7. Monica

21 0 0
                                    


Ketika ayam belum berkokok Monica sudah bangun dan mencuci seprai putih dari rumah sakit Istana. Ia selalu senang bekerja sehari-hari, membantu sesamanya. Di pagi yang masih dingin itu agak berbeda, seorang pangeran yang dijuluki Lostking membantunya pagi itu. Monica tidak keberatan. Ia malah bersikap takzim kepada sang pangeran yang mau bangun pagi dan membantu pekerjaan kecil.

"sudahlah pangeran biar Aku saja, ini bukan pekerjaan sang pangeran sepertimu!" ucap Monica sambil memegang kedua tangan Barry hendak menghentian Barry mencuci.

"sudahlah, Monica!" ucap Barry lembut sambil menarik tangannya. "tidak ada perbedaan dari pangeran dan para pekerja, bahkan dibanding pangeran lebih berjasa para pekerja sepertimu yang memabantu banyak orang"

"apa maksudnya pangeran, dasar... aneh!" ucap Monica sambil mengelak kembali mencuci dengan perasaan malu.

Monica tampak salah tingkah mendengar ucapan Barry. Entah apa yang terjadi dengan keduanya, yang pasti keadaan waktu itu terasa menyenangkan. Monica fokus mencuci tanpa memperhatikan sang pangeran, ketika selesai, ia lekas pergi hendak menjemur seprai tersebut, menigglakn pangeran tanpa sepatah kata apapun. Barry berlari mengikuti Monica meninggalkan pekerjaanya.

"kenapa kau mengikutiku pangeran, jika kau memang mau membantu tolong segera selesaikan tugasmu!" ucap Monica sambil malu-malu.

"emm Aku tidak membututimu, Aku harus pergi kesana, saatnya ini berlatih!" ucap Barry.

"Kau pembual yang sangat buruk Pangeran" ucap Monica sambil mempercepat langkah kaki.

Dibelakang istana terdapat suatu tanah lapang tempat menjemur seprai-seprai tersebut. Rumput yang hijau dan angin yang berhembus membuat tempat tersebut meyenangkan. Tiba disana, Monica langsung menggantung seprai-seprai yang sudah dicucinya, sedang Barry ia berlagak memukul-mukul angin layaknya sedang latihan. Monica cuek saja. Tak lama setelaah itu, Barry berhenti dan menghampiri Monica.

"ah sudahlah, Aku lelah berpura-pura!" ucap Barry. "langsung saja Monica, apa kau luang siang ini!?"

"memangnya kenapa pangeran?" tanya Monica malu.

"ikutlah denganku ke Distrik Tyez siang ini, akan kutunjukan sesuatu!" ajak Barry.

"Tyez?" tanya Monica kebingungan.

"iya, ikut saja dan bawa peralatan kesehatanmu!" ucap Barry "Aku harus pergi menyiapkan sesuatu juga!, kutunggu kau jam 11 di kandang kuda, dan kau harus datang, selamat tinggal!" ucap Barry sambil menjauh pergi. Monica hanya memandanginya dari jauh dan tersenyum bahagia.

"tampaknya Pangeran mempunyai perasan kepadamu!" ucap wanita dari belakang Monica.

Sontak Monica terkaget dan menoleh kebelakang. "ah Ibu perawat mengagetkan saja!, dan mana mungkin hal itu terjadi kenapa sang pangeran mencintai orang biasa sepertiku!" ucap Monica sambil malu-malu.

"kau masih tidak tau bagaimana pangeran itu?" ucap Ibu Perawat sambil berjalan dan berdiri disamping Monica. "dia adalah orang yang tidak peduli dengan pangkat dan House, dia adalah seorang pangeran hebat, dan kau? Sangat layak menjadi pendamping hidupnya!" lanjutnya.

"Monica tambah malu dan menundukan kepala. Ibu perawat tersenyum lebar sambil memandangi rumput luas yang hijau.

"sudah tinggalkan pekerjaan ini, kau bersiaplah untuk pergi ke Tyez bersama pangeran!. biar Aku yang menyelesaikan tugas ini!" ucap Ibu perawat.

"Tyez?" tanya Monica sambil kebingunggan.

"tentu saja pasti diakan mengajakmu kesana!"

"baiklah Ibu perawat, terima kasih atas kebaikanmu!," ucap Monica sambil berlari meninggalkan Ibu perawat.

***

Sebelum jam 11 tiba sang pangeran berkeliling di distrik Mole, distrik perdagangan terbesar yang berada di Stafalls. Semua pedagang kebanyakan malah dari luar kerajaan, menetap dengan sewa tanah. Mereka semua mengetahui bahwa sang pangeran sedang berkeliling dan tentu saja mereka menyambutnya dengan baik. Kadang juga para pedagang memberikan dagangannya secara gratis, namun sang pangeran selalu menolaknya, misalkan dia mau, ia tetap membayar barang tersebut dan memaksa agar uang tersebut diterima pedagang. Hari itu tampak beda, ia langsung berjalan mengunjungi penjual bunga milik Helen. Toko bunga Helen merupakan toko bunga terlengkap bahkan bunga-bunga dari benua lain juga dijual disitu.

"selamat pagi nyoya Helen!?" sapa Barry.

"selamat pagi, suatu kebanggaan kau datang ke lapakku hari ini!, ada yang bisa kubantu pangeran?" jawab Helen.

"hari ini spesial, Aku ingin mencari bungan yang sangat indah!"

"ah benih-benih cinta memang menyenangkan" ucap Helen, sambil mencari-cari bunga didepanya. "ini bunga beautyfly, bunga dari pegunungan Galbatorix benua sebelah. Dalam legenda Avalon bunga ini..."

"lambang cinta suci raja Galbatorix kepada Dewi Alessa!" potong Barry. "baiklah aku ambil itu, berapa harganya Helena.

"ambil saja pangeran, ini gratis kepada pangeran yang sedang kasmaran haha!" ucap Helena.

"aaa, tunggu dulu, sudahlah Helena!. Aku memang kasmaran tapi aku tetap akan membayar bunga ini!." ucap Barry sambil memberikan uangnya.

"selalu saja begitu pangeran, keras kepala, baiklah kalau begitu silahkan!" jawab Helena sambil memberikan bunga tersebut.

Barry langsung berlari setelah membeli bunga tersebut. "semoga kau berhasil pangeran!" teriak Helena dari kejauhan.

Sekarang semakin jelas kenaapa tingkah Barry agak melenceng dari kebiasaanya. Ia tampak jatuh hati sejak awal melihat Monica. Hatinya lebih bahagia ketika ia menemukan seorang perawat yang siap membantu di distrik Tyez. Monica bergegas menuju kandang kuda membawa peralatan medisnya. Sampai disana hanya menemui Helean yang sedang mempersiapkan kuda sang pangeran.

"hai nona, mohon tunggu sebentar sang pangeran sedang belanja bunga!, aduh sialan malah langsung aku ceritakan!" ucap Helean.

"bunga, untukku?" tanya Monica sambil tersipu malu lagi.

"ah Aku tidak berkata apa-apa" ucap helean, mengacuhkan pertanyaan Monica sambil menyikat bada kuda.

Beberapa menit kemudian sang pangeran tiba, ia menyembunyikan sesuatu dibalik punggunnya.

"sudahlah tidak usah disembunyikan, Aku sudah tau itu bunga!" ucap Monica sambil tertawa.

"apa, bagaimana kau mengetahuinya?!" tanya Barry sambil kebingungan, juga memberikan bunga tersebut kepada Monica. Helean tetap saja menyikat kuda seolah tidak terjadi apa-apa.

Monica menerima bunga tersebut dengan senang hati, bunga itu langsung diciumnya dan memberikan suatu bau harum yang menenangkan.

"ee, kuda sudah siap tuan!" ucap Helean.

"kerja bagus Helean, mari nona Monica kita menuju Tyez!. ucap Barry sambil menaiki kuda perlahan.

Monica hanya mengangguk dan ikut menaiki kuda. Barry menjulurkan tanganya membantu Monica menaiki kuda, secara tidak langsung tercipta suatu nuansa romantisme dikandang tersebut. Heleanpun menikmati nuansa tersebut, ia ikut bahagia sang pangeran mencintai seseorang.

"kami pergi dulu Helean, kami harus memberikan pelayanan kesehatan kepada saudara kita di Tyez!, Hyahh" ucap Barry sambil memacu kudanya.

"semoga berjalan lancar pangeran!!" teriak Helean sambil melihat pangeran semakin menjauh.

Sudah dipastikan sang pangeran memang jatuh hati kepada Monica seorang gadis terpelajar yag baru saja kembali dan menjadi perawat di Istana. Tapi, perjuangannya untuk keadilan di Tyez juga tidak terhenti, bahkan ia malah mengajak Monica untuk terlibat dalam hal tersebut.

Sulit juga menciptakan suatu karakter yang begitu hidup dalam cerpen, dengna berusaha dan banyak membaca, Alahmdulillah terciptalah buah pikiran. Seorang karakter Monica yang diusahakan memiliki karakter serealis mungkin.

Tales Of Lost KingWhere stories live. Discover now