Fobia

31 5 2
                                    

Tantangan day 25: mengatasi ketakutan

Tantangan day 25: mengatasi ketakutan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Alarm terus meraung dari ponselku. Namun, buaian kasur dan bantal mendekapku dalam tidur yang nyenyak. Setelah salat subuh tadi aku kembali memejamkan mata.

Aku mengucek mata setelah sinar matahari yang menerobos celah-celah jendela kamar, mengenai wajahku. Tepat tiga puluh menit setelah waktu yang terpasang pada alarm.

"Gawat, udah jam 6.30! Kesiangan!" seruku terkejut.

Segera aku melompat dari ranjang, meraih handuk, lalu menuju ke kamar mandi. Aku harus buru-buru agar tidak terlambat sampai di kantor.

Perjalanan dari tempat indekos ke kantorku rata-rata memakan waktu setengah jam. Namun, galian di jalan raya depan indekos membuatku harus menyiapkan waktu ekstra. Kemacetan yang disebabkannya lumayan parah.

"Damn!" rutukku kesal.

Kenapa saat aku terburu-buru begini, kamar mandiku yang biasanya nyaman justru dijaga oleh makhluk berkaki enam menjijikkan?

Biasanya di rumah aku tinggal berteriak saja, maka bapak atau Mas Bintang akan datang mengusir makhluk menyebalkan itu. Namun, di sini aku hanya sendiri.

Rambut-rambut halus di lengan dan tengkukku berdiri begitu makhluk berwarna cokelat pekat itu bergerak mendekat. Dengan gayung di tangan, kuambil air lalu aku guyur ke arahnya. Bukannya pergi, makhluk itu malah terbang ke pinggiran bak mandi.

"Ya, Tuhan! Apalagi ini?" ujarku sambil menahan napas karena tegang.

Jangan sampai makhluk jelek itu mendekatiku, atau lebih buruk lagi masuk ke area kamar.

Aku melirik jam di dinding, sudah hampir pukul 07.00. Aku tak punya banyak waktu lagi. Jika terlambat, maka aku tidak akan mendapat insentif kehadiran dan uang makan yang nilainya cukup besar.

Kulirik kecoak sialan yang kini berjalan turun dari bak mandi menuju ke lantai. Tidak, tidak, jangan sampai dia terbang lagi atau keluar.

Aha! Akhirnya sebuah ide cemerlang mampir di otakku. Segera kuambil sapu lidi dari tempat tidur, lalu kupukulkan ke arah makhluk itu. Yak, kena!

Makhluk itu kini terbalik tanpa daya. Segera kubuka penutup lubang di lantai kamar mandi, lalu kuguyur makhluk yang sudah terkapar itu hingga masuk ke got. Tidak lupa, kucuci sapu lidi yang tadi kugunakan untuk membunuh kecoak.

Embusan napas panjang keluar dari mulutku. Aku benar-benar lega dan bisa Mani dengan nyaman. Setidaknya walau terpaksa, aku bisa mengatasi fobiaku.

 Setidaknya walau terpaksa, aku bisa mengatasi fobiaku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Siapa yang fobia sama makhluk menjijikkan ini juga?

Aku bisa ga jadi masuk kamar mandi kalau ada dia, hiiiyyyy

Catatan PelangiWhere stories live. Discover now