lalu dengan tiba-tiba melayangkan kecupan ringan pada bibir Sean yang di sambut pelototan.

"Tidak. Aku ingin membantumu memasak."

"Apa? Kenapa? Maksudku --terakhir kali kita memasak bersama kau memecahkan satu kilo telur."

"Ey, ayolah. Atau kita tidak usah memasak saja? Dan coba tebak," Taehyung menjeda kalimatnya lalu pandangannya turun ke posisi mereka yang terbilang intim. Sean yang masih belum mengerti hanya bisa mengikuti arah pandang Taehyung.

"Apa?"

Taehyung tersenyum jahil seraya mendekatkan mulutnya ke telinga Sean. "Coba tebak apa yang bisa kita lakukan dengan posisi ini, hm?"

Begitu mengerti, Sean langsung turun dari pangkuan Taehyung. "Kalau begitu ayo memasak bersama. Kutunggu kau di dapur."

Sean melesat ke arah dapur tanpa memedulikan tawa Taehyung yang bergema ke penjuru rumah. Taehyung hanya bercanda kok, tapi jika Sean mengizinkan tadi, ya tentu Taehyung tidak akan menolak.

WHAT IS LOVE ((TAE HYUNG KIM))Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora