☜4☞

1.4K 68 1
                                    

"maaf jendral gadis yang jendral maksud belum kami temukan" seakan Hanson marah dan melempar gelas wine nya ketembok.

"cepat cari dia sekarang atau akan ik hukum kalian, cepat pergi" dengan marah Hanson menjawab. Sambil memegang kepalanya dengan tangannya.

"Ouh Lastri,je dimana??,"
Terkenang padanya waktu 18 tahun lalu waktu Hanson masih muda dengan gadis pribumi jawa yang berperawakan mungil dan kulit sawo matang.

Flashback on
Suatu hari Hanson ke acara tari tempat inlander dan banyak londo biasa atau prajurit, dia melihat anak pelayan rumahnya, dia datang dengan dikawal 3 prajurit nederland, dia mengenakan kemeja putih, celana hitam, dan tali hitam dikedua bajunya.

Saat itu Lastri berumur 18 tahun dan Hanson berumur 22 tahun.
Awal ia jatuh hati kepada Lastri, saat Lastri menari dengan cantik yang membuat Hanson terpikat, Lastri menari untuk membantu mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.

Disuatu sore indah Lastri sedang menyirami bunga ditaman rumah milik keluarga van dergin untuk membantu meringankan pekerjaan orangtuanya, setelah selesai dia berbalik badan tubuh mungilnya bertabrakan dengan pria berperawakan tinggi dan ternyata Hanson berdiri tepat dibelakangnya.matanya yang biru muda,kulitnya terkesan putih pucat,dan rambutnya berwarna pirang gelap.

"sinyo Hanson anda butuh sesuatu" kata gadis berambut hitam terkepang kesamping itu.

Hanson dengan kurang ajar berani menangkup pipi Lastri dengan tangan kanannya "Nee! Jangan panggil ik tuan cukup Hanson" katanya, Lastri amat canggung, pipinya perlahan memerah dan tiada penolakan.
kalo dia berontak pasti orangtuanya akan terkena masalah, "sinyo kalo sinyo tidak butuh sesuatu saya akan pergi,permisi" lalu pergi sambil menudukan kepala dan wajahnya merona.

Hanson menarik tangan Lastri dan berbicara, "ik hou van je" kata Hanson dengan berbisik, (aku cinta kamu) sosok Lastri yg cantik, polos, dan ramah membuat Hanson jatuh hati.
Lastri menatap Hanson, dia perlahan melepaskan tangannya dari gengaman Hanson lalu berlari,apa daya tubuhnya yang mungil tidak bisa berlari secepat mungkin. Hanson dengan lancang memeluk Lastri dari belakang.

"ik tidak suka ditolak!" kata Hanson mengeratkan pelukannya, lalu tangannya dengan nakal meraba tubuh gadis pribumi malang itu.
Lastri berontak, tetapi Hanson mengancamnya Lastri hanya diam dan menurut.

Setelah kejadian itu hubungan mereka semakin dalam dan Hanson berani mengundang Lastri kekamarnya untuk bercinta,saat orang tuanya tak ada dirumah untuk pergi keacara pertemuan, hubungan mereka semakin dalam seperti hubungan antar suami istri.

Sampai suatu ketika Lastri hamil dan perutnya tambah membesar dia marah kepada Hanson"bagaimana ini perutku semakin besar Hanson!! Ini salahmu"geram Lastri,
"diam!! Jangan menyalahkan ik Lastri ini anak ik, ik akan berusaha membujuk orang tua ik untuk menikahi je"

Tak lama ada suara teriakan serta debrakan, kedua orangtuanya Hanson yang dari tadi menguping."Hanson!! "

"papa en mama ik bisa jelaskan" mereka tergejolak kaget.

"Lastri je perempuan murah beraninya je menjebak anak ik sampai hamil" Lastri hanya menangis mendengar penghinaan komandan mennir van dergin.
padahal sepenuhnya kesalahan putranya bukan kesalahan Lastri.

"pejaga bawa tuan Hanson kekamar"

"Nee papa! Nee Mama, itu anak ik!!Lastri" teriak Hanson dalam rontaannya.

"anggit!! Anggit"ibunya Hanson memanggil ibunya Lastri,
Anggit adalah pelayan rumahnya, "Anggit ik, tak sudi melihat je dan anak je yang murahan ini ada disini cepat pergi dan bawa anak je yang murah ini pergi" ibunya Hanson berkata sambil mengoyangkan kipas ditangannya dengan angkuh.

#bersambung

"Arabella, Mijn Liefste" (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now