11 ° Kesekian Kali °

Mulai dari awal
                                    

Siapa lagi jika bukan Kyla.
Sungguh bernasib malang dirinya, sudah sekitar satu jam lebih--Kyla dikurung dalam kamar mandi ini.
Ia sudah berteriak, meronta bahkan memukul dan menendang pintu kamar yang lembab dan dingin itu.

Namun, pria yang memiliki kuasa di 'kandang'-nya itu nampak acuh atas suara gadis yang sejak tadi memohon 'tuk dibukakan pintu. Fathan memang kejam. Dirinya tak memberi kesempatan sedikit pun pada Kyla untuk menjelaskan kalung yang tak sengaja ia temukan itu. Fathan lebih memilih langsung menyeret Kyla dengan paksa, dan akhinya mengunci gadis tersebut di dalam kamar mandi. Entah iblis apa yang tengah menguasai dirinya untuk bersikap seperti itu pada Kyla.

Kyla sudah benar-benar tak kuat dengan dinginnya kamar mandi tempat dirinya berada kini. Kedua telapak tangannya sudah terasa menggigil--kakinya pun begitu. Tak ingin mati kedinginan di tempat ini--Kyla mencari handuk yang dapat mengurangi rasa dinginnya itu.

Ia mendapati sebuah handuk warna putih, yang cukup tebal dan langsung dipakai untuk menutupi tubuhnya. Merasa lebih baik--Kyla tak mengeluarkan sepatah kata pun lagi. Sekarang ia memilih diam dan menunggu keajaiban agar hati keras dan penuh dendam milik pria bernama Fathan itu--bisa luluh dan mengeluarkan Kyla dari tempat ini.

Kyla sendiri sedikit heran--mengapa suhu di kamar mandi ini begitu dingin. Berbeda dengan kamar mandi yang ada di kamar tempat ia dikurung seperti biasa. Kyla baru ingat--dirinya memang dikurung di kamar mandi yang berbeda. Seingat Kyla, Fathan memaksanya turun ke lantai utama dan akhirnya ia mengunci dirinya di sini.

====

Di sebuah ruangan dengan penerangan yang tak terlalu terang--Fathan berada. Ia berdiri mematung di salah satu sudut ruangan. Dengan tatapan nanar Fathan masih memegang kalung itu digenggam tangannya.

Di rasanya cukup tenang--Fathan berjalan gontai menuju sebuah lemari yang nampak tua namun masih terawat dengan baik. Ia mengambil sebuah kotak kayu yang dipenuhi ukiran bunga. Dibukanya dan kalung yang sedaritadi dipegangnya diletakan di dalam kotak itu.

Dengan hati-hati ia menyimpannya kembali di tempat yang aman. Fathan tak ingin ada seorang pun yang menyentuh barang-barang yang ada di ruangan ini, walau sedikit saja. Itu yang menyebabkan dirinya marah besar pada Kyla.

Kalung itu sangat berarti bagi Fathan. Ini berhubungan dengan masa lalu dirinya dengan orang tua Fathan yang sudah tiada. Seorang wanita yang Fathan biasa panggil dengan sebutan "Ibu."
Walau sebutan Ibu itu tak murni layaknya panggilan anak kepada Ibu kandungnya.
Ya, Ibu yang Fathan kenal dalam hidupnya bukanlah Ibu sebenarnya yang melahirkannya 26 tahun silam. Namun, semua itu tak ingin Fathan ingat lagi--ia memilih mengubur kenangan yang pahit itu dalam-dalam.

Fathan beranjak pergi dari ruangan itu. Menutup pintu dan menguncinya--ia tak memperbolehkan seorang pun masuk ke ruangan tersebut. Termasuk para pelayan rumah ini yang sudah ia percaya.

====

Tepat di depan pintu kamar mandi Kyla berada--seorang pria tengah mencoba membuka paksa pintu tersebut. Pria itu mencoba beberapa kunci yang dibawanya untuk membuka pintu tersebut.

Namun, belum sempat ia menyelesaikan niatnya....

"Eric?"

"Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Fathan seketika.

Kunci yang berada di tangan Eric pun terjatuh--ia kaget karena Fathan memergokinya saat akan membuka pintu kamar mandi tersebut.

Fathan mendekat ke arah Eric dan menatapnya dengan serius--kedua alisnya menunjukan ekspresi tak suka, "Apa tujuanmu membukakan pintu ini tanpa perintah dariku?!"

"Ma-maaf Tuan, sa-saya hanya memastikan bahwa---"

Praaanggg!

Suara pecahan dari benda berbahan kaca seketika terdengar. Dan berhasil memotong ucapan dari Eric--yang tadi berusaha membuat alasan pada Fathan atas sikapnya tadi. Dia beruntung--jika saja Fathan mengetahui niat Eric ingin membantu Kyla keluar, pasti pria itu akan sangat murka padanya.

"Kyla...!"

Dengan cepat--Fathan mengeluarkan kunci kamar mandi itu dari kantung celana jeans yang ia pakai. Pintu dibuka dan Fathan mendapati sebuah vas bunga yang pecah--pecahan kacanya berserakan tak karuan.

Dan yang lebih mengejutkan dirinya--Kyla, wanita yang sedaritadi ia kurung tengah tertidur pulas di bathtub kamar mandi miliknya.

Ya Tuhan... Gadis ini, benar-benar membuatku gila!

Dengan tatapan tak percaya--Fathan masih memandangi Kyla--yang nampak nyaman tidur di tempat itu. Dengan handuk yang melingkar di tubuhnya, bak selimut tebal, dan posisi tidur dari tubuhnya kini. Fathan menggeleng--bagaimana tidak, itu karena salah satu kaki Kyla sedikit mengangkang ke atas salah satu sisi bathtub tersebut. Pantas saja vas bunga yang tersimpan di sisi bathtub itu sampai pecah--karena tertendang oleh kaki milik Kyla--gadis yang berhasil membuat Fathan melongo di tempat.

 Pantas saja vas bunga yang tersimpan di sisi bathtub itu sampai pecah--karena tertendang oleh kaki milik Kyla--gadis yang berhasil membuat Fathan melongo di tempat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untung saja saat ini, Kyla memakai dress yang cukup panjang--sehingga kaki jenjang miliknya tak terekspos sedikit pun di kedua mata milik Fathan.

Disertai lunguhan yang lembut--mata Kyla membuka perlahan. Fathan pun berdehem, memberi tanda bahwa gadis itu harus segera bangun dari tempatnya.

Setelah mata itu terbuka sempurna. Kyla melihat ada sosok jangkung yang tengah memperhatikannya.
Dia....

Fathan?!

"Aaaaaa...!"



>>>>
TBC

Hola! Saya Update kembali di cerita ini....
Saya harap, pembaca yang setia nungguin cerita ini, selalu senang ya dengan setiap Chapter-nya :) Uhuhu
&
Terima Kasih untuk semua yang telah menyempatkan membaca apalagi sampai memberikan dukungan. Saya terhura, lho...Wehehe
*Serius seneng ini mah :')


° Enjoy n Keep Reading °

FataDila ^-^

Nikah Tebusan [16+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang